dengan jaket denim dan celana jeans serta tas ransel di punggungnya, kini terlihat berjalan menyusuri jalanan yang cukup padat oleh para pejalan kaki. Jonas Jeon, pemuda itu sedang dalam perjalana
kaki menuju kampus yang berjarak 3 km
a benar-benar berlari menggunakan kedua kaki jenjang miliknya. Tak peduli sama sekali dengan panggilan Jonas yang memint
ara Kevin, pemuda bermarga Bong itu seperti biasanya disibukkan dengan pekerjaannya sebagai penjaga kasir di sebuah toserba. Ya, meskipun sesekali mencari kesempatan untuk mencuri beberapa snack atau minuman dari sana. Tidak masalah, toh dirinya bisa mengel
sejenak. Kurang 10 menit lagi mata kuliahnya dimulai. Akan tetapi irama langkah kakinya masih sama seperti sebelumnya, tidak cepat tap
g baru saja keluar dari mobilnya. Di sisi kanan kirinya terdapat dua orang pria berseragam yang tampak patuh mendampinginya. Jonas tahu, dia adalah salah satu pengusaha sukses dan berpengaruh di kota S
emis tua yang kini berada di hadapan pria gemuk tersebut. Pengemis itu terlihat meminta
tahu berapa banyak yang sudah saya korbankan demi mendapatkan semuanya? Enak aja minta
idak menyukai caranya yang kasar dan congkak. Kini si pria gemuk justru terliha
sini." titahnya pad
pergi si pengemis tua, Jonas dengan cepat memanfaatka
uk
emuk nyaris terjungkal karenanya. Bersamaan dengan itu, dengan kecepatan tangannya, Jonas berh
, ka
sengaja." ucap Jonas se
tersebut. Akan tetapi belum lama ia berjalan, rupa-rupanya
r bedebah licik! Kalian be
jauh dari kejaran dua bodyguard tersebut. Menyeruak di antara para pejalan kaki lainnya, bahkan sempat beberapa kali menabraki benda-benda yang kebetulan berada di sekitar jalanan. Tekad Jonas hanya satu, yakni lolos dari kej
n, ia sendiri sama sekali tak ada niatan untuk menyerah begitu saja. Ia ingin tahu sampai sejauh mana keduanya akan terus mengejar. Meski ia juga tahu bahwa tenaganya makin lama pastinya akan kian menipis. Sebenar
nnya muncul seorang gadis yang berdiri menghadang dengan sebuah tongkat bisbol di tangannya. "Merunduk!" gad
! Du
di belakang Jonas pun jatuh terjengkang a
adis tersebut dengan berbagai pertanyaan yang seketika menggumpal dalam kepalanya. Akan tetapi rasa penasarannya tertunda begitu saja s
ng tiba-tiba berhenti berlari begitu s
rkataan gadis itu sukses memb
-h
pin semangat bua
onas mau tak mau menuruti ucapa
"Makasih. Sekarang kamu bisa pergi. Bia
apa
a. Hingga sesaat kemudian, ia jelas menyaksikan sendiri bagaimana lincahnya gadis itu saat melawan kedua bodygua
kamu tunggu?
nunggu perintah yang kesekian kalinya, lelaki itu seketika kembali beranjak dan berlari secepat kilat menggun
angan, Jonas masih terus memikirkan kejadian beberapa saat yang lalu. Saat seo
, ini beneran pertanda buruk, sama sekali nggak bagus. Nggak nyangk
Jonas kini mulai bimbang dengan rencana mereka yang semula ingin menjadikan putri Milyarder itu sebagai sandera untuk mendapatkan uang t