img Ketika Hujan Turun  /  Bab 9 Sebuah Rahasia | 15.25%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 9 Sebuah Rahasia

Jumlah Kata:1725    |    Dirilis Pada: 03/08/2022

HUJAN

Sebuah

sing mengenai penyakit kanker otak yang dideritanya. Ia ingin mencari alternatif lain selain penyembuhan medis seperti operasi

Rasanya ia ingin bebas tanpa meminum obat- obatan itu yang beragam bentuknya. Ia

tung dengan obat- obatan dan semua pantangan yang

. Ia juga masih ingat tentang pantangan yang diberikan oleh dokternya saat masih di Yogya dulu. Bahwa dia tidak boleh berpikir terlalu keras karena i

a kelak aku tiada, aku ingin memberikan sesuatu unt

ai berpikir sejenak. Setelah mendapatkan ide, Ryan p

engan ini Ira akan bahagia. Aku ingin membuatnya selalu tersenyum, meskipun nanti senyum itu tidak bisa ku liha

yang dideritanya membuatnya selalu memikirkan rencana ke depan. Rencana yang akan dilakukannya jika nanti dia sudah tiada. Rupany

yan mencoba untuk kuat. Biarlah ini menjadi bagian dalam hidupnya. Menjadi sebuah rahasia yang ia simpan rapat- rapat tanpa perlu di

irimu. Aku ingin membuat hari- harimu cerah tanpa memikirkan sesuatu hal yang buruk terjadi padaku. Aku tidak ingin menjadi beban dalam hidupmu

l itu, bahwa untuk menekan laju pertumbuhan sel kanker otak bisa diatasi dengan daun kelor, temu putih, daun sirsak, kunyit, bawang putih, teh hijau, keladi tikus

nanti. Semoga saja ini be

meja makan. Ia meletakkan semangkuk soto ayam dan sepiring perkedel kentang kesukaan

n. Ryan pasti senang karena sudah dimasakkan m

te Sarah memanggil a

yang lantang namun renyah

makan siang dulu!" panggil Tant

kasihan adikmu sudah lama menunggu!" pang

ul juga di ruang makan. Padahal perutnya sudah lapar. Cacing di perutnya sudah meronta – ronta minta di isi. Apalagi tadi di sekolah ia tidak sempat

pagi. Kalau sudah begini, urusan pribadinya di kesampingkan terlebih dahulu, terlebih itu urusan jajan di kantin. Mayang haru

dia nggak jawab panggilan ib

! Mas mu k

egini. Dia selalu menj

u mas Ryan langsung tidur setelah pulang dari sekolah, waktu itu kan mas Ryan kelelahan sehabis tanding basket di sekolahnya,"

ding basket kan? Ibu lihat pagi tadi dia fine - fine aja tuh. Lagian kalau Ry

May, tapi ibu enggak tahu apa masala

ak tugas, Bu, makanya dia enggak menjawab panggilan ibu." Mayang berkata pada ibunya. Ia mengomentari tentang Ryan yang sedang mengerjakan tugas seko

ggil Ryan namun tidak ada jawaban dari kamarnya. Tante Sarah sedikit heran dengan perubahan itu. Tante Sarah pun mulai cemas, ke mana ana

nggil tidak menjawab, apa dia saki

marnya saja," ujar T

gas Tante Sarah menaiki tangga keramik putih itu. Langkahnya cepat menuju kamar Ryan. Ia pun sampai di depan pintu kamar, tak te

jadi apa- apa dengan Ryan. Ia pun menghampiri Ryan di sudut ruangan itu, bermaksud mengajaknya makan siang bersama. Langkahnya

nnya. Itu suara ibunya, Tante Sarah. Tanpa diketahui Ryan, Tante Sarah sud

? Ayo makan siang dulu!"

n laptop. Memangnya apa yang kamu cari di

kok, Bu!" ujar Ryan menja

aja. Ya... cari informasi aja

cari informasi apa di laptop itu, ibu jadi pe

g mencari informasi lain tentang pengobatan herbal terhadap kanker otak, penyakit yang dideritanya saat ini. Maafkan ak

darinya. Entah apa, tampaknya Ryan tidak ingin memberitahukannya padanya. Mungkin ini menyangkut urusan pri

u makan sian

h kamu langsung masuk ke kamar, ibu dari tadi menu

terjadi sesuatu padamu, Nak!" tegas Tante Sarah pada Ryan. Tante Sarah sangat sayan

h membuat ibu cemas. Ibu jangan m

., sudah tidak

anak kesayangan ibu. Sudah tidak apa- apa, lain kali jangan begitu lagi, ya!" u

nya baru kemarin ia mengasuhnya, sekarang anak kesayangannya itu s

tu menyentuh pucuk kepalanya, mengusap rambutnya dengan lembut, penu

" jawab Rya

an enggak jawab panggilan ibu, ibu jadi cemas mem

kasihan adikmu sudah lama menunggu dari tadi," ajak

ya pun keluar dari kamar itu. Tante Sarah menggandeng a

img

Konten

Bab 1 Kenangan Saat Hujan Bab 2 Suasana di Sekolah Bab 3 Guru Muda yang Memesona Bab 4 Teman dari Kampung Bab 5 Dua Sejoli Bab 6 Lima Sahabat Bab 7 Telepon dari Kakek Bab 8 Pembahasan di Kelas Bab 9 Sebuah Rahasia Bab 10 Tumbang
Bab 11 Sepucuk Surat Izin
Bab 12 Membesuk Ryan
Bab 13 Menyembunyikan Kebenaran
Bab 14 Lekas Sembuh Ryan
Bab 15 Cerita Untuk Ryan
Bab 16 Kembali Ke Sekolah
Bab 17 Kejutan yang Gagal
Bab 18 Hobi yang Menyenamgkan
Bab 19 Berlatih Bersama Sahabat
Bab 20 Kedatangan Kakek Dari Yogya
Bab 21 Sesuatu yang Tak Terduga
Bab 22 Ayah, Kakek di Mana
Bab 23 Perjalanan Menuju Rumah
Bab 24 Sekantong Oleh - oleh dari Yogya
Bab 25 Prank Untuk Ryan
Bab 26 Melepas Rindu
Bab 27 Percakapan di Meja Makan
Bab 28 Coklat Untuk Kekasih
Bab 29 Persiapan Tim Elang Biru Sebelum Pertandingan
Bab 30 Menuju Gedung Olahraga
Bab 31 Kemenangan Ryan dan Tim Elang Biru
Bab 32 Kembali Tumbang
Bab 33 Ke Rumah Sakit
Bab 34 Pertolongan Untuk Ryan
Bab 35 Operasi Untuk Ryan
Bab 36 Setelah Operasi
Bab 37 Sesaat Sebelum Kritis
Bab 38 Napas Terakhir
Bab 39 Dibawa Pulang
Bab 40 Firasat Seorang Wanita
Bab 41 Berita Duka
Bab 42 Senin Kelabu
Bab 43 Melepas Ryan Untuk yang Terakhir Kalinya
Bab 44 Doa Untuk Ryan
Bab 45 Ira yang Down
Bab 46 Pergi ke Rumah Sahabat
Bab 47 Sahabat Sejati
Bab 48 Curahan Hati Ira
Bab 49 Memberikan Solusi
Bab 50 Kembali Bangkit
Bab 51 Keceriaan Bersama Sahabat
Bab 52 Warung Bakso Favorit
Bab 53 Syukuran Kecil di Rumah Ira
Bab 54 Persiapan Sebelum Ujian Nasional
Bab 55 Mengikuti Ujian Nasional
Bab 56 Hari yang Mendebarkan
Bab 57 Obrolan Seputar Ujian
Bab 58 Masa Penenangan
Bab 59 Rencana Setelah Kelulusan
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY