/0/13628/coverbig.jpg?v=5cd6578276a36a5d64b80681f303eceb)
Tidak ada yang tahu bahwa empat tahun lalu Choi Ji Eun pernah menikah kontrak dengan seorang pengacara di London, bahkan orangtuanya sendiri, dan sampai sekarang semua orang akan tetap melihat Choi Ji Eun sebagai perempuan berstatus lajang yang akan segera menikah dengan Lim Woo Jin, seorang pria muda pemilik perusahaan. Namun, siapa sangka jika mantan suami kontrak wanita itu tiba-tiba muncul di Seoul, menjadi pembicaraan hangat karena membela seorang pelaku penggelapan dana agensi yang cukup terkenal di Korea Selatan. Choi Ji Eun tahu bahwa bahaya besar tengah mengancam pernikahannya, terlebih saat seorang gadis kecil berusia lima tahun menyebut nama samaran wanita itu saat masih tinggal di London. "Ibu adalah Cassandra Choi, Ibu adalah Ibuku, bukan?"
"Apa kau senang?" tanya Lim Woo Jin, ia mengusap lembut tangan tempat melingkarnya cincin pada jari manis milik sang kekasih.
Wanita itu mengangguk dan tersenyum hangat, binar bahagia menghiasi sepasang matanya. "Aku sangat senang."
Lim Woo Jin beralih pada arloji, ia berdecak. "Sayang sekali, waktu mengusik kesenangan hari ini."
"Tidak masalah, pasti kau memiliki banyak urusan di kantormu, jadi lekaslah pergi. Lagipula kau mengajakku bertemu siang hari, tentu banyak hal perlu dilakukan, Woo Jin-ssi."
Pria itu tersenyum, ia mengusap kepala kekasihnya. "Aku semakin pusing karena memiliki pacar yang terlalu baik."
"Kau terlalu sering mengatakannya."
"Gadis baik, aku harus mengantarmu lebih dulu sebelum mengurus semua pekerjaanku. Ayo!" Ia menggandeng tangan Choi Ji Eun, wanita dengan rambut panjang bergelombang yang selalu terurai, mempertegas betapa cantiknya paras Choi Ji Eun.
Mereka keluar dari toko perhiasan dengan brand ternama, sebut saja Cartier. Tentu bukan hal sulit bagi Lim Woo Jin jika hanya mengeluarkan beberapa juta won untuk membeli cincin pernikahannya-mengingat selain menjadi putra chaebol, Lim Woo Jin juga memiliki bisnis sendiri.
Ketika baru tiba di halaman parkir, Lim Woo Jin tiba-tiba berhenti.
"Ada apa?" tanya Choi Ji Eun.
Pria itu berdecak, ia baru mengingat sesuatu. "Ponselku tertinggal di etalase toko itu, bisakah kau menunggu sekitar lima menit saja?"
Choi Ji Eun mengangguk. "Pergilah."
Lim Woo Jin telah menyingkir, sementara Choi Ji Eun memperhatikan kembali cincin di tangannya, ia tak bisa berhenti tersenyum. Siapa pun tahu jika menikahi seseorang yang paling dicintai dalam hidup-menjadi sebuah hal membahagiakan, dan sebentar lagi Choi Ji Eun akan menjadi istri seorang Lim Woo Jin, pria yang sudah setahun bersamanya.
Arah mata Choi Ji Eun beralih, ia melihat jalan raya, di seberang jalan-seorang bocah perempuan berusia sekitar lima tahun berdiri di samping pengasuhnya, terlihat dari pakaian wanita tersebut.
Tak ada yang aneh dari mereka sampai Choi Ji Eun mendelik ketika bocah perempuan itu terlepas dari pengawasan sang pengasuh dan berlari ke arah jalan raya, meski situasi lengang, tapi segala hal buruk bisa terjadi kapan saja.
Tanpa berpikir lebih banyak, Choi Ji Eun berlari menuju bocah perempuan yang sudah berdiri di tengah jalan. Ia menarik tangannya dan memeluk tanpa ragu ketika dari arah berlawanan sebuah sedan hitam melaju, tapi untungnya si pengemudi cepat menginjak rem, sehingga Choi Ji Eun serta bocah perempuan itu selamat.
Di seberang jalan, sang pengasuh terus berteriak, ia menangis dan berlari menghampiri si bocah perempuan.
"Kau baik-baik saja?" Choi Ji Eun melepas pelukannya, ia berlutut di depan gadis kecil itu dan menyentuh beberapa bagian tubuh. "Kau tidak terluka, bukan? Katakan padaku."
Tidak, anak perempuan itu justru diam dan terus menatap Choi Ji Eun tanpa berkedip.
"Hey, Nak. Kau baik-baik saja, bukan? Apa kau takut? Aku akan memelukmu lagi, tenanglah." Choi Ji Eun melakukannya, lalu melepas kembali, tapi ekspresi bocah itu masih sama, seolah memperhatikan atau sibuk mengenali sosok wanita di depannya.
Tin-tin!
Bunyi klakson sedan hitam terdengar menggebu, Choi Ji Eun segera beranjak dan menarik bocah itu ke seberang jalan, sang pengasuh langsung memeluknya sambil menangis.
"Maafkan aku, sungguh maafkan aku," ucap si pengasuh tanpa berhenti menangis.
"Aku rasa dia sedikit syok, dia hanya diam meski aku terus bertanya tentang keadaannya," ucap Choi Ji Eun.
Wanita pengasuh itu melepas pelukan, ia membungkuk dan mengucapkan rasa terima kasih sekaligus permintaan maafnya pada Choi Ji Eun.
"Tidak masalah, dia pasti sangat aktif." Choi Ji Eun kembali berlutut di depan bocah itu. "Tak ada luka di tubuhmu, jadi kau baik-baik saja. Aku harap kau tidak berlari seperti tadi, kau sadar hal itu berbahaya?"
"Eomma." Sebuah kata berhasil keluar dari bibirnya, ia menatap si pengasuh dan menunjuk Choi Ji Eun. "Dia adalah ibuku."
Ekspresi si pengasuh serta Choi Ji Eun, keduanya kebingungan.
"Tidak, Seo Na Ra. Dia adalah wanita yang baru saja menyelamatkanmu. Ayo berterima kasih padanya."
Namun, bocah itu menggeleng dan tetap menunjuk Choi Ji Eun. "Tidak, dia ibuku. Kau tidak mengenalnya sama sekali? Aku merobek fotonya dan menyimpan benda itu di suatu tempat, ayah tidak tahu jika aku telah mencurinya."
"Ah, mungkin kau salah orang." Sang pengasuh kembali meminta maaf pada Choi Ji Eun. "Ibunya sudah meninggal ketika Seo Na Ra berusia satu tahun, mungkin wajah kalian hanya mirip."
"Ah, sebaiknya begitu." Choi Ji Eun tersenyum canggung, di seberang jalan lain-seseorang memanggilnya, Lim Woo Jin berdiri di sana seraya melambaikan tangan. "Aku harus kembali."
Ketika Choi Ji Eun hendak menyebrang jalan, tangan mungil Seo Na Ra menyentuh rok hitamnya. "Ada apa? Aku harus kembali ke sana, tunanganku sudah menunggu."
Seo Na Ra menggeleng. "Tidak, kenapa kau harus bertunangan dengan pria lain, sementara aku memiliki ayah di rumah, dia adalah pekerja keras. Bisakah ibu pulang hari ini?"
Choi Ji Eun menelan ludah, ia tak mengerti-kenapa Seo Na Ra bersikeras meyakini jika dirinya adalah sang ibu.
"Tapi, aku bukan ibumu, Seo Na Ra."
"Kenapa Ibu mengatakan hal seperti itu? Ibu sudah lama meninggalkanku." Terlihat jelas bahwa bocah perempuan itu akan menangis, matanya mulai memerah. "Aku menyimpan fotomu."
"Aku bukan-"
"Seo Na Ra, ayo pulang." Sang pengasuh mengajaknya pergi saat sebuah porsche hitam menepi di sisi jalan. "Paman Wo Rim sudah menjemput, kita harus kembali sekarang."
"Aku tidak ingin pulang, ibuku berada di sini."
Tak ingin mempersulit situasi, sang pengasuh menggendong Seo Na Ra meski tangisannya mulai terdengar, bocah itu bahkan mengulurkan tangannya supaya Choi Ji Eun melakukan sesuatu, sementara sang pengasuh sudah berdiri di dekat mobil porsche.
Ada apa dengan bocah perempuan itu?
Choi Ji Eun tertegun, hatinya terasa sakit tanpa alasan, ia seperti ingin mencegah Seo Na Ra pergi, tapi kenapa?
"IBU CASSANDRA, CEPATLAH PULANG KE RUMAH. EOMMA! EOMMA!" Suara terakhir yang keluar dari bibir Seo Na Ra sebelum mobil porsche membawanya pergi-membuat Choi Ji Eun terlonjak dari lamunannya.
"Cassan-Cassandra?" Wanita itu menelan ludah, ia membeku di sana, sementara Lim Woo Jin mengalah untuk menyebrangi jalan karena kekasihnya tak kunjung berbalik arah.
"Ji Eun-ssi, apa yang terjadi?" tanya Lim Woo Jin setelah menyebrang jalan, ia menyentuh bahu kekasihnya. "Kau mengenal orang-orang itu?"
Choi Ji Eun menggeleng. "Tidak, aku tak mengenali mereka, maaf karena membuatmu menunggu di sana."
"Bukan masalah, ayo kita pulang. Pamanku sudah menelepon."
"Baiklah, segera menelepon jika kau merindukanku, Ji Eun-ssi."
***
"Aku hanya akan menggunakanmu saat butuh." Amanda selalu membenci kalimat pelecehan dari bibir Oriaga Niel, suami sekaligus CEO brand perhiasan dan busana terkenal 'Gregorious' yang menikahinya sebulan lalu. Amanda merasa kotor dan gila, meski mereka melakukan seks, tapi tanpa rasa cinta, mereka hanya saling membenci sepanjang waktu. Amanda seperti jalang yang dibeli Oriaga untuk selamanya, pria itu ingin membalas dendam atas sikap keluarga Amanda pada masa lalu.
"Aku datang untuk membalaskan dendammu." Bella Renee Parthapat bersama sang ibu menjalani kehidupan sederhana setelah diusir oleh Bibi Paeng pasca kematian ayahnya, Chali Parthapat. Bella terpaksa menghapus nama belakangnya jika ingin melanjutkan hidup, karena Paeng serta suaminya terus mencoba membuat kehidupan Bella sengsara oleh banyak dendam yang lama mereka simpan. Bertemu Sky Newton, calon CEO generasi ketiga dari Newton Company membuat cara pandang Bella terhadap sang bibi berubah, gadis itu memutuskan untuk balas dendam dan merebut kembali semua harta yang telah diwariskan oleh Chali Parthapat. Bella berupaya membongkar semua rahasia yang selama ini berhasil disembunyikan darinya oleh keluarga sang bibi.
Romance—new adult. Jonas benar-benar tersiksa karena kesalahan masa SMA yang membuatnya merenggut masa depan seorang gadis pincang bernama Agatha, dan ia tak pernah menyangka kalau mereka akan dipertemukan dalam kampus yang sama. Agatha tak pernah tahu siapa pelaku malam itu, ia bahkan berusaha melupakannya sejak lama, tapi Jonas datang seolah dia malaikat penolong yang penuh perhatian. Nyatanya, Jonas hanya ingin menebus kesalahan. Ini tentang Jonas, mahasiswa tampan anak Mapala. Juga tentang Agatha, gadis pincang bertongkat yang punya masa lalu kelam. Tentang Maple yang penuh warna, juga jingga dan segala hal yang suatu hari bisa redup tanpa diminta.
Romance, Adult. Konten sensitif 21+ "Menyelamatkanmu untuk menghancurkanmu." Memiliki rasa trauma terhadap perempuan akibat sering mendapat siksaan dari sang ibu, membuat sosok Denis begitu membenci lawan jenisnya, tapi bukan berarti ia harus menjadi seorang gay. Sebab kebencian Denis malah membuatnya memanfaatkan banyak perempuan sebagai ajang balas dendam, mainan yang harus ia hancurkan sedemikian rupa setelah berhasil menariknya dalam perangkap. Hanya saja, apa perangai Denis serta tujuan awalnya bisa berubah setelah ia bertemu seorang perempuan yang bekerja sebagai disk jockey di tempat hiburan malam? Sedangkan ia hampir setiap waktu menikmati make out dengan perempuan yang berbeda tanpa rasa, dan tanpa pernah merasa puas.
Cerita rumah tangga dan segala konflik yang terjadi yang akhirnya membuat kerumitan hubungan antara suami dan istri
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....
Poligami yang dilakukan Farhan secara diam-diam melukai hati Salma, istri pertama Farhan. Akankah pernikahan Farhan dan Salma dapat bertahan ataukah muncul perceraian diantara keduanya.
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Gaza dan Clara terpaksa menikah karena suatu kejadian. Mereka menjalani rumah tangga dengan terpaksa, hingga keduanya menyadari jika mereka telah jatuh cinta sedari awal. Namun, masalah demi masalah muncul ketika mereka telah menyatakan cinta satu sama lain.
Tessa Willson dan Leonil Scoth telah menikah hampir dua tahun lamanya. Kesibukan Leo membuat Tessa merasa kesepian. Apa lagi akhir-akhir ini Leo tak pernah membuatnya puas di atas ranjang. Akibatnya Tessa sangat kecewa. Sampai akhirnya Arnold Caldwell datang di kehidupan Tessa dan Leo. Arnold adalah ayah sambung Leo. Arnold datang ke kota New York tadinya untuk urusan bisnis. Namun siapa sangka justru Arnold malah tertarik pada pesona Tessa. Keduanya pun berselingkuh di belakang Leo. Arnold memberikan apa yang tidak Tessa dapatkan dari Leo. Tessa merasakan gairahnya lagi bersama Arnold. Namun di saat Tessa ingin mengakhiri semuanya, dirinya justru malah terjebak dalam permainan licik Arnold. Mampukah Tessa terlepas dari cengkeraman gairah Arnold, dan mempertahankan pernikahannya dengan Leo?