img Dunia mimpi (bxb)  /  Bab 4 Chapter 04 | 40.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Chapter 04

Jumlah Kata:2472    |    Dirilis Pada: 03/11/2022

rhatian se

enjaga rumah mewah orang kaya yang aku sendiri tidak tau nama boss mereka yang katanya sangat baik. Mereka begitu keasikan ngobrolnya tentang keseharian yang menyenangkan yang mereka lalui hari ini. Aku dan Angga memilih untuk diam mendengarkan cerita mereka karena tak ada yang perlu diceritakan, sekalipun ini pertama

ernah menceritakan hal itu pada mereka, Angga pun ti

ko dan Raya yang sangat membenciku bahkan ingin mencelakai ku s

yang rata rata anak orang kaya. Itu bukan suatu alasan jika mereka harus membullyku, menghinaku juga mencibirku walaupun aku tau itu sekolah elite, hanya ana

baru. Kedua orang tuaku tidak tau tentang keadaanku yang sebenarnya seperti apa, bahkan dihari pertama aku masuk sudah mendapatkan hal yang tidak mengenakan. Terlebih dengan luka dikaki dan tanganku yang ku sembunyi

ima puluh ribuan. Aku menerimanya serta berterima kasih. Aku memilih untuk diam. Menutupi ras

tersenyum untuk menutup perasaan gugup seandainya ayahku tau mengenai keadaanku yang sesunguhnya, walau pun rasanya hatiku begitu miris, rasany

tau semuanya tentang apa yang terjadi denganku disekolah, Ang

irahat. Hingga yang ada di

adalah babak baru dan tentunya aku akan menemu

lihatnya, nggak enak, mungkin sudah kebiasaannya tidur hanya memakai kolor saja serta rebahan dideka

u rasakan karena

i tau tentang sikonku karena aku memilih untuk pakai kaos dan celana santai k

pun terserah kamu" b

ya jujur. Aku tidak tau tentang keseharian Angga dirumah terlebih ketika Angga mau tidur, kini d

gsung berbalik melotot

dur kalau nggak ada gulingku" tanya Angga kalut. Padahal tadi menyimpannya kar

emari. Aku l

. Itu guling ke

t. Kamu pe

ng b

I

aku tidur dinina bobok sama ibu, bar

ik,

," sun

an menenangkan hatiku yang berpacu. Aku senang karena Angga pengganti ibuku, walaupun kasih sayangnya beda.

___

&&

ahkan didalam kelas pun begitu riu

kelas masing masing dan akan memulai pelajaran yang akan disa

baik tidak berangkat karen

n supaya kelas tidak ramai serta tidak mengganggu k

Aku memilih untuk pergi ke perpus karena memang itulah yang bisa ku lakukan sambil menahan rasa haus. Tapi, saat akan pergi ke kantin ada pengumuman kalau kelasku diharuskan m

yang begitu luas, aku juga merasa heran, ternyata a

sedang memperhatikan kam

hatikannya, aku memilih untuk membaur dengan murid yang lainnya. Aku sangat senang dengan perintah nya karena menurutku lari itu menyenangkan dan sangat ku sukai. Sudah lama aku tidak lari, tentunya bukan ha

yang sombong itu pada tumbang. Aku bisa banyangkan apa yang bakal terjadi pada mer

ang bersungguh sungguh, maka akan mendapatkan hukuman

, tapi aku tidak berani memperlihatkan pada yang l

ku sendiri. Hal itu membuat Angga melotot kearahku. Sengaja ku cari Angga dari sekian banyaknya murid yang sedang berkumpul.

ang kini aku sudah tau namanya, pak Surya jaya, nama yang cocok dan pas dengan orangnya yang keren juga handsome. Sepertinya Angga tidak suka aku membica

u olah raga kita. Emang beneran kalau dia itu keren dan

balas Angga ketus karena Angga tidak suka kalau aku muji muji pak Surya

g suara kenceng hingga se

diah uang tiga ratus ribu dengan catatan sesuai waktu yang ku berikan. Sa

ap,

yang telah ditentukan, itu bukanlah perkara yang mudah. Terlebih kondisiku yang kurang baik, tapi aku harus berusaha itu juga demi r

....!" teriak pak Surya lantang, memberi

bisik Angga memperingati ku. Entah a

asaran karena aku mulai berlar

esakan untuk lari jadi yang pertama. Aku sedikit mengerti dengan pesan yang Angga berikan padaku, mu

ri diantara antrian para sisw

i pak Surya. Yang tersisa hanya beberapa anak yang masih kuat untuk berlari termasuk Angga dan Riko, tinggal 10 anak yang tersisa term

alami hal yang sama dengan Riko. Aku masih kuat untuk lari dua kali putaran lagi, walaupun aku juga merasa keletihan juga haus namun tekadku sudah b

engalahkannya. Katanya, selama ini, dia palin

agi Riko tidak ada artinya apa apa, tapi buatku itu bukan uang sedikit, tidak mungkin ibu atau ayahku memberi uang sebanyak itu, karena unt

h dengan menselojorkan kakiku. Pak Surya tersenyum bangga, tak menyangka kalau bisa menyelesaika

ur nafasku yang belum teratur karena lari kel

a, tadi memujiku juga menanyakan tentang pribadiku, padahal hanya Bu Rara saja yang tau kalau aku berasal dari kampung, tapi kini pak Surya sudah tau, dari mana pak Surya

au kesawah, keseringan jalan kaki pak" balasku malu karena pak Surya tau keadaanku. Mema

enyum bangga. Aku tidak berani beradu pandang dengannya yang berkharis

ku terus diperhatikan. Bagaimana pak Surya seperti mengakrabkan diri terhadapku, hal itu membuatku tidak enak. Aku bisa mel

rasa kehausan tapi aku tidak enak dengan siswa yang lainnya.

lu ataupun takut. Ini uang yang telah

a kasi

n kamu gunaka

akan ku gunakan untuk hal yang penting ka

us mencontohnya,,," seru pak Surya dan hal itu

egitu pun Riko menatapku dengan rasa kebencian bahkan Raya

,,,!" sorak

ya" teriak Raya dan itu mendapat respon siswa yang lain,

Bagaimana kalau hal

kesombongan, padahal yang dihadapi guru olah raga. Hal itu mendapa

a. Bening itu gembel, gak pantas sekolah disini"

ntas. Kalian harus saling menghargai, bukan malah mencibir

perti Bening, kalian t

el ya gembel" cerca Riko tak mau kalah

udah nasib saya. Say

anya tersenyum girang. Pun dengan ya

embelaku. Malah akan berakibat fatal jika Angga membelaku terang terang,

asti difasilitasi oleh Riko yang kaya itu, karena aku tau kalau Angga tidak pernah bawa uang, tapi bisa

samb

Septem

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY