/0/29119/coverbig.jpg?v=07de4577222e8933efedc83503a2ad0f)
alah pasangan yang ditolak
anku; dia hanya menginginkan Liv
lung yang tak ternilai harganya, Ka
isnya. "Kau bahkan tidak panta
ngan perak dan menyeretku ke sel, sementara
nya tersentak, sebersit rasa sakit dari i
pa. Pada saat itu, tujuh tahun
ku menebusku, seorang Alpha s
Penasihat Strategis, dengan satu tu
ya tanpa berp
a
ndang Se
m. Bukan suara, tapi sebuah perasaan, sebuah st
ikatan. Masa observasi tujuh tahun antara Alpha Kaelan Adhitama dan Omega, Seraph
ahunan Kawanan Bulan Hitam memancarkan kilau yang mengejek. Jari-jariku mengen
enting kaca. Dia merayakan kemenangan bisnis baru-baru ini, tetapi semua orang t
dunia nyata, tapi terdengar seperti teriakan di ruang pikiran bersama
mu dengan mataku. Dia meluncur mendek
"Masih kerja keras saja. Pasti lelah sekali. Tapi kurasa,
sangat berbakat sebelum... yah, kau tahu." Dia menyeringai. "Setidaknya dia bisa mendengar kebutuhan
ah bertahun-tahun tidak kubuat. Ibuku. Dia boleh me
rena jarang digunakan. "Jangan ber
segelas anggur merah dari nampan yang l
undur selangkah. Itu adalah tindakan bodoh dan impulsif. Seor
nyipit penuh kedengkian. Dengan satu sentakan pergel
aroma perak yang tajam dan membakar. Hanya beberapa butir, cukup untuk menyebabkan rasa sakit yang lua
i. Aku memegangi wajahku, rasa terbakar
rtinya
dalam, bergema, dan penuh dengan otoritas yang membuat setiap
esankan memancarkan kekuatan dan amarah. Matanya, yang be
!" ger
melas. "Kaelan! Dia mendorongku
nadanya rendah berbahaya. "Dan dia masih di baw
juh tahun kau menahannya di sini, pengingat terus-menerus akan ikatanmu. Kau bilan
tapannya menyapu kulitku yang melepuh sebelum
suaranya tiba-tiba tanpa kehangatan sama se
ksa-hantu dari ikatan kami yang rusak. Dia menarikku menjauh dari kerumunan
-seperti hutan pinus setelah badai petir-memenuhi paru-paruku. Dia
embut sekarang. Dia selesai membersih
bil. "Aku minta maaf soal Livia," katan
mengatak
ta kabur di luar jendela. Lalu, dia berbicara lagi, dengan nada aneh
g mengenali. Hari di mana dia menatapku dengan jijik dan mengu
tawarnya, seolah itu bisa memperba
u topeng ketenangan yang tidak kurasakan. "Har
menjawab, suara manja yang dibuat-buat menyerbu pikiranku, karena itu dituju
put aku. Aku takut
ia. Ten

GOOGLE PLAY