img Business Married  /  Bab 8 Pernikahan Tanpa Malam Pertama | 80.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 8 Pernikahan Tanpa Malam Pertama

Jumlah Kata:1605    |    Dirilis Pada: 04/07/2022

a ada yang dari luar negeri. Mengabadikan pernikahan Aileen Giantara dan Zehandika. Tak banyak yang menduga, pada akhirnya, Ailee

rtema serba putih itu. Pesta diakhiri dengan jamuan makan untuk kalangan terhormat, kolega dan pejabat tinggi negeri. Nampaknya sepe

atu hari. Aileen begitu memukau dengan gaunnya, pun senyumnya yang tak pernah hilang dari wajahnya. Senyu

agai pengantin terbahagia. Tak ada yang mengetahui

m beberapa gelas wine bersama Arizo dan koleganya. Ia terhuyung masuk ke dalam kamar y

tak punya pilihan lain, tak mungkin ia memesan kamar lain, sementara ia baru menika

atas tempat tidur. Ia tak langsung melihat dimana Ailee

ta Zen. Ia terhuyung berjalan

Zen memegang kepalanya yang berden

bersihin ini," ujar Zen lagi sambil mencengkram beberapa kelopa

dekat ke Zen, aroma lain tercium oleh

ahan sebatas hitam diatas putih, ini nyata untukku dan aku

dihapus, berganti dengan yang lebih natural. Zen memperhatikan penampilan Aileen yang memakai ling

entuhnya. Aileen menatap Zen, dan Zen tak bisa menolak panda

nap

ke gue hanya karena status pernikahan kita. In

an bangkit lagi. Menatap Zen serius,

, "Aku sendiri bahkan tidak tahu bagaimana memanggilmu dengan panggilan ya

Zen masih belum bisa melihat Aileen sebagai wanita yang ia nikahi. Dalam pikirannya saat ini sebenarnya ia ingin men

antas," kata Zen sambil berdiri perlahan, ia melihat mata

ak

akatan, kita akan menjalankan peran kita masing-mas

luarkan karena butiran airmatanya turun duluan. Zehan tersenyum dan berjalan m

ileen duduk di tempat tidur menunggunya. Aileen

g air mineral ke dalam gelas tinggi. Aileen bangki

, sepertinya ia tak menyadari, Zen men

ut membawa mama. Meski mama bersikeras menolak, tapi kondisi mama tiba-tiba drop pagi it

dia baik-

s pelan, "Ya. Dia

ung beringsut berj

ahnya. Zen berhenti, Aileen

ergi?" Tanya

n aku dah bilang, ak

terdengar seperti menahan geta

leen kembali menahan dengan menarik tangan Zen. Ter

ikut? Aku ingin menjenguk

p Aileen tajam. Zen bisa meliha

in gue!" Zen berkata tegas. Aileen terlihat mena

aku istrimu

tu dengan mama," ujar Zen menahan diri untuk tidak memekik. Aileen

a mendengar suara isakan tangis. Zen melihat

n pergi meninggalkan Naira d

ia masih sadar memeluk kehadiran putranya, tapi sehari kemudian tiba-tiba kondisinya menurun drastis. Beruntung ia segera mendap

nya. Keduanya seolah telah memiliki ikatan kuat, hingga salah

elupuk matanya yang basah dan sembab. Zen menyadari luka yang ditorehkannya sangat dalam di h

n merasa berat atas ketidaksanggupannya menolak perintah

lihat Zen terkejut. Zen melihat matanya

akan jagain mama." Zen menunjuk sofa diujung ruan

saya sudah c

dih, ia terus menunduk dan merasa canggung. Naira menghela nafa

gan wajah lebih segar. Naira duduk di s

," kata Naira dengan suara lembu

u nggak bo

ertama mas dengan Aileen, sehar

ia melihat Aileen yang masih menund

tu, seolah kamu tidak m

erakannya, ia tak bergeming. Zen menghela nafas pe

i di malam pertamanya." Naira berkata masih dengan menunduk, sua

u sadar apa yang kamu katakan?" Ujar Zehan, yang entah mengapa terpancing emosi. Na

hanya tidak mau, mas Zehan melakukan hal yang sama dengan yang ma

ulikan hal itu, aku

unjukan kondisi vital mama terdengar lebih cepat. Zehan m

tkan ia masih ada di dekatnya. Ajaibnya, kondisi mama kembali stabil dan normal. Naira

emani mama, menghibur dukanya dan merawatnya tanpa pamrih. Naira juga memiliki perasaan yang lembut pada

angsung menengadah melihat Ze

, m

etika melihat sorot teduh dimata Naira. Zen menghe

erjalan menuju pintu, namun ia merasakan Naira tak mengikuti

ta Naira pelan. Zen mendengus, ia mer

at jagain mama gue dulu, gue ada perlu s

terkejut. Zen menatap Naira yang kebi

setelah mengak

mau ajak sa

n, "Kewajibanmu sebagai istri

ap

k suamimu ketika

aksudn

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY