img Dunia mimpi (bxb)  /  Bab 2 Chapter 02 | 20.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Chapter 02

Jumlah Kata:3121    |    Dirilis Pada: 03/11/2022

Sekol

umnya menyerang ku seakan sirna entah kemana setelah aku banyak ngobrol dengan Angga. Nanti, kalau ada waktu ingin rasanya aku ngobrol

k dan menurutku cukup jauh karena aku masih pertama kali. Membayar tukang b

bibiku akan membawanya kemana, bekerjanya?. Aku berhara

kesekolah ya

mewah. Aku yakin disini semuanya anak orang orang tajir melintir karena ba

ini karena sekolah elite, seko

u ini makhluk alien karena mata mereka selalu menatapku dengan tatapan aneh. Namun, aku mencoba untuk ram

atapan yang tak ku mengerti, makin me

seretnya kayak anak kecil,

nggi dengan tulisan besar, aku belum sempat membacanya, dan sepertinya dipa

api bahkan tak ada satu pun rumput ataupun kotoran yang berserakan, sepertinya menerapkan 'KEBERSIHAN ITU SEBAGIAN DARI IMAN' he he... Aku dibuat takjub dengan keadaan sekolah yang nantinya

a aku sudah merasa pusing dan juga le

ng masuk kelas. Guru gurunya cukup banyak dan terlihat ramah

trasi yang didaftarkan oleh pamanku sebelum aku dat

A ini sangat pintar pintar karena rata rata murid pilihan. Rasanya, aku jadi penasaran ingin me

Angga. Angga sudah tak menggandengku lagi seperti tadi saat

karena sedari tadi ngobrol asik serta aku kagum d

golok olok-ku" balasku, jauh dari pertanyaan Angga. Aku takut dalam pikiranku jika hal itu sampai terjadi. "Apa mereka tau tentang statusku

ku, aku biasa biasa saja tuh" Angga seperti menenangkan ku, aku

ya tersenyum simpul. "Ternyata omonganmu bener Ga, ceweknya cantik cantik dan cowoknya ganteng gant

boong-kan. Atau kamu

ah. Mana jalannya jauh lagi. Gempor nih kaki" rutukku k

pintu itu?" tunjuknya, aku mengikuti telun

n masuk, suasan

ak hening melanda seketika, semua yang ada didalam kelas menatap kearahku, terutama. Sepertinya me

el berbunyi,

ereka tidak mengusikku, aku tak ada masalah. Bahkan ada yang menatapku sinis, sama kayak menatap Angga. Apa sep

Aku nurut saja maunya. Aku tak tau, selama ini duduknya dengan siapa?. Menurutk

al itu padanya, aku duduk

aya modelnya anak konglomerat karena penampilannya cukup keren. Wajahnya tegas, tapi dingin. Dibelakangnya ada cewek sangat cantik juga seksi, semam

penampilan islami, dengan senyum mengembang, manis, bersahaja. Tadi aku

tersenyum ramah. Dengan agak kecut, aku pun maju kedepan. Semua mata menatap kearahku. Berbagai pandangan aku rasakan. Namun, aku mencoba tenang,

am serta ku lepaskan perlahan, ak

g cuma diam tidak suka. Aku hanya mengelus dada dengan sikap mereka yang sesama muslim, kalau nonmuslim aku masih memakluminya. Anak yang ku li

ini, adanya banyak anak orang KISMIN!" celetuk

!" sentak Bu guru c

Bu. M

p kearah laki laki tampan yang tadi baru masuk, wajah gadis itu berubah manis serta tersenyum

ia Saputra-,,," belum juga se

a ha.

t, bahkan ada yang menunjuk kearahku. Ada yang menghina. Ada

menghargai ku. Karena mendadak kelas menjadi

peringatan pada mereka untuk diam serta menjadi tenang kembali karena tatapannya yang

uru cantik dengan lembut, sete

Mulyo kampung satu. Kalau kalian berkenan, kali

asar manusia udik. Yang norak siapa. Tapi ak

ar anak k

anak k

seump

SMI

laki tampan, sinis padaku dengan rahang tegasnya, se

amun, anak yang tadi masuk, dan kini disebut namanya, bernama Riko, aku hanya diam saja sembari menunduk, karena tatapan mereka seperti in

akhir

an kembali ketempat dudukku. Kembali sorak riuh satu kelas ku meneriaki ku hingga keadaan kelas ribut

um manis kearahku yang beranjak menuju kearah tempat dudukku. Kini, aku tau n

arah bangku ku untuk duduk kembali sed

elakang bersama Angga

rsandung sesuatu? Yang ku yakin itu kaki. Namun, aku merasa ka

meringis karena rasany

bangkit sambil meringis kesakitan karena kakiku rasanya n

ptemb

_____

_______

mpai d

bakal kayak apa?. Aku milih untuk tetap diam, melawan pun rasanya percuma saja, tak ada yang akan membelaku. Ada rasa penyesalan

uh ejekan. Aku hanya menunduk s

ama kamu Riko. Camkan itu! Raya, kamu bukannya nolongin malah mengejeknya. Ibu tidak pernah mengajari hal buruk seperti itu" ucap Bu Rara pada semua

duanya jelas jelas membenciku. Apa salahku pada mereka, pada semua

tapi takdir berkata lain. Aku sekolah disini saja mengandalkan beasiswa, bisa sekolah yang elite, penuh dengan anak

ku duduk dengan tenang didekatnya Angga yang sedari t

imulai, yaitu pelaj

lajaran yang di ajarkan sangat menentukan sikap seorang siswa,

usai, semua siswa istirah

na mereka, mung

kampung ku itu

yakin kalau sekolah elite ini ada perpusnya, pasti besar perpusnya. Tapi, aku belum tau letaknya dimana? Karena sekolah i

atuh, menuruti perintahnya. Orangnya ganteng tapi sayangn

uti Riko, aku akan menanyakan pada An

iko. Angga tidak sempat memberitahu tempatnya dimana karena buru buru mengikutinya.

ereka tidak mengetahui keberadaan ku karena aku mengikutinya denga

arena tidak ada yang curiga kar

idak ketahuan, aku pun mengintip, aku melihat ada segerombolan an

iga cewek yang tidak aku kenal, aku juga tidak tahu nama mer

gandeng Riko, bahkan sesekali R

uk seperti orang menyembah pada mereka,

wek, itu sangat songong. Rasanya gue ingin bikin bonyok muka miski

rani menatap Riko yang menatapnya dengan tatapan tajam. Tentu saja Angga tidak ta

mukanya yang sok polos itu, hiy.... Rasanya tanganku sudah gatal ingin mencakar wajahnya!" geramnya, sikapnya sangat membenci

sihan Angga yang diperlakukan semena mena oleh mereka, namun apa ya

h sekolah disini. Kita sebagai orang berada, bisa jatuh reputasinya, jika disekolah ini ada ge

irin aja anak ka

gue aja neg

aja lah, darip

seakan mereka benar benar akan menyingkirkan ku dari sini. Hal itu membuatku gusar dan perlahan aku mundur ketakutan dengan nafas tertahan

inku dengan jatu

ana mendada

a melarikan diri dari temp

pitam karena menyadari kalau ada

n syukurlah tak ada yang melihatku. Namun, aku mera

an kembali. Aku berlari sekencang aku bisa. Aku pun kembali ke kelasku dengan nafas ngos ngo

tapi nafasku mulai normal serta menenangkan diri. Keringatku sudah agak mengering dan aku sudah tenang, nam

ak pada ikut, mungkin mereka menutupi identitas mereka kalau mereka punya gank disekolah ini. Sungguh pintar mereka menyembunyikan hal itu pada yang lainnya. Tapi, aku sudah tahu satu hal yan

k awal aku membaca buku pelajaran supaya aku tidak gugup menghadapi mereka. Ku letakan buku yang baru ku

mastikan. Hatiku sudah tak karuan. Tapi, aku yakin kala

pa apa mas. Cuma-" b

iko sinis, sedangkan Raya didekat

nya. Karena Raya tak punya alasan menuduhku jika

buat setena

, ya kelas lagi. Lagian, ngapain aku ke gudang, gak ada ker

h bajunya hingga membuatku berdiri dengan paksa serta mengangkat ku. Mudah

. Padahal tadi panggilnya sayang ke Riko saa

ngga, mungkin kasihan melihat keadaanku yang

a menatap kearah Angga. Riko melepaskan ce

ilantai tak berani menatap kearah Riko ya

emilih untuk diam atas perlakuan mereka, karena ini hari pertamaku masuk sekolah. Tapi

tas sekolah disini!" ucap Raya p

arku ketika aku sudah berdiri karena aku tak menyadari hal itu. Buru bur

g!" um

Ga. Dan Lo,,,,!" ancamnya geram terlebih kearahnya dengan matanya yan

bell tanda ma

kur

ah ini. Mungkin aku akan mengalami hal hal yang tragis l

samb

Septem

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY