img Jadikan Aku Budakmu, Nona  /  Bab 3 Darah | 23.08%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Darah

Jumlah Kata:1680    |    Dirilis Pada: 29/09/2025

arkan diri adalah memori samar y

h, dia menyimpulkan demikian. Sebab bau khasnya melekat dan menjadi-jadi seiring kesadarannya berangsur menjauh. Di ten

s. Barangkali dia monster pengisap darah, sebab perilakunya begitu liar dan membabi buta. Jade mengingat betapa panik dirinya sehingga dia memberontak dan menendang, tetapi tenaganya justru

nar lenyap, tatapan pemuda itu terpa

seringai di waj

e terbangun dan berusaha menggerakkan sendi-sendinya yang kaku luar biasa. Mengerang sembari mend

nyeri, meraba kulit yang sebelumn

engan cermat. Sisa darah masih menempel di jemarinya, dan fakta ini membuatnya gemetar sekaligus takut. Bila dia benar-benar digigit, apa yan

e mana makhluk itu pergi. Jade menyapu pandang seluruh kamar. Tidak ada tanda-tanda perusakan. Barang-barangnya masih tergeletak rapi di tempat semula,

a. Potret gadis berwajah pucat itu masi

sternya sudah kembali

ran yang menjadi-jadi, Jade memutus

rumahnya masih rapi seperti sedia kala. Langkahnya menuruni tangga, melongok ke bawah dari bali

gang pisau tepat ketika suara pe

udah b

paras tanpa ekspresi. Penampilannya kelewat normal. Tidak ada lagi tubuh ringkih pucat dan berlendir, ataupun helaian rambut lebat yang menutupi wajahnya seperti spandu

andingkan ukuran tubuhnya; sekilas memiliki potongan tubuh yang sama dengan Cassie. Jade bisa dengan mudah m

sama gelap seperti rambutnya. "Sejak dulu aku sudah b

a dirinya bernapas pelan. "Kau

, tetapi secara subtil, tatapa

amu?" Jade

rde

i apa?

nnya untuk menyentuh Jade. Namun, pemuda itu menepisnya dengan kasa

ngin. "Tidak ada manusia yang

rkilat tajam dengan sorot jemu, lalu menatap wajah pemuda itu lagi. "Kau yang membebaskanku dari lukisan. Seharusnya ak

a lebih tegas dan keras. Pemuda itu menodongkan pisau lebih dekat ke pipi Cordelia. "Aku tidak puny

kalau kau menurunk

ade, menelengkan leher. Jemarinya yang bebas menunjukkan luka di lehernya

a dalam lukisan tanpa makanan selama bertahun-

a-tiba tercium bau darah, asalnya dari luar lukisan. Aku tak bisa mengendalikan naluri alami dan insting purba yang melekat di otakku. Kaumku sudah seperti ini sejak dulu tanpa kami minta. Singkat cerita, ragaku bereaksi secara otomatis untuk setiap tetes darah yang t

nya. Pemuda itu mundur sejenak hingga tubuhnya membentur konter dapur di belakang. Dia berpegangan

terkejut, tapi kukira kau sudah

a mata kelam Cordelia yang gelap dan kosong. "Darah, katamu? Kau bereaksi dengan

ebelum insiden itu. Jarinya tergores serpihan kayu. Dia sedang menyeka

sial

gan tangan. Rautnya beruba

menegapkan diri dan menghampiri Cordelia. "Ba

u?" Cordelia m

k serpihan kayu, lalu ... kau tiba-tiba muncul tanpa pemberitahuan sebelumnya. Aku sama sekali bukan orang yang kau harapkan. Bahkan sama sekali ti

k lagi," Cordelia ta

erti ban yang m

imu, aku tidak bisa masuk

gar rambutnya dengan frustrasi sambil berkacak pinggang, tak tahan dengan semu

yerupai putri kerajaan angkuh yang mondar-mandir dengan gaun tidur kuno. "Sudah kubilang tadi, aku tidak bisa menahan gejolak lapar yang menjadi-jadi. Sudah lama sekali sampai aku b

a? Lalu bagaimana ... apa hubungannya itu dengan

elia mengulurkan tangan ke lehernya. Jade praktis merasakan sengatan perih tatkala ujung jari Cordelia menyetuh lukanya. Gadis itu menjelaskan perlahan, "Saat abare menemuka

de mengerja

darah," kata Corde

imaksud bud

ain, setelah kau menerima gigitanku, kita sudah terikat secara adat abare. Ada sesuatu di dalam tubuhmu yang te

u hasrat. Pupilnya menggelap, dan warna hitam yang pekat

bat melalui ulu hatinya, dan naik ke sangkar rusuk. Kemudian, seolah-olah ada kantuk yang menyerbunya dengan tiba-tiba, kekuatan asing itu

ngan fokusnya yang terdistra

ade, mengusapkan ibu jarinya di sepanjang rahang dan bibir si pemu

Kepalanya sakit dan berputar-putar, seolah-olah dia dijangkit demam aneh secara mendadak. Pemuda itu menggeliat-geliut, mendesaukan napas yang tingg

an merundukkan wajah di leher Jade, yang kini terbaring tak berdaya sekaligus dicengkeram rasa takut. "Dan aku merasa sanga

uk lehernya, disusul sedetik kemudian, sengatan set

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY