img Mas Aska Kesayangan Kunti  /  Bab 3 Simbiosis Mutualisme | 42.86%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Simbiosis Mutualisme

Jumlah Kata:2127    |    Dirilis Pada: 10/06/2022

ntul. Setiap pagi, para warga selalu menanyakan

ang wanita datang, insting pedagang Aska langs

hanya ingin bertanya, ke mana adikmu

ya. “Dia sudah pergi

erada di sini, mungkin saja dia bisa membawa keberuntungan untuk warungm

yang Kirana ucapkan. Bahwa warung miliknya su

neh berpakaian mirip hantu itu dan menanyakan apa yang

*

tapi gadis itu tak berada di sana. Ia menunggu di ujung jalan. Hari

neh itu di sana. Mungkin dia sudah pulang ke rumahnya

us tiram demi memancing penciuman Kirana. Sayangnya, gadis itu juga

dan tidak laku. Di depan rumahnya, Aska melihat ke arah warung yang berada di seberang

liknya, tetapi makhluk gaib itu tak bera

e

engalir. Pocong itu berada di dalam kotak sampah. Tersenyum menyer

noleh pada sumber suara dan semakin terkejut karena pena

ia hanya terkejut karena wajahmu sejelek itu,” desis Kirana pad

melihatnya?

hat semuanya!”

menca

dak bisa ke luar hutan di siang hari! Bisa-bisa dipukuli mass

mu datang ke sini

bisa mencium itu!” bantah Kirana merapikan ramb

*

ahnya dan membiarkan gadis aneh itu me

hidup!” ucap Kirana membuat Aska menoleh padanya. Kirana pun i

unung, aku tidak bisa hidup sepert

ngan ujung bibir naik sebelah. “Tapi, kenapa k

na kembal

gkan anak malang ini ke Gunung Suntul,” jawab Kirana. Ya, terserah s

ang menaruh guna-guna di warungku. Bis

t bulu di sekujur tubuh Aska berdiri tegak seperti Kucing hendak berten

ar mirip hantu

” alibi Kirana agar tak ketahuan. Bisa mati berdiri pria di had

warungku!” Aska memegang kedua tangan Kirana

?” tany

gin sekali!”

turun gunung!! Apa di gunung itu

pat hilangkan guna-guna itu!” te

patnya Kirana menyeruput saus

menatap warung yang diisi ol

mereka di sin

erit Aska t

ali,” lanj

reka semua!”

ga butuh bayaran dengan pekerj

mi, kepiting, udang dan gu

memelas. Aska menoleh padanya. Kirana ter

a sendiri!” bent

Kau boleh tinggal di

a aku memiliki adik seperti hantu!” be

ya. Satu tali pocong dan gumpalan rambut terdapat di sana. Tan

warung itu. Juga beberapa bunga kering di bawah rak pir

ak ada apa pun!” bantah Aska sambil terus me

am laci tempat Aska menaruh uang. Ya, Aska tak pernah mendapat

elatung. Meskipun itu berharga, tetap saja Aska bergidik ngeri. Kirana mengumpulkan semua ulat itu k

meja makan dan seluruh isi dapurnya karena posi

*

dur di sofa ruang tamu. Benar-benar terlihat seperti hantu. Namun, kaki putih

t untuk ditaruh di etalase. Belum satu jam, orang-orang mulai berdatangan dan memesan m

ia telah menghabiskan satu liter minyak sayur. Aska kembali ke

aruhnya di atas meja. Ia kembali ke warung setelah

endela rumah Aska. Pria dengan rambut berponi itu sedang si

atkan. Mungkin emas itu bisa ia gunakan untuk memperba

*

tu sedang menghitung uang pendapatannya di hadapan Kirana. Sesekali gadis itu berusaha

“Aku butuh sedikit uang untuk membeli baju, aku juga harus memperba

lanak merengek meminta uang. Aska kembali

salahnya berbagi sedikit denganku?!” om

ku juga butuh sendal!! Kau kira kaki ini tidak

pa kau akan datang ke toko dengan penampilan ini?! Kau i

!” jerit Kirana

aga, berhenti mengajakku mengobrol!! Sudah lu

irana secara tiba-t

a a

Seseorang mengetuk pintu rumah Aska. Segera Ask

laris ke Gunung Suntul. Pantas saja Kirana mengatakan ada Dukun. Pria itu bernama

at Aan memasuki rumah itu. Ia benar-benar tidak tahan dengan baunya

ah mendapatkan pela

pa?” Aska malah

u ramai

ngat berguna,” ucap

ang kau gunakan?

I

memotong kalimat Aska. “Tentu saja, ak

ergi ke supermarket membeli bahan-b

ualanmu

jawab

itu aku pergi dulu. Semoga jualanmu laris setiap hari,

apati Kirana yang sudah terbaring di lantai

Kirana berjalan ke dapur dengan sempoyongan dan hampir terjatuh. Ia mengambil kar

itu dukun?”

sepertiku. Peda

a, kemenyan!”

tak Kirana memutar tub

k. Kulitnya putih bersih tanpa luka. Tetapi, Aska juga melihat bekas lu

embuat Kirana tertegun. Aska menggenggam tang

akukannya, untungnya masih bisa selamat he

lakukannya?” t

ku sangat sulit,”

at hantu. Itu sanga

rang pun yang benar-benar mencintainya. Tak ada satu orang pun yang berniat baik padanya. Bahkan, anggota k

ka menepuk pundak Kirana. Deg~ Kirana merasa sentuhan itu berbeda dengan seb

egan? Mana punya jantung aku untuk berd

*

pan rumah Aska. Mereka mengantar banyak sekali kotak kardus. Itu adala

eperti manusia normal. Namun, rambut dan waja

orang karyawan dan 3 alat rusak karena mengurusi rambut Kirana. (Bayangkan saja, rambut Kuntilanak

wajah Kirana. Namun, gadis itu masih meng

rengek Kirana di jalan

i bahan untuk bes

!” rengek Kiran

ok s

. Belum tentu besok masih ada!

!” perintah Kirana memberikan

i?” tan

Jualkan untukku, agar aku mempunyai uang dan bisa berb

uang dari penjualan emas itu kepada Ki

a separuh?!”

semuanya, bisa h

irana merajuk sambil m

rumah, seorang pria berdiri di samping Aska. Kirana masih merajuk

ran

sempurna. Semua orang yang mengenalnya tahu ba

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY