img Pacar yang Tak Pernah Punya Waktu untukku  /  Bab 2 kekacauan hidupnya | 8.33%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 kekacauan hidupnya

Jumlah Kata:2073    |    Dirilis Pada: 09/11/2025

tasi yang harus ia serahkan besok. Pekerjaan selalu menjadi pelaria

ya sempurna, rambutnya rapi, dan aura dinginnya masih seperti lima tahun lalu-tapi kini ada sesuatu yang berbeda. Ada

Suara itu membuat jantungnya berdegu

lama menatapnya. Namun matanya tak bisa menahan diri; ia menangkap t

gan yang mengerjakan kampanye pemasaran besar-besaran untuk klien internasiona

serius atau menatapnya terlalu lama, Elara merasakan kilatan peringat

m menatap mereka dengan campuran kagum dan takut; hubungan

lama lagi?" tanya salah satu staf,

profesional. Tidak ada lagi pertengkaran yang memalukan, tidak

erasa harus waspada. Tidak ada satu kata pun keluar dari mulutnya yang tak mengandung maksud te

t penyelesaian cepat. Ruang kantor sepi, hanya lampu me

rdetak cepat. Ia merasakan Kiano berdiri di belakan

a-tiba, suaranya rendah. "Kampanye ini bukan

hangatan yang samar, membuatnya sedikit goyah. "Dan kamu terlalu percaya diri de

pi ia menahan diri. "Baik. Lihat ini." Ia menatap layar, jari-jarinya menari d

lebih hidup, lebih emosional, lebih menarik. Dan itu membuatnya sadar sesuatu ya

ting klien, melakukan survei pasar, dan presentasi di depan direksi. Di setiap kesem

bak di sebuah kafe dekat kantor karena jalanan t

jan reda," kata Kiano, duduk di sebera

rtinya kita terpaksa menghabiskan waktu bersama lagi." Nad

ipis. "Aku kira kamu tidak ak

enang? Jangan bercanda. Ak

enenangkan. Dan untuk pertama kalinya, mereka berbica

kepala?" tanya Elara tiba-tiba, su

wab. "Mungkin kita tidak tahu cara memahami satu sam

ah mati rasa. Ia teringat semua pertengkaran, semua kata-kata yang mengiris. Dan tib

u yang... ambigu. Mereka tetap saling menantang, tapi ada momen-momen kecil

apkan presentasi terakhir. Kantor sepi, hany

k bekerja," kata Kiano, menata

yek ini gagal. Aku tidak seperti kamu, yang

ara bergetar aneh. "Keberuntungan? Aku bekerja keras.

yang terasa tegang, tetapi bukan tegang karena benci.

stri di Bali. Di tengah acara, Kiano dan Elara ditugaskan seba

n penuh energi. Tapi di balik layar, sebelum present

aranya lembut tapi tegas. "Tapi aku ingin kita lakukan ini

cepat. "Aku juga ingin. Tapi jangan

mbalas dengan senyuman yang memb

ggema, tetapi yang paling mereka rasakan bukanlah pujian, melainkan...

a lebih banyak tentang masa lalu mereka, tentang kesalah

, menatap ombak yang memantulkan cahaya bul

. Tapi sekarang... aku siap. Siap untuk mengakui apa yang a

ngun selama bertahun-tahun. Ia sadar, sesuatu telah berubah. Tidak ada lagi kebe

hwa kisah mereka belum berakhir. Justru, ini baru permulaan-permu

ringan saat membaca pesan masuk dari Kiano. "Ada rapa

a sama dengannya lagi terasa seperti menapaki medan ranjau yang tak terlihat. Ada k

nta Elara menyiapkan semua data dalam waktu singkat bukan hanya soal proyek. Ini adalah tes-bukan untuk menan

cemas. Proyek baru ini adalah kampanye digital terbesar

a seperti dulu-dan sesuatu yang berbeda: ada ketenangan, ada kesaba

p setiap kali memberikan ide. Ada permainan tak terlihat di mata mereka: tantangan t

ebelahnya, "Aku rasa mereka... berbeda sekarang. Ada che

ata apa-apa, tapi matanya menahan tawa. Kiano membalas den

r menjadi kebiasaan, dan setiap malam menghadirkan suasana yang berbed

ya, menyesuaikan angka dan data. Mereka bekerja dalam diam, tapi ada kehen

ka ini bisa lebih baik kalau kita mengubah pendekat

ingin melihat bagaimana kamu memecah

asi-melainkan ketertarikan yang jujur. Hatinya berdebar,

terjebak di kantor karena banjir di jalan ut

n reda," kata Kiano, menatap huj

ng basah. "Sepertinya aku akan mengha

rangnya, menatapnya

getar. "Takut apa? Aku sudah terbiasa de

i ada sesuatu yang berbeda. Tidak ada sindiran, tidak ada

g dengan klien internasional. Mereka harus mempresentasikan strat

an Elara duduk di mobil yang sama. Suasan

kata Elara tiba-tiba, menatap Kian

rus tersenyum atau tetap serius. "Aku belajar. Dari pe

ata itu menyentuh hatinya. Lima tahun lalu, mereka saling membenci. Sekarang, ia m

n, menjelaskan strategi, dan menjawab pertanyaan sulit. Tapi mereka menemukan ri

tapi Elara lebih cepat menyodorkan solusi kreatif yang belum terpikirkan oleh Ki

yata kamu memang hebat," gumamnya

uga bisa bilang begitu padamu," jawabny

. berbeda. Ada percikan yang sebelumnya tidak pernah ada, sesua

i, Elara berjalan di balkon, menatap kota yang berkilau di

enatap langit yang mulai bersih. "K

suka... tapi lebih suk

daripada kata-kata. Dan untuk pertama kalinya, Elara merasakan kehangatan di hatiny

lara mengenakan gaun merah panjang yang elegan, rambutnya diikat rapi. Kiano,

da ringan dan pandangan yang saling menilai. Beberapa tamu mempe

balkon lantai atas, menatap kota dari ketinggia

iano pelan. "Bukan seperti dulu. A

ku juga," jawabnya. "Tapi... aku takut. Takut kal

hadapi bersama. Tanpa drama, tanpa topeng. Aku in

tahu, kata-kata itu bukan sekadar janji-ada niat, ada keberanian, ad

ak akan menghentikan mereka untuk mencoba lagi. Justru, masa lalu itu menjadi pelajaran, fondasi yang memb

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY