V
di pinggang, seolah menunggu disentuh. Lampu kamar hanya menyisakan cahaya temaram dari sud
u, tak juga gerakan. Seolah dia tahu aku
m saja. Saat kain itu naik ke punggungnya, kuangkat tubuhnya sedikit, membalikkan arahnya hingga kini di
anya, dan akhirnya menarik daster itu sepenuhnya lepas. Sekarang dia telanjang di hadapanku. Aku menatapnya
menindih
awah tanganku, dada besarnya naik turun teratur saat aku menindihnya. Sudah tiga tahun
a ke arah dadanya, meremas pelan, lalu semakin keras. Ukurannya pas di genggama
ndesah
. Leo... pela
iri untuk percaya. Toh tubuhku sudah terlal
masuk lebih dalam. Rasanya
mulai berat, napasku menyentuh lehernya
ku serak. Aku mencengkeram pahanya,
uh, kulitnya putih. Dia istri yang sempurna, secara fisik. Tapi setiap kali aku ada di dalam dirinya, selalu a
anku malam ini bukan cuma karena gairah, tapi juga k
gerang, tubuhku membentu
agi menyentuh hatiku. Aku tidak mencintainya seperti dulu. T
a yang sudah menegang karena permainanku tadi. Lidahku memutar
g. Aku hampir sampai. Dan beberapa hentakan lagi, a
panjang, leherku menegang, mat
n sisa nikmat yang mengalir. Tapi hanya tubuhku yang puas.
k di tepi ranjang. Tak ada pelukan
kamu mau
tru karena itulah aku makin kesal. Dia masih berhara
meraih cela
dul tidak p
jika aku menatapnya lagi, aku takut akan
akan celana yang belum sepenuhnya kukancingkan. Udara di lantai bawah terasa leb
ras, dan menatap langit yang kosong sama seperti isi kepala i
g berdir
, garis ototnya masih terlihat jelas meski usianya sudah tidak lagi muda. Ia
lahan, lalu mat
lebih ke heran darip
tar, seolah kemunculannya tengah mala
geri?" tanyaku, masih ber
anya tenang.
u mengangguk pelan. T
" lanjutnya, suaranya tetap dingin. "Ada yang perl
dak membalas, tidak juga menanggapi. Kar
bicara, apalagi soal perasaan. Hubungan kami hanya sebatas
anyanya ketika a
lua
pa b
u di m
ahunya pelan. "Langsung ke kamar aj
iat bicara lebih jauh. Karena buat kami

GOOGLE PLAY