img Ketika Hujan Turun  /  Bab 8 Pembahasan di Kelas | 13.56%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 8 Pembahasan di Kelas

Jumlah Kata:1779    |    Dirilis Pada: 03/08/2022

HUJAN

embahasa

at kemarin siang di rumah Ira. Selepas upacara bendera tadi, kelima sahabat itu pun langsung menuju kelas. Mereka berkumpul dan

inding kelompok lain," ujar Maya membuka percakapan. Ia yakin sekali kalau

yakin kita akan mendapatkan nilai yang bagus,

n dirinya seraya menarik sedikit kerah bajunya di hadapan teman – temannya itu. Rupanya tingkah Yoga itu menyulut

gnya kamu aja yang bikin majalah dinding itu, kami juga ikut kan

ikut bikin majalah dinding itu. Bukan samp

k yang sombong. Aku kan cuma ngomong saja tadi," ucap

g lain tersinggung. Seolah- olah kami semua tidak turut and

. Kelien jangan salah paham lah. Maafkan saja kalau kata- kataku tadi membuat kelien tersinggung. Kita kan

ar. Bisa- bisa habis kalian nanti dimakannya,

ius emang kitu, Yoga?" tanya C

anya Cecep kembali. Ia pun mulai membandingk

etul kehidupan orang Palembang seperti apa karena ia sendiri adalah keturunan Palembang. Dulu, ibunya s

mereka itu berprofesi sebagai preman. Jadi wajar kalau sikap mereka sedikit keras dan sangar. Hal ini juga dipengaruhi oleh sikap dan mental

itu, Ir?" tanya Santi tak mengerti. Ia ingin men

ta masyarakat tapi mereka punya sisi baik. Tidak semua yang hitam itu menakutkan. Adakalanya hitam itu dibutuhkan untuk mewarnai hari. Bukankah siang tidak lengkap tanpa malam. Begitu juga dengan ke

buruk di dalamnya," ucap Cecep perlahan sembari mengangguk- anggukkan kepalanya tan

idupan di sana? Opo sampeyan pernah ke Palemb

tahu toh," kata Maya menjelaskan dalam bahasa Jawa karena ia sendiri pun blasteran Jawa – Tionghoa

untuk keturunan Palembang toh. Kamu tahu ndak

opo, May?" tanya Santi penasaran. Ia ing

kan secara patrilineal yaitu dari garis keturunan laki- laki atau ayah.

iki wong Palembang tak ki

Sunda – Palembang. Ayahnya orang Palembang asli dan ibuny

an lokal ternyat

panya Ira! Ku kira orang Palembang a

ung. Terakhir kali aku ke Palembang saat masih kelas Enam SD. Saat itu libur

kan pempek kapal selam sama cukanya itu. Apalagi makan mie celornya, uh... mantap kali itu,

ner!" tegas Yoga kembali meyakinkan te

ya masing- masing karena Bu Eriska sebentar lagi akan sampai. Kelima sahabat itu pun bergegas menghambur menuju mejan

tinggi semampai. Serta sepatu hitam berhak tinggi membuat penampilannya semakin menawan. Tak berapa lama, Bu Eriska memasuki ruang ke

i yang lalu sudah kalian kerjakan?" tanya Bu Eriska

a bersamaan. Bu Eriska sangat senang

aran selesai. Kalian kumpulkan di meja Ibu,

," jawab mer

i. Kali ini kita akan mempelajari tentang budaya yang

tikan dengan tenang. Mereka mencoba untuk fokus terhadap pelajaran yang diberikan, terutama Ira. Ia sangat bersemangat jika itu meny

pulkan tugas yang diberikan dua hari yang lalu. Beliau meminta

ajaran bahasa Indonesia. Kali ini mereka akan meng

kelas itu kembali bercerita tentang kehidupannya masing – masing, entah itu tentang teman, hobi, pacar, mau

laki yang mau dikenalin ke aku?" tan

ncarikanmu pacar. Soalnya aku lag

ata dengan perlahan. Ia mengira, Ira sibuk menghabiskan

. Aku enggak berc

Maya menimpali perkataan sahabatnya itu. Namun yang diajak

k untuk sahabatnya itu. Ia pun menemukan jawabannya. Dengan tersenyum i

ang kalau kamu mau kenalin aku

uk Ira pada Maya. Ia bermaksud menjodohkan Maya pada E

aku, jelas – jelas aku bukan tipenya dia. A

mau kalah sebelum berperan

ni," ujar Maya menolak. Ia merasa tidak pantas bersanding dengan Edo. Ia yakin Edo tidak mau dengannya, sec

itu tidak mungkin ya enggak apa apa sih, May! Tapi set

mereka untuk tidak ribut karena Bu Fatimah, guru yang mengejar bahasa Indonesia ak

dinding mereka. Tampaknya mereka sudah siap dengan majalah dinding masing – masing. Be

Setelah memberi salam, ia pun duduk di k

tugas membuat majalah dinding?" tanya Bu Fatima

.," jawab mer

u, ayo kalian

gumpulkan majalah dinding itu ke depan. Setelah terkumpul, Bu Fatimah menyuruh membawakan majalah dinding itu ke

img

Konten

Bab 1 Kenangan Saat Hujan Bab 2 Suasana di Sekolah Bab 3 Guru Muda yang Memesona Bab 4 Teman dari Kampung Bab 5 Dua Sejoli Bab 6 Lima Sahabat Bab 7 Telepon dari Kakek Bab 8 Pembahasan di Kelas Bab 9 Sebuah Rahasia Bab 10 Tumbang
Bab 11 Sepucuk Surat Izin
Bab 12 Membesuk Ryan
Bab 13 Menyembunyikan Kebenaran
Bab 14 Lekas Sembuh Ryan
Bab 15 Cerita Untuk Ryan
Bab 16 Kembali Ke Sekolah
Bab 17 Kejutan yang Gagal
Bab 18 Hobi yang Menyenamgkan
Bab 19 Berlatih Bersama Sahabat
Bab 20 Kedatangan Kakek Dari Yogya
Bab 21 Sesuatu yang Tak Terduga
Bab 22 Ayah, Kakek di Mana
Bab 23 Perjalanan Menuju Rumah
Bab 24 Sekantong Oleh - oleh dari Yogya
Bab 25 Prank Untuk Ryan
Bab 26 Melepas Rindu
Bab 27 Percakapan di Meja Makan
Bab 28 Coklat Untuk Kekasih
Bab 29 Persiapan Tim Elang Biru Sebelum Pertandingan
Bab 30 Menuju Gedung Olahraga
Bab 31 Kemenangan Ryan dan Tim Elang Biru
Bab 32 Kembali Tumbang
Bab 33 Ke Rumah Sakit
Bab 34 Pertolongan Untuk Ryan
Bab 35 Operasi Untuk Ryan
Bab 36 Setelah Operasi
Bab 37 Sesaat Sebelum Kritis
Bab 38 Napas Terakhir
Bab 39 Dibawa Pulang
Bab 40 Firasat Seorang Wanita
Bab 41 Berita Duka
Bab 42 Senin Kelabu
Bab 43 Melepas Ryan Untuk yang Terakhir Kalinya
Bab 44 Doa Untuk Ryan
Bab 45 Ira yang Down
Bab 46 Pergi ke Rumah Sahabat
Bab 47 Sahabat Sejati
Bab 48 Curahan Hati Ira
Bab 49 Memberikan Solusi
Bab 50 Kembali Bangkit
Bab 51 Keceriaan Bersama Sahabat
Bab 52 Warung Bakso Favorit
Bab 53 Syukuran Kecil di Rumah Ira
Bab 54 Persiapan Sebelum Ujian Nasional
Bab 55 Mengikuti Ujian Nasional
Bab 56 Hari yang Mendebarkan
Bab 57 Obrolan Seputar Ujian
Bab 58 Masa Penenangan
Bab 59 Rencana Setelah Kelulusan
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY