/0/29187/coverbig.jpg?v=5619c1fee4829449be2abe5a6e8a3a99)
mah sakit yang steril, meratapi b
s. Terpeleset dan jatuh. Tapi aku tahu k
nguk. Dia tidak membawa bun
rat cerai dan perj
habatku sendiri-sedang hamil. Mereka adalah "keluarga s
iatri palsu untuk menggambarkanku sebagai w
nya hampa tanpa emosi. "Atau kau akan dipindahkan dari kamar yang
lihan hidupku secara paksa. Dia sibuk bertemu dengan pengacara saat aku kehilangan anak kami. Aku bukan ist
-benar te
uaku muncul bagai hantu dari masa lalu. Dia meletakkan se
uar untukmu," bisiknya, matanya pen
ng terlupakan, sebuah perjanjian yang dibu
nya pria yang ditakuti suamiku lebih dari kematian itu send
a
sempat kudekap menghantuiku dalam keh
el di sprei tipis yang kaku, aroma kimia tajam yang menggores tenggorokanku setiap kali aku bernapas. Di luar jendela yang
ni, bunyi monitor jantung yang berirama dan merendah
, lengannya melindungi wanita yang pernah menjadi sahabatku. Matanya, ketika akhirnya melirik tubuhku yang terkulai di lantai, tidak menunjukkan ci
ip, serpihan itu menusuk lebih dalam. Para dokter menyebutnya kecelakaa
gku berdebar kencang di dada seperti burung yang terperangkap. Aku berharap itu
itu M
alam setelan jas yang dijahit sempurna, kainnya berwarna arang gelap yang seolah menyerap semua cahaya di
. Lihat saja dia. Dia bahkan tidak melihatm
asa dia gunakan untuk menutup kesepakatan bisnis. Suara yang du
lidahku terasa berat. Aku hanya memperhatikannya, jari-jariku
letakkannya di atas meja dorong di samping tempat tidurku dengan bunyi gedebuk yang steril. Hal
a akhirnya bertemu denganku. Datar, tanpa emosi. Rahangnya mengeras, otot kec
ara orang asing yang keluar dari tenggo
. Bukan rasa bersalah. Bukan penyesalan. K
uaranya merendah, menjadi sangat lembut dan berbahaya. "Dan kau
arahku terasa dingin saat aku membaca istilah-istilah hukum itu. Aku t
a seperti anak panah beracun. "Amelia sedang hamil. Kami tidak mau
amku. Ini bukan tragedi. Ini adalah pengambilalihan hidupku s
dia bertemu dengan pengacara. Dia melindungi wanita itu. 'Keluarga' sejat
semangat juangku terkuras habis, hanya menyisakan
buku-buku jarinya memutih saat dia mencengke
dihormati. Mereka semua mengatakan kau menderita delusi, paranoia. Bahwa kau berbahaya bagi dirimu sendiri dan orang lain.
kkanku ke rumah sakit jiwa. Dia akan menghapusku, melukisku sebagai wani
lir, panas dan tanpa suara, menuruni pelipisku dan ma
enangannya pulih sempurna. "Pengacaraku akan kemba
dengan bunyi klik lembut dan final yang menggem
monitor adalah satu-satunya bukti bahwa aku masih hidup. Aku tidak punya apa-apa. Tidak, aku le
angit, terdengar ketukan lembut. Pintu terbuka lag
a Cl
g disanggul rapi berdiri di sana. Ibu Ratna. Dia adalah pengacara orang tuaku, seorang wanita yang sudah bertahun
an dan tekad. Tangannya yang dingin dan kering menempel di lenganku sejen
sedikit pun keadaanku yang hancur. "Dan saya dengar... pria itu baru saja di
, berukir, dan kuno. Kunci itu berat, terbuat dari ku
antap dan yakin. "Mereka juga sangat pandai menilai karakter. Mereka sudah m
jari-jarinya menutup jari-jariku di sekelil
asaanku. "Kunci ini membuka brankas di Bank Sentral Jakarta. Di dalamnya, kau akan menemukan sebuah kontrak. Kontrak
g tuamu memastikan kau tidak akan pernah benar-ben
dengan berat kunci di tanganku dan secercah harapan yang me
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY