lebih awal. Tapi aku tidak bisa membiarkan diriku malas. Rumah ini bukan hanya milik kami berdua lagi. Ayah mertuaku telah tinggal di sini itu bebera
dari jendela kecil, membias di lantai yang dingin. Biasanya aku akan langsung masuk dapur
ar
... suara napas. Berat. Terputus-putus. Lalu terdengar desahan rendah, s
yang menempel langsung di dapur. Dengan ragu aku melangkah me
, kali ini lebih jelas. Bukan des
yu yang sudah mulai keropos di pinggirnya. Aku
tme yang tak biasa. Irama napasnya pelan, lalu menin
, tapi karena syok. Karena panik. Karen
at ke dalam jika aku menunduk sedikit. Aku tahu aku tidak boleh melakukanny
ditahan, ak
mbelakangi pintu. Telanjang. Tangan kanannya menggenggam kejantanan nya yang ukurannya me
a dalam, seperti gumaman yang se
, meskipun aku tahu ini salah. Pandanganku tertuju pada gerakanny
di antara desahan terputus-putus. Tubuhnya bergu
am tubuhku, entah jijik, takut, ata
dengar, lebih keras, lebih dalam
aahhh...
an mata, mencoba menenangkan napas. Tapi bayangan tadi tak pergi. Bahkan saat aku berjal
itu membuatku muak pada diri sendiri. Aku menunduk, menutup wajah dengan kedua tangan, mencoba menenangkan napas yang
ci dan peralatan yang bahkan belum kusentuh. Tanganku masih gemetar saat mengambil sendok, lalu kuaduk udara kosong di atas wajan, hanya
i. Setiap hentakan seolah mendekat ke arahku. Jantungku berdetak tak karuan, dada terasa sesa
menoleh sedikit. Tubuhnya hanya tertutup celana pendek, kulitnya basah dan berkilau karena air y
nyaris patah. "Ayah kenapa mandi
makin dekat. "Dan pintu kamar mandi dapur juga
balasku cepat. Aku berbalik menuju
k bergerak banyak, tapi matanya tertuju padaku. Aku tahu. Sudah
sana. Aku sadar sedang diperhatikan, dan aku mencoba untuk tetap terlihat biasa. Tapi itu sulit. Apalagi setelah apa yang kulihat tadi di kamar man
ang lain. Rasa aneh yang muncul tanpa bisa kutolak. Seperti ingin menghindar, tapi tubu
an tubuhku cukup menarik perhatiannya. Aku merasa tidak nyaman menyadari itu, tapi
ayah mertua. Bu
angkan. Jantungku masih berdetak cepat. Lebih cepat dari biasa
up, Ayu? Apa enggak ny
rhenti sejenak. Aku tidak langsung menjawab. Aku tari
. Cuma agak kaget aja," jaw
ku hanya berharap dia berhenti melihatku seperti itu. Tapi
kamar mandi," tanyanya tiba-tiba yang me

GOOGLE PLAY