img Business Married  /  Bab 6 Pembicaraan | 60.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Pembicaraan

Jumlah Kata:1265    |    Dirilis Pada: 03/07/2022

ak menyadari sore menjelang. Ia terbangun di samping m

um aroma sedap malam, dan melati membaur di udara. Zen memeriksa handphonenya dan banyak sekali panggilan masuk yang terlewat dari Arizo,

ah terikat di belakang, menatapnya malu. Zen memandang pesona Naira yang terpancar alami. Naira mematuhi permintaan

yang masih asri. Zen duduk di kursi

ama?" Tanya Zen. Nai

, dan meminta saya me

Wajah Naira terlihat berseri dibawah sinar bulan.

kan Naira untuk duduk di sebelahnya. Naira melangkah kak

elum terbiasa di.

nya, "Aku kan suamimu, masa

telinga. Ia tak menyadari yang dilakukannya membuat desiran halu

. Seumur saya belum pernah dekat dengan la

ia masih gadis kecil dan diangkat anak oleh mama. Ia pemalu, pendiam dan lebih suka tinggal

t Evon. Meski samar dalam me

ernah bertemu pria

ng, tampaknya ia jujur.

rnah disentuh

tap Zen sejenak sebelum ia kembal

ankan disentuh. Jika melihat ada yan

engan Evon?

mun kemudian matanya membelak. Kecemasan terlihat dimata

berkelahi dengan anak-anak nakal yang menganggu saya. Saya hanya bertemu de

a apa adanya. Naira kini yang terlihat

tahu tent

berapa detik, "Dia orang

a dengan jemari lentiknya. Ia tampak terke

Mas Zehan m

rja untuk orang yang sama. Dia diper

mat

erti menjadikannya lebih tenang, melihat tatapannya yang teduh. Nair

luar begitu saja dalam pikirannya. Naira

a tidak paham

erasa gembira, ada debaran aneh di jantungmu, dan pe

inkan Naira saat ini. Segala dalam diri Naira, wajahnya ia ingin memegang pipi dan bibirnya yang merah merona. Rambutnya, ia ingi

merasakannya," kata Naira

a tersipu. Zen pun merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Ia begitu bingung mengatakan pada

erasakannya pa

leng pelan. "Tidak, saya tidak perna

nap

mas Zen, jadi mama ingin saya selalu menjaga diri,"

bilang

itu, jauh sebelum mas Zen benar-benar m

yang masih suci sampai saat ini, Zen belum merobek kesuciannya. Zen terpaksa

ukainya hanya demi Arizo dan harta warisannya. Jauh dalam hatinya, ia tak ingin kehilangan Naira, Z

takan. Tapi bisakah kamu

u dengan mengangguk. Zen sungguh mempersiapkan diri, dan piki

ceritakan detail masalahnya, tapi pada intinya, ada kemungkinan

ncerna kata-kata Zen. Tak ada kata terucap, namun wajah

Zen memang berniat

dengan bahasa sesederhana mungkin ke Naira, agar ia paham, bahwa bukan kehe

yang berusaha keras Naira semb

ara itu, tapi jika memang harus mas Zen lakuk

a. Jika mama tahu, ia menikahi seorang Giantara saja sudah akan menganggu

merasa lebih terkhianati, setidaknya jika memang ak

enikahi Naira. Di hari yang sama, ia meninggalkan Naira masih dalam keadaan suci, sampai detik ini. Naira mungkin tak begitu paham

Zen. Ia berharap takkan pernah terjadi pernikahan denga

yang turun. Ia tampak menelan ludah dan kepahitann

asih ingin mengatakan banyak hal pada Naira, namun ia berusaha memahami, mungkin N

u," kata Zen. Naira

memang boleh tidur di kamar saya. Tapi

dan membiarkan Naira pergi mendahuluinya. Hatinya terasa semakin berat, ada perasaan g

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY