img Sketsa Hati  /  Bab 5 Apakah Tuhan menyiksaku | 6.10%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Apakah Tuhan menyiksaku

Jumlah Kata:1445    |    Dirilis Pada: 06/04/2022

h pada Tuhan, marah pada kedua orangtuaku. Sedih karena merasa diabaikan dan tak

tup telepon, Ares

stra Jepang," ucapnya den

ng, aku hanya diam ta

i sana?" Kembal

u melempar begitu saja ponselku ke pojok tempat tidur, kembali

udah tak mampu. Padahal di saat Mama menelepon, rasanya aku ingin menangis sejadi

u kembali berbunyi. Nama Ar

" ajaknya ketika panggilannya k

aku lagi nggak mood buat

ng satu itu benar

dari silsilah keluarga jika tidak lolos di Fakultas Kedokteran, dia m

an santainya memberi selamat yang tidak pada tempatnya. Bagaimana

epon. Kupikir Ares akan pergi begitu saja karena penolakanku. Tak lama, pintu kamarku

aya itu dengan napas ngos-ngosan. Sepertinya dia

enapa?" tan

rdengar jeritan agak lebay suara

ang ibu pemilik kos dengan wa

au bunuh diri!" A

mau bunuh diri. Makanya Ibu khawatir. Atuh Neng, jangan bikin kosan Ibu jadi

. "Kamu jangan bikin cerita aneh-aneh, Res!" ujarku setengah berter

mau bunuh diri dengan mogok makan," kilah Ares beralasan ket

berantem sama pacar jangan ngerepotin orang lain," omel perem

t-ribut di depan kamarku. Tak ingin menjadi pusat perhatian, aku bergegas men

i, sih, Res? Aku kan malu sama si Ibu,"

mau makan segala," ujarnya sant

kamu enggak peka banget, si

apalagi perut kosong. Nanti diisi setan. Sudahlah

ulut dengan Ares, hanya cenge

tu, terselip rasa geli. Bisa-bisanya dia

kenyang. Buruan, keburu gue pingsan kelapar

Aldo saja," gerutuku

cangnya yang kental begitu sarat bumbu, rasa pedasnya terasa pas di lidahku. Aku yang biasa tidak terlalu suka tahu dan

ggak lapar segala," serunya melihat

ereal di kosan juga bisa," gerutuku m

kan? Lagian kita harus merayakan keb

edih, orang Papa benar-benar melakukan ancamannya," se

ahmu, Lia?" Kali ini Aldo bersuara, setelah sebel

at belajar, enggak taunya beneran, Do." Seketika rasa sesak it

res, menyodorkan tisu ke tanganku. Saat itu aku mer

ersedih dari lo karena enggak lolos ujian masuk PTN. Kan, sudah gue bilang, kalau beneran lo

ru kali itu aku bertemu seseorang yang masih berus

, dia sebenarnya perhatian. Perlahan-lahan, perasaanku terhadapny

olos FSRD?" tanyaku

Aldo dengan senyum pu

n beberapa pasang mata dari pelanggan kupat tahu tempa

ap bisa bareng sama kam

Lo harus berlapang dada menerima," kek

Aku menatap

menepuk dada. "Kita sefakultas, onegaishimasu!" ujar

a cowok bergaya cuek itu

ngan tawa. Semua berkat Ares. Cowok itu seakan tak tersentuh oleh perasaan sedih. Dia bagaikan mat

*

es kembali disibukkan dengan pekerjaan kami di kafe. Berharap pada s

Mama kembali menelpon. Ada rasa canggung yang kurasa.

r uang untuk pendafta

n kah

Andai kala itu Mama ada di hadapanku, ingin rasanya menghambur ke pelukannya. Aku bagai m

n Lia belum bisa membangg

idaknya aku tau bahwa aku masih

kapan jadwa

sihku, suara Mama kembali te

depan

ri kosan di Jatinagor untu

el

Semoga bulan depan Mama bisa mengunjungi kalian," ujar Mama, ke

n terakhir, untuk memastikan bahwa tidak sedang berhalusina

nikasi yang terjalin di antara kami tidak begitu bagus. Mereka terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan. Aku dibiarkan

aku yakin, dengan latar belakang pendidikan yang mereka punya, mereka

alu berjalan di jalan yang sudah diatur sedemikian rupa oleh kedua orangtua. Segala am

lahan dengan kosannya. Pada saat itu aku langsung mengambil kesimpulan, tahun-tahun pertama perkuliahanku tak akan indah. Hidup di ba

img

Konten

Bab 1 Sesak Bab 2 Awal Bertemu Bab 3 Meet Up Bab 4 Anak yang tak dianggap Bab 5 Apakah Tuhan menyiksaku Bab 6 Mahasiswa Baru Bab 7 Menyukai Dalam Diam Bab 8 Masa Lalu Ares Bab 9 Hidup Bebas
Bab 10 Hiburan Malam
Bab 11 Sahabat Rasa Pacar
Bab 12 Sahabat Terbaik
Bab 13 Rahasia yang terbongkar
Bab 14 Salah Paham
Bab 15 Konfirmasi
Bab 16 Hati yang lain
Bab 17 Hanya tak ingin sendiri
Bab 18 Menyamankan hati
Bab 19 Khawatir
Bab 20 Lelaki Pencemburu
Bab 21 Menyerah
Bab 22 Setitik Rasa
Bab 23 Kepingan Puzzle
Bab 24 Lelaki yang perhatian
Bab 25 Alat Gambar Baru
Bab 26 Butiran Pasir
Bab 27 Rasa yang masih tersisa
Bab 28 Melepaskan
Bab 29 Bertemu Kak Daren
Bab 30 Lengan yang Nyaman
Bab 31 Wisuda Kak Daren
Bab 32 Dia yang Memperjuangkanku
Bab 33 Papa Murka
Bab 34 Masa Depan Suram
Bab 35 Bertemu Aldo
Bab 36 Lulus
Bab 37 Bahagia yang Sederhana
Bab 38 Halo Calon Mertua
Bab 39 Kami Ingin Menikah
Bab 40 Sebuah Perjuangan
Bab 41 Sampai Maut Memisahkan
Bab 42 Pengakuan Aldo
Bab 43 Persiapan
Bab 44 Sketsa Usang
Bab 45 Hari-hari Menjelang Pernikahan
Bab 46 Aku Harap Ini Mimpi
Bab 47 Kenapa Bukan Aku
Bab 48 Dia Masih Ada
Bab 49 Melepas Kenangan
Bab 50 Dia Kembali
Bab 51 Aku Takut Bangkit
Bab 52 Ajang Perjodohan
Bab 53 Kesempatan Kedua
Bab 54 Hal yang Mendebarkan
Bab 55 Bersamamu
Bab 56 Memupus Bimbang
Bab 57 Harta yang Paling Berharga
Bab 58 Menyelesaikan Masa Lalu
Bab 59 Satu Kepingan Puzzle
Bab 60 Selamat Tinggal
Bab 61 My Pain Killer
Bab 62 Ke Bandung Aku Kembali
Bab 63 Hapus Ragumu
Bab 64 Tuhan Tidak Adil
Bab 65 Yang Terlupakan
Bab 66 Calon Suami
Bab 67 My Protective Man
Bab 68 I'll Stand by You
Bab 69 Hati yang Kembali Patah
Bab 70 Ambil Saja Nyawaku
Bab 71 I Need You
Bab 72 Langkah Baru
Bab 73 Luka yang Kembali
Bab 74 Mimpi Buruk
Bab 75 Tempat Ternyaman
Bab 76 Pasrah
Bab 77 Janin Tak diharap
Bab 78 Belajar Menerima
Bab 79 Percaya Saja
Bab 80 Menata Kembali
Bab 81 Aku Yakin Kuat
Bab 82 My Panacea, My Pain Killer
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY