img Jadikan Aku Budakmu, Nona  /  Bab 2 Pemicu | 15.38%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Pemicu

Jumlah Kata:1756    |    Dirilis Pada: 29/09/2025

e merentangkan tangan untuk menggapai subtansi itu. Sentuhan di jemari telunjuknya membuat bola mata itu meletus, seketika menciprati w

kasur di kamar kakeknya. Dia menunduk dan menemukan telapak tangannya s

Jade mendongak ke dinding seberang untuk menatap lukisan si gadis bangsawan. Mata hitam sosok itu me

li menjatuhkan kepala ke bantal. Dia bukan penggemar cerita horor. Dia tidak begitu percaya dengan hantu,

dan menggapai-gapai permukaan kasur. Dia menyambar ponselnya y

08.3

tidak t

kan tanda-tanda muak kepada Jade perihal sikap keras kepalanya yang tak mau berubah. Melihat betapa seringnya pemuda ini tersandung masalah (dan tid

itu memutuskan mengabaikan semua pesan dari pacarnya dan beralih melakuka

li bukan perbuatan sopan, tetapi dia harus bisa membiayai hidupnya yang pengangguran ini selama beberapa bulan ke depan, bukan? Lagi pula, untuk alasan materialistis itulah dia menerima warisan ini. Kalau bukan

h untuk dinilai satu per satu. Dengan bantuan internet, Jade mencari tahu selenting informasi tentang masing-masing relik dan artifak, memasang kisaran harga yang memungkinkan untuk tawar-m

skuit susu yang dibelinya di stasiun kemarin. Dia membetahkan diri

in masih tersimpan dalam koper, lalu mandi dan berganti pakaian. Jade hendak mengecek situs bar

si

erasa tidak enak karena sudah mengabaikan pacarnya terlalu lama. Pemuda itu

ie," sapan

erang telepon langsung menyambutny

pesan dan teleponku sejak tig

u pergi ke Ruswer, untuk mengunjungi rum

."Mata biru Cassie menyipit memperhatikan rambut Jade yang masih basah. Pandangan mencela itu bisa saja diartikan Jade se

enar ... kau tahu, banyak

tadi dirinya sibuk menawarkan barang-barang antik kakeknya di website jual-beli. "Nah, apa permintaan maafku dite

atin. "Kemarin Joseph membocorkan padaku kalau kau sempat bermalam di kantor polisi k

h kep

bretku, dan aku melakukan apa yang kurasa benar. Polisi itu tahu siapa yang salah, dan dia langsung melepasku begitu proses med

retak dan dia harus operasi. Kelu

tuk berdamai, itu saja

tengah keningnya. "Kusangka kau melakukan

perut orang lain. Botol-botol bir dan anggur yang pecah berkeping-keping. Kehidupannya benar-benar ha

u seperti kehilangan dirimu sendiri, Jade. Kau membuatku terlalu cemas setiap harinya karena panggilan dari kepolisian yang tiada henti; hari ini dit

sambil memijat keningnya. Dia tak pernah berniat memberitahu Cass

ngin mengatakan sesuatu. "Jade, kurasa

ikatan hubungan yang sudah goyah ini. Satu detik, dua detik, pemuda itu hanya menatap Cassie dan menanti. Ketika

arkan Cassie malah

sendirian

yang kosong. Hanya ada lukisan gadis cantik yang digantung di

eseorang ... s

? Di belakangku memang a

mengernyit. "Per

ra tadi ada seorang cewek yang berdiri di belakangmu." Nada Cassie terdengar sinis, seolah-olah Jad

g rumah ini. Tapi sepertinya dia adalah putri ban

tar Cassie membuat alis Jade berkedut ke atas. "Lukisan itu ada di

dengan keberadaan lukisan ini. Barangkali kalau mencari sedikit informasi tentang

kaya raya, ya? Kam

bahu sambil mende

e untuk mencari topik yang lain. Setelah kebisuan canggung ini, Jade akhirnya memutuskan me

terlihat lebih lega. Dia mengucapkan

ma Cassie menimbulkan rasa penasaran yang menyentil perutnya. Dia berputar dari tepi kasur dan m

abotan berdebu di kamar Kakek. Dengan gerakan sembrono dan kurang perhitungan, dia mengusapkan tisu kelewat kasar p

pinggirannya sudah tua dan terkikis. Sambil berbalik badan, Jade mencabut tisu lebih banyak dari kota

, ada bayangan gelap yang ta

ntas berputar untuk meli

ng dengan cepat. Di antara sulur gelap itu, ada jemari sepucat mayat, berlumur cairan lendir mirip plasenta, mencuat keluar menem

eritannya tak keluar. Mulutnya megap-megap seperti kehabisan napas,

manjang, dengan lendir yang menetes-netes ke lantai, lalu memperlihatkan pergelangan tangan yang kurus dan kaku.

hidup. Belum selesai diguncang kepanikan, Jade melihat sosok itu memanjat naik ke bingkai lukisan, dengan

ubuh yang utuh itu praktis jatuh ke lant

iannya samar terlihat akibat paparan sinar lampu. Seluruh kulitnya putih kepucatan dan agak berpendar, nyaris satu tingkat lebih gelap dar

ya yang kurus, lalu bahunya naik untuk menopang lengan, sementara dia berus

pa .

, lantaran gadis itu menerjangnya hingga terbanting ke

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY