img Puncak Nafsu Ayah Mertua  /  Bab 4 Begitu besar | 21.05%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Begitu besar

Jumlah Kata:990    |    Dirilis Pada: 06/10/2025

lebih awal. Tapi aku tidak bisa membiarkan diriku malas. Rumah ini bukan hanya milik kami berdua lagi. Ayah mertuaku telah tinggal di sini itu bebera

dari jendela kecil, membias di lantai yang dingin. Biasanya aku akan langsung masuk dapur

ar

... suara napas. Berat. Terputus-putus. Lalu terdengar desahan rendah, s

yang menempel langsung di dapur. Dengan ragu aku melangkah me

, kali ini lebih jelas. Bukan des

yu yang sudah mulai keropos di pinggirnya. Aku

tme yang tak biasa. Irama napasnya pelan, lalu menin

, tapi karena syok. Karena panik. Karen

at ke dalam jika aku menunduk sedikit. Aku tahu aku tidak boleh melakukanny

ditahan, ak

mbelakangi pintu. Telanjang. Tangan kanannya menggenggam kejantanan nya yang ukurannya me

a dalam, seperti gumaman yang se

, meskipun aku tahu ini salah. Pandanganku tertuju pada gerakanny

di antara desahan terputus-putus. Tubuhnya bergu

am tubuhku, entah jijik, takut, ata

dengar, lebih keras, lebih dalam

aahhh...

an mata, mencoba menenangkan napas. Tapi bayangan tadi tak pergi. Bahkan saat aku berjal

itu membuatku muak pada diri sendiri. Aku menunduk, menutup wajah dengan kedua tangan, mencoba menenangkan napas yang

ci dan peralatan yang bahkan belum kusentuh. Tanganku masih gemetar saat mengambil sendok, lalu kuaduk udara kosong di atas wajan, hanya

i. Setiap hentakan seolah mendekat ke arahku. Jantungku berdetak tak karuan, dada terasa sesa

menoleh sedikit. Tubuhnya hanya tertutup celana pendek, kulitnya basah dan berkilau karena air y

nyaris patah. "Ayah kenapa mandi

makin dekat. "Dan pintu kamar mandi dapur juga

balasku cepat. Aku berbalik menuju

k bergerak banyak, tapi matanya tertuju padaku. Aku tahu. Sudah

sana. Aku sadar sedang diperhatikan, dan aku mencoba untuk tetap terlihat biasa. Tapi itu sulit. Apalagi setelah apa yang kulihat tadi di kamar man

ang lain. Rasa aneh yang muncul tanpa bisa kutolak. Seperti ingin menghindar, tapi tubu

an tubuhku cukup menarik perhatiannya. Aku merasa tidak nyaman menyadari itu, tapi

ayah mertua. Bu

angkan. Jantungku masih berdetak cepat. Lebih cepat dari biasa

up, Ayu? Apa enggak ny

rhenti sejenak. Aku tidak langsung menjawab. Aku tari

. Cuma agak kaget aja," jaw

ku hanya berharap dia berhenti melihatku seperti itu. Tapi

kamar mandi," tanyanya tiba-tiba yang me

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY