terasa lebih seperti butik kesehatan. Arsitektur bangunannya yang serba kaca dan marmer mencerminkan kesu
ujar Ika manja sambil m
nya terfokus penuh pada Ika. Pria itu membuka pintu Ik
rasa berat, bukan hanya karena beban emosi, tetapi juga k
ehat ya, Sa," bisik Ibu D
ar berharap bayi itu sehat. Kebahagiaan bayi itu adalah satu-satunya j
mesra tentang nama yang sudah mereka siapkan-nama yang terasa asing dan jauh di telinga Elsa. Ibu Delon men
uran di kisah i
ada pintu bertuliskan "Onkologi: Konsultasi Rawat Jalan." Jan
kembali terngiang di benaknya. Rasa takut itu menyeruak, beradu dengan rasa sakit di
permisi ke toilet se
Setelah ini giliran Ika,"
etapi tidak masuk. Ia justru berbelok menuju lorong ya
b sage green dengan wajah teduh, kontras dengan wanita yang ia rasakan di
mata kepedihan, yang sejak tadi ia
rena cemburu. Air mata
tahu ia tidak bisa melaw
simal (kemoterapi) karena takut rahasianya terbo
Delon, melainkan membuka sebuah folder tersembunyi.
memerlukan pen
Aku harus bertahan. Bukan untuk Mas Delon, tapi untuk Risa dan Dani. D
pesan dari Ika: Kak Elsa, sudah dipangg
m, memaksakan oksigen masuk ke paru-parunya. Ia menatap cermin itu sekali
mu, Elsa. Tuan ru
on serta Ika baru saj
mbicarakan tentang furniture bayi. Tiba-tiba, sua
Delon dan Ika keluar dengan wajah berseri-seri, wajah ya
n dengan suara bangga. "Dan... Delon j
mencium keningnya. Ika tertawa b
nuh kebahagiaan yang dipenuhi cinta. Semua yang ia inginkan,
Ibu Delon, "Selamat, Bu. Selam
memaksakan senyum tulus yang tersisa di hatinya
itu, tetapi ia segera
dikit bergetar." Ika menarik diri, menatap mata Elsa.
Ika. Tatapan tulus Ika adalah kelemahan terbesarn
lu terharu. Apalagi tahu jenis kelaminnya laki-laki. Sud
is, tapi segera ber
g Mas harus benar-benar menjaga Ika
nada lega. "Terima kasih, Elsa.
argaan terakhir sebelum ia mati penghargaan karena telah berhasil menjadi istri yang pen
rjalan bergandengan di depan. Mereka adalah masa depan. Elsa adal
n pil pereda nyeri dan menelannya tanpa ragu. Penyakitnya haru
il untuk Ika. Ibu Delon sudah masuk ke m
n. Jaga Ika baik-baik," ujar Ibu D
g masih berdiri di samping mobil, memandang
" pangg
Ia menoleh dan me
pulang, kan?" tanya Delo
asa bersalah. "Kak Elsa, aku minta maaf. Tadi Ibu [Delon
idak, Sayang. Ucapan Ibu itu tulus. Ak
ke rumah kakak. Kenapa Kakak tidak menginap lagi saja di rumah kami ma
dan kembali ke dunianya yang sunyi. Ia harus segera pergi sebelum efek
arah mobil, lal
Tapi, Mas Delon, aku rasa aku tida
n kamu bilang kamu akan tinggal di rumahmu sendiri yang
disematkannya khusus untuk
Mas tahu sendiri, aku tidak punya pembantu. Jika ditinggal semalam, debunya su
ini, besok sudah pasti aku tidak sempat. Apalagi, rumahku kan jauh l
Ia harus menunjukkan pada Delon bahwa ia mandiri dan sibuk mengurus diri sendiri, sehingga Delon tidak perlu khawatir dan akan terus men
Mas Delon carikan Kakak pembantu saja. Agar Kakak
dak nyaman karena Ika menyinggung masalah
a. Nanti aku transfer
e saja, jangan na
nya. "Aku sudah panggil taksi. Taksi online-ku sudah datang, ak
hiasi senyum palsu terakhirnya. Ia berbalik cepat,
n air mata kepedihan itu mulai merembes keluar. Ia melihat pantula
nya pulang ke rumahku yang sunyi, tempat Jendela Kaca yang s
mbawanya menjauh dari Delon, dari Ika, dari kebahagiaan, dan men

GOOGLE PLAY