img Ketika Hujan Turun  /  Bab 7 Telepon dari Kakek | 11.86%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 Telepon dari Kakek

Jumlah Kata:1711    |    Dirilis Pada: 03/08/2022

HUJAN

elepon d

kmu. La piye iku, mosok cuma ongkos

a ambunya. Terus Yoga makan apa? Nanti kelapa

cep itu membuat Ira

Cecep barusan. Bagaimana tidak, Cecep berpikir bahwa Yoga tidak diberi makan nasi oleh orang tuanya. Padahal itu bukan makan melainkan uang jajan. Sangu di sini maksudnya uang j

tina uang jajan dalam bahasa Jawa bukan nasi

rtina uang jajan menurut bahasa Jawa. Kudu belajar bahasa Jawa ki

asa Jawa kan yang paling banyak di gunakan sekarang. Lihat saja, lagu- lagu sekarang banyak yang berbahasa Jawa. Kayak lagunya Denny

uy! Boleh kan aku cokot lagi tekwannya. Boleh kan?

leh. Apa yang enggak buat kamu ,Ce

e," kata Ira kembali

bahkan kecap dan saus ke dalamnya. Tampaknya Cecep menikmati sekali sampai – sampai ia menambah tekwan untuk yang kedua

ya tersenyum melihat tingkah Cecep. Begitu juga

Cecep yang saat itu sedang menyendokkan tekwan ke mulutnya. Ia sedikit heran dengan Cec

enti. Ia menjawab perkataan Santi walaupun dala

Santi. Enggak usah nyindir

ukan nyindir,"ujar Santi berusaha membela dirinya. Ia

il menghabiskan sisa tekwan di mangkuknya. Cecep pun meraih teko yang berada di depanny

gelesnya, Santi. Bila

ama kamu, Cep. Habisnya kamu makannya

ia makan banyak tapi setidaknya dirinya jangan di hina seperti ini. Jujur ia tersinggung dengan p

berusaha menengahi. Mereka berd

alah paham saja. Mungkin maksud Santi itu baik, dia hanya

pat tersinggung gitu atuh

t tersulut beberapa saat. Seperti api yang membakar kayu, Ira seperti

nggak baik loh sesama teman salin

maafin aja," ujar Maya yang jug

n berkata," Yang bersalah se

p, kalau aku ada salah kata ke kamu. Maafin aku ya," ucap Santi d

uluran tangan dari Santi. Melihat hal itu Ira dan May

egini kan enak dilihatnya," uc

ereka puas dengan hasil karya yang mereka buat. Mereka optimis akan mendapat nilai yang bagus besok di sekolah. Se

as kotor itu. Sehabis ini ia akan mandi dan sholat ashar terlebih dahulu sebelum membantu ibunya memasak di dapur. Meskipun anak tunggal, Ira tidak dimanja oleh ibunya. Sebaliknya, ia amat mandiri dan ja

ur tadi. Ryan yang tidur siang tiba- tiba terbangun oleh nada dering telepon di ponse

idurnya. Ia menatap layar ponsel itu. Tampak nama kakekny

i kakek Hartono menelepon

ng yang ingin di sampaikan kak

mengenali suara itu karena ia sendiri tahu kakeknya menderita asma dan terkadang penyakit kakeknya itu sering kambuh. Ryan tampak cemas, kalau- k

. Ini kakek, kamu lagi apa?"

Ryan baru bangun

ek tidak mengganggu kamu

ganggu. Kakek menelepon Ryan ada apa

rmu di sana Ryan." Kakek ber

abarnya di Bandung? Betah kamu ting

nya? Penyakit Kakek tidak kambuh lagi kan?" tanya Ryan dengan

baik saja di sini Ryan. Ta

di sesuatu pada Kakek soalnya Kakek tadi sempat terb

akek sudah tua Ryan, jika esok Kakek tiada mungkin itu tidak apa- apa. Memang sudah waktunya mungkin. Tapi kamu, kamu masih muda Ryan. Masih punya harapan untuk masa depan. Kamu tidak usah sedih dengan kondisimu yang mengidap pen

menderita penyakit ini meninggal, tak terkecuali dengan dirinya juga kelak. Namun demikian ia tetap optimis menjalani hari- harinya. Baginya melewati semua ini sangat sulit. Bayangan kemati

san Kakek. Terima kasih Kakek sudah pedu

adapan Kakeknya itu. Namun tetap saja Ryan meloloskan butiran itu. Kini tanpa terasa air matanya jatuh perlahan. Melewati rahangnya yang sedikit t

un menyemangati dirinya sendiri. Aku tidak boleh cengeng seperti

ah satu- satunya cucu laki- laki di keluarga besar ini. Kakek sangat say

nanti Ryan akan main ke Yogya, atau mungkin Kakek yang akan ke s

Mungkin suatu saat nanti Ka

ajakmu ke kebun jagung milik kita, memetik jagung lalu memanggangnya di dekat pondok. Sepe

k tampak bersemangat sekali. Mungkin dengan cara inilah ia d

img

Konten

Bab 1 Kenangan Saat Hujan Bab 2 Suasana di Sekolah Bab 3 Guru Muda yang Memesona Bab 4 Teman dari Kampung Bab 5 Dua Sejoli Bab 6 Lima Sahabat Bab 7 Telepon dari Kakek Bab 8 Pembahasan di Kelas Bab 9 Sebuah Rahasia Bab 10 Tumbang
Bab 11 Sepucuk Surat Izin
Bab 12 Membesuk Ryan
Bab 13 Menyembunyikan Kebenaran
Bab 14 Lekas Sembuh Ryan
Bab 15 Cerita Untuk Ryan
Bab 16 Kembali Ke Sekolah
Bab 17 Kejutan yang Gagal
Bab 18 Hobi yang Menyenamgkan
Bab 19 Berlatih Bersama Sahabat
Bab 20 Kedatangan Kakek Dari Yogya
Bab 21 Sesuatu yang Tak Terduga
Bab 22 Ayah, Kakek di Mana
Bab 23 Perjalanan Menuju Rumah
Bab 24 Sekantong Oleh - oleh dari Yogya
Bab 25 Prank Untuk Ryan
Bab 26 Melepas Rindu
Bab 27 Percakapan di Meja Makan
Bab 28 Coklat Untuk Kekasih
Bab 29 Persiapan Tim Elang Biru Sebelum Pertandingan
Bab 30 Menuju Gedung Olahraga
Bab 31 Kemenangan Ryan dan Tim Elang Biru
Bab 32 Kembali Tumbang
Bab 33 Ke Rumah Sakit
Bab 34 Pertolongan Untuk Ryan
Bab 35 Operasi Untuk Ryan
Bab 36 Setelah Operasi
Bab 37 Sesaat Sebelum Kritis
Bab 38 Napas Terakhir
Bab 39 Dibawa Pulang
Bab 40 Firasat Seorang Wanita
Bab 41 Berita Duka
Bab 42 Senin Kelabu
Bab 43 Melepas Ryan Untuk yang Terakhir Kalinya
Bab 44 Doa Untuk Ryan
Bab 45 Ira yang Down
Bab 46 Pergi ke Rumah Sahabat
Bab 47 Sahabat Sejati
Bab 48 Curahan Hati Ira
Bab 49 Memberikan Solusi
Bab 50 Kembali Bangkit
Bab 51 Keceriaan Bersama Sahabat
Bab 52 Warung Bakso Favorit
Bab 53 Syukuran Kecil di Rumah Ira
Bab 54 Persiapan Sebelum Ujian Nasional
Bab 55 Mengikuti Ujian Nasional
Bab 56 Hari yang Mendebarkan
Bab 57 Obrolan Seputar Ujian
Bab 58 Masa Penenangan
Bab 59 Rencana Setelah Kelulusan
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY