img Sejuta cerita di balik pintu kos  /  Bab 4 Gula Jawa dan sapaan | 19.05%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Gula Jawa dan sapaan

Jumlah Kata:1198    |    Dirilis Pada: 15/10/2025

skenario-skenario mengerikan. Apakah aku harus membersihkan seluruh kos? Atau mengepel kamar mandi setiap hari? Atau mungkin, yang paling kutakutkan, aku haru

baru saja berlalu. Suara tawa Mei Lin yang renyah dan senyum tipis Li Hua adalah satu-satunya

, membawa piring kotor ke wastafel, berniat untuk mencuci piringku sendiri. Saat aku membasuh sisa nasi goreng, aroma teh hangat dari Bu Ratih masih te

kecil dari rak. Saat aku mencari kan

arapan, Dens? Cepat

ringnya di wastafel. Jantungku sedikit berdebar. Aku belum terbiasa berin

-pura sibuk mencari gula. Di rumah, Ibu selalu membuatkan teh de

erisi gula pasir di sudut meja. "Atau jangan-jangan mau bikin t

kepala, terke

hu! Dulu, penghuni kamar nomor tujuh sebelum kamu juga suka pakai

g samar, tapi terlalu malu untuk bertanya lebih lanjut. Rasa penasaran

kalau ada,"

n-bongkahan gula jawa berwarna cokelat gelap. "Nih, ambil saja. Bu Ratih tidak akan marah kok

ngan air panas dari dispenser. Aroma teh dan gula jawa yang mulai larut perlahan mengua

tanya Mei Lin, kini bersandar di ambang pintu dapur,

pertahananku sedikit runtuh. Aku menghela napas.

Galaknya cuma di depan. Aslinya baik kok," kata Mei Lin, lalu ia berjalan ke arah meja, mengam

elan. "Tidak usa

uga. Nanti kalau sisa, pasti dibuang Bu Ratih. Kan s

gguk, mengambil sepotong kue. Rasa manis dan lembu

ucapku, suaraku sedikit l

a juga anak rantau kok. Sama-sama berjuang," kata Mei Lin, lalu ia men

Aku mengira ia sudah melupakannya

aru di kamar nomor tujuh, ada tugas khusus. Aku jadi berpikir ma

emudar, digantikan oleh ekspresi yang lebih serius. "Kamar n

ajamkan pendenga

orang yang sangat tertutup. Suka menyendiri. Tapi dia juga sangat pintar. Dia sering membantu Bu Ratih meng

aran. Perasaan aneh mulai merayapi benakku, seolah

ak. Tidak ada yang tahu alasannya. Bu Ratih juga tidak pernah mau ce

snya itu... berhub

atih kan suka 'mewariskan' tugas ke penghuni baru. Siapa tahu kamu disuru

atnya tentang penghuni sebelumnya itu tidak membuatku lebih tenang. Justru sebaliknya, perasaan campur aduk itu semakin membelit. Tugas apa sebenarnya yang menungguku? Dan kenapa kamar nomor

"Kamu tahu kan kalau kamar nomor tujuh ini letakny

k, mengingat

. Bu Ratih tidak pernah mengizinkan siapa pun menyentuhnya. Dia selalu bilang, itu gudang pribadinya. T

sal dari gudang yang dimaksud Mei Lin? Dan mungkinkah 'tugas khusus' Bu Ratih ini ada hubungannya dengan pintu terkunci itu? Aku menatap Mei Lin, rasa penasaran dan ketaku

ra di dapur mendadak terasa dingin. Aku merasakan merinding di punggungku, seolah ada sesuatu yang mengawasiku dari balik dinding kamarku sendiri. Aku menatap Mei Lin, mencari jawaban, tapi ia hanya tersenyum tipis, menyimpan lebih banyak rahasia di balik t

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY