img Perih Dicintai yang Tak Direstui  /  Bab 1 bukanlah sosok yang pernah ia impikan | 4.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Perih Dicintai yang Tak Direstui

Perih Dicintai yang Tak Direstui

Penulis: Deny Hernalis
img img img

Bab 1 bukanlah sosok yang pernah ia impikan

Jumlah Kata:2269    |    Dirilis Pada: 09/11/2025

ngusir rasa berat yang menumpuk di dadanya. Hari ini bukan hari biasa. Hari ini, hidupnya akan berubah selamanya.

ya untuk saling menjaga. Arman adalah cinta pertamanya, dan ia yakin Arman adalah pria yang akan menemaninya sampai tua. Bahkan ketika Arman melamarnya set

anya sendiri untuk men

ing seorang pria yang bukan pilihannya: Reza. Reza, tunangan sepupunya, Nadia, yang selama ini selalu tampak sopan dan hangat. Reza bukan pr

, Tara, ketika menahan tangis di kursi paling depan. Suara

u... aku harus melakukannya, Tara. Demi ayah..." suaranya serak, nyaris

rasa kasihan. "Aku mengerti... tapi... ini

ya. Ia sudah membuat keputusan. Ia harus menikah dengan Reza. Demi ayahnya yang sakit, de

ungnya. Ia tahu Luna tidak bahagia, tapi ia juga tak bisa menolak hari ini. Ia

atap gaun pengantinnya sendiri, memikirkan Arman yang mungkin sekarang tengah menahan amarah dan kesedihan di

tuh sakit. Dokter mengatakan ayahnya tidak akan bertahan lama jika stres atau kecewa. Maka, ketika keluarga Reza datang dengan niat baik

tegas. "Luna... aku janji akan menjagamu

da satu nama: Arman. Ia menatap mata Reza, mencari secercah ketulusan y

mahnya, menatap langit dengan mata kosong. Nadia, sepupu Luna, menep

ya, Nadia. Dan sekarang ia menikah dengan pria lain. Ka

mi..." Suaranya terputus, dan ia menatap ke arah tubuh kecil yang mulai tumbuh di rahi

yang ia tidak cintai, yang tidak memiliki pekerjaan tetap, dan harus menanggung beban harapan keluarganya. Malam-malamnya dipe

rumah sederhana mereka, tetapi Luna selalu menolak terlalu dekat. Ia takut luka hatinya

Reza suatu sore, menyerahkan pirin

. "Terima kasih, Reza... tapi aku tidak lapar." Su

erpikir itu hanyalah gosip, tapi setiap kali ia melihat Nadia, ada sesuatu di matanya yang sulit diabaikan. Rahasia yang disemb

ikirkan masa depan, bagaimana ia harus menjadi tulang punggung ayahnya yang sakit, dan

is di jurnalnya: "Aku mencintai Arman. Aku men

uk di ruang tamu yang sederhana, kopi panas di tangan. "Luna... ka

u, Tara... tapi hatiku... hatiku masih penuh luka. Bagaimana bisa

ima keadaan, Luna. Hidup tidak selalu tentang cinta

idak cukup untuk menghapus rasa sakit yang menumpuk. Ia tahu akan ada

yang tersembunyi. Arman tahu apa yang ia lakukan salah, tapi hatinya tetap menuntunnya pada Nadia. Dan Nadia... ia membaw

han tangis, menelan rasa cemburu, dan tersenyum di hadapan Reza ketika dibutuhkan. Namun di dalam hatinya, ia tahu: kehi

kuat," bisiknya, suara nyaris tenggelam dalam hening. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi besok, minggu depan, atau bulan depan. Tapi ia tahu satu hal:

rumahnya, menenangkan pikiran yang tidak pernah diam. Setelah beberapa minggu menikah, rasa asing terhadap rumah

etap, lelah, namun selalu berusaha tersenyum ketika Luna menatapnya sekilas. Tapi Luna... Luna tidak

bunga melati yang ditanam Reza memukul hidungnya. Ia menutup mata sejenak, mencoba menarik napas pan

i saku. Pesan masuk dari seseor

uh bicara. Sekal

ta dari Arman selalu bisa membuat hatinya runtuh, membuat semua yang telah ia bangun bersama Reza terasa s

lasan singkat: "Besok. Di kafe tempat

ru saja menyalakan api dari masa lalu, api yang mungkin

aroma kopi yang khas, meja kayu yang sudah tergores tanda waktu, kursi yang biasa mereka duduki k

cepat, wajahnya tegang. Begitu melihat Luna,

, hampir berbisik. "Kau..

langsung. "Aku tahu kau tahu... tapi ini bukan

yahmu akan bangga jika kau bahagia. Tapi kau... kau sendiri yang

gun selama berminggu-minggu. "Aku... aku tidak punya pilihan lain. Reza...

"Luna, aku tidak akan meminta kau meninggalkan Reza. Aku hanya ingin kau jujur pada di

inya ada masalah hukum yang bisa mempengaruhi bisnis mereka." Suara itu menimbulkan garis-garis tegang di wajah Reza. Ia menutup mata sejenak, mer

tagihan yang belum dibayar, telepon dari orang-orang yang menuntut janji-janji bisnis. Luna mulai menyadari bahwa pernikahan ini lebih kompleks dar

nya ada foto-foto Nadia yang sedang tersenyum di depan rumah sakit, perutnya tampak

lagi. Kau harus tah

sakit dan pengkhianatan memuncak. Ia menatap foto itu lama, membayangkan Arman dan Nadia bersam

dia. Rumah sepupunya tidak jauh, tapi setiap langkah menuju pintu terasa seper

suara Nadia terdengar se

Nadia. Tentang semuanya." Luna me

k tahu bagaimana... kau menikah dengan Reza, da

tang bayi yang kau kandung. Kau pikir aku tidak tahu? Aku tidak akan menangis atau mara

dak tahu... aku tidak ingin seperti ini, Luna. Tapi Arman.

arus kuat... karena aku harus menghadapi Reza juga. Kita semua... kita semua telah membuat

langit. Pikiran tentang masa depan, tentang Reza, tentang Arman dan rahasia Nadia, semua berputar di kepalanya sep

ah. Ia memperhatikannya setiap saat, mencoba menebak apa yang terjadi di balik tatapan jauh itu. Suatu

idak... tidak ada. Aku hanya... lelah. Pek

. Dan sebagai pria yang mencintai Luna dengan cara sederhana tapi tulus, ia bersumpa

inya menolak menyerah. Rahasia dan kebohongan telah menumpuk, dan ia harus membuat pilihan: apakah ia akan terus memb

ang hilang, ada rahasia yang membara, dan ada tanggung jawab yang menekan. Aku tidak tahu a

satu hal: pernikahan hanyalah awal dari konflik yang jauh lebih rumit, dan ia harus menghad

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY