tasi yang harus ia serahkan besok. Pekerjaan selalu menjadi pelaria
ya sempurna, rambutnya rapi, dan aura dinginnya masih seperti lima tahun lalu-tapi kini ada sesuatu yang berbeda. Ada
Suara itu membuat jantungnya berdegu
lama menatapnya. Namun matanya tak bisa menahan diri; ia menangkap t
gan yang mengerjakan kampanye pemasaran besar-besaran untuk klien internasiona
serius atau menatapnya terlalu lama, Elara merasakan kilatan peringat
m menatap mereka dengan campuran kagum dan takut; hubungan
lama lagi?" tanya salah satu staf,
profesional. Tidak ada lagi pertengkaran yang memalukan, tidak
erasa harus waspada. Tidak ada satu kata pun keluar dari mulutnya yang tak mengandung maksud te
t penyelesaian cepat. Ruang kantor sepi, hanya lampu me
rdetak cepat. Ia merasakan Kiano berdiri di belakan
a-tiba, suaranya rendah. "Kampanye ini bukan
hangatan yang samar, membuatnya sedikit goyah. "Dan kamu terlalu percaya diri de
pi ia menahan diri. "Baik. Lihat ini." Ia menatap layar, jari-jarinya menari d
lebih hidup, lebih emosional, lebih menarik. Dan itu membuatnya sadar sesuatu ya
ting klien, melakukan survei pasar, dan presentasi di depan direksi. Di setiap kesem
bak di sebuah kafe dekat kantor karena jalanan t
jan reda," kata Kiano, duduk di sebera
rtinya kita terpaksa menghabiskan waktu bersama lagi." Nad
ipis. "Aku kira kamu tidak ak
enang? Jangan bercanda. Ak
enenangkan. Dan untuk pertama kalinya, mereka berbica
kepala?" tanya Elara tiba-tiba, su
wab. "Mungkin kita tidak tahu cara memahami satu sam
ah mati rasa. Ia teringat semua pertengkaran, semua kata-kata yang mengiris. Dan tib
u yang... ambigu. Mereka tetap saling menantang, tapi ada momen-momen kecil
apkan presentasi terakhir. Kantor sepi, hany
k bekerja," kata Kiano, menata
yek ini gagal. Aku tidak seperti kamu, yang
ara bergetar aneh. "Keberuntungan? Aku bekerja keras.
yang terasa tegang, tetapi bukan tegang karena benci.
stri di Bali. Di tengah acara, Kiano dan Elara ditugaskan seba
n penuh energi. Tapi di balik layar, sebelum present
aranya lembut tapi tegas. "Tapi aku ingin kita lakukan ini
cepat. "Aku juga ingin. Tapi jangan
mbalas dengan senyuman yang memb
ggema, tetapi yang paling mereka rasakan bukanlah pujian, melainkan...
a lebih banyak tentang masa lalu mereka, tentang kesalah
, menatap ombak yang memantulkan cahaya bul
. Tapi sekarang... aku siap. Siap untuk mengakui apa yang a
ngun selama bertahun-tahun. Ia sadar, sesuatu telah berubah. Tidak ada lagi kebe
hwa kisah mereka belum berakhir. Justru, ini baru permulaan-permu
ringan saat membaca pesan masuk dari Kiano. "Ada rapa
a sama dengannya lagi terasa seperti menapaki medan ranjau yang tak terlihat. Ada k
nta Elara menyiapkan semua data dalam waktu singkat bukan hanya soal proyek. Ini adalah tes-bukan untuk menan
cemas. Proyek baru ini adalah kampanye digital terbesar
a seperti dulu-dan sesuatu yang berbeda: ada ketenangan, ada kesaba
p setiap kali memberikan ide. Ada permainan tak terlihat di mata mereka: tantangan t
ebelahnya, "Aku rasa mereka... berbeda sekarang. Ada che
ata apa-apa, tapi matanya menahan tawa. Kiano membalas den
r menjadi kebiasaan, dan setiap malam menghadirkan suasana yang berbed
ya, menyesuaikan angka dan data. Mereka bekerja dalam diam, tapi ada kehen
ka ini bisa lebih baik kalau kita mengubah pendekat
ingin melihat bagaimana kamu memecah
asi-melainkan ketertarikan yang jujur. Hatinya berdebar,
terjebak di kantor karena banjir di jalan ut
n reda," kata Kiano, menatap huj
ng basah. "Sepertinya aku akan mengha
rangnya, menatapnya
getar. "Takut apa? Aku sudah terbiasa de
i ada sesuatu yang berbeda. Tidak ada sindiran, tidak ada
g dengan klien internasional. Mereka harus mempresentasikan strat
an Elara duduk di mobil yang sama. Suasan
kata Elara tiba-tiba, menatap Kian
rus tersenyum atau tetap serius. "Aku belajar. Dari pe
ata itu menyentuh hatinya. Lima tahun lalu, mereka saling membenci. Sekarang, ia m
n, menjelaskan strategi, dan menjawab pertanyaan sulit. Tapi mereka menemukan ri
tapi Elara lebih cepat menyodorkan solusi kreatif yang belum terpikirkan oleh Ki
yata kamu memang hebat," gumamnya
uga bisa bilang begitu padamu," jawabny
. berbeda. Ada percikan yang sebelumnya tidak pernah ada, sesua
i, Elara berjalan di balkon, menatap kota yang berkilau di
enatap langit yang mulai bersih. "K
suka... tapi lebih suk
daripada kata-kata. Dan untuk pertama kalinya, Elara merasakan kehangatan di hatiny
lara mengenakan gaun merah panjang yang elegan, rambutnya diikat rapi. Kiano,
da ringan dan pandangan yang saling menilai. Beberapa tamu mempe
balkon lantai atas, menatap kota dari ketinggia
iano pelan. "Bukan seperti dulu. A
ku juga," jawabnya. "Tapi... aku takut. Takut kal
hadapi bersama. Tanpa drama, tanpa topeng. Aku in
tahu, kata-kata itu bukan sekadar janji-ada niat, ada keberanian, ad
ak akan menghentikan mereka untuk mencoba lagi. Justru, masa lalu itu menjadi pelajaran, fondasi yang memb

GOOGLE PLAY