Ada kenikmatan luar biasaya yang dijanjikan di alam sana... Temukan keseruannya. Khusus Bacaan Dewasa
Ada kenikmatan luar biasaya yang dijanjikan di alam sana... Temukan keseruannya. Khusus Bacaan Dewasa
"HAH!" seru seorang lelaki, seraya membelalakan matanya.
Suasana gelap menyiratkan sebuah pertanyaan di pikirannya. Lalu dia mengedarkan pandanganya dengan hati yang bingung. Mengelilingi setiap titik ruangan yang gelap dan terasa sangat sunyi, dingin mencekam.
Tak lama kemudian, bias cahaya bulan menyinari sebagian dinding yang membeku. Tak ada suara apalagi gema. Hanya desau angin malam yang menembus lembut di setiap sudut ruangan itu.
Lelaki itu merasa sangat asing dengan tempat yang didatanginya. Dia menduga itu adalah sebuah gedung yang tidak sempat terselesaikan pembangunannya, entah dengan alasan apa. Dan dia tak mengerti mengapa juga harus berada di sana saat ini.
Sisa-sisa material yang tergeletak tak beraturan menyiratkan jika tempat ini sudah lama ditinggalkan. Dinding kokoh yang kusam dan terlihat mulai rusak akibat cuaca, makin mempekuat dugaannya. Dia juga merasakan kesunyian makin mencekam hingga membangkitkan bulu kuduknya untuk berdiri disko.
Daei sebuah ruangan tiba-tiba terlihat cahaya cukup terang, sontak menuntun langkah lelaki itu untuk medekatinya. Perlahan namun pasti setiap sisi ruangan itu memenuhi pandangannya. Seketika itu pula matanya terbuka lebar menatap sebuah mobil mewah berwarna hitam yang terparkir lurus di depannya.
"Kamu sudah pulang, Fatria Syang?" Pertanyaan samar dari seorang wanita yang tiba-tiba saja muncul dari balik mobil berharga selangit itu. Lelaki itu bahkan belum pernah mendekati apalagi menaiki mobil jenis Rubicon tersebut sebelumnya.
Wanita dengan postur sangat ramping dalam balutan dress panjang hitam elegan, melangkah pelan mendatangi sang lelaki yang masih tertegun. Sejatinya lelaki yang dipanggil Fatria itu pun sudah sangat mengenal sang wanita berambut hitam lurus itu. Bahkan dulu nyaris tiap hari bertemu dengannya saat wanita itu masih sering ke kampusnya.
'Sejak kapan dia punya Rubicon? Apakah dia juga suka menggelapkan pajak? Ah masa iya seorang dosen bisa menggelapkan pajak hingga ratusan milyar?' tanya Fatria dalam hati.
Namun Fatria melihat banyak perbedaan. Bukan hanya mobilnya, tetapi kemolekan tubuh dan kecantikan wajah sang dosen itu terlihat sangat lain dari biasanya. Dia bahkan merasa seperti bertemu dengan orang asing. Baru kali ini dia merasakan pesona yang sangat menakjubkan dari dosen yang telah lama pergi itu.
"Bu..?" sapa Fatria pelan, bibir dan lidahnya mendadak kelu serta sekujur tubuhnya pun terasa kian dingin, nyaris membeku tak mampu digerakan.
Dalam hitungan detik berikutnya, kedua tangan wanita yang disapanya 'Bu' itu sudah melingkar di bahu Fatria. Dan dengan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, wanita itu langsung melumat dan memagut mulut sang mahasiswa dengan penuh gairah.
Perlahan namun pasti sekujur tubuh lelaki tampan itu menjadi hangat dan rileks. Aroma napas wanita itu terasa begitu khas menyerusak masuk dalam indra penciumannya. Mendadak pula alur udara malam itu menjadi hangat dan menggairahkan.
"Bu Kiren?" Fatria masih tak percaya.
"Kamu ganteng sekali, Sayang. Puaskan aku malam ini," bisik wanita berdres hitam panjang yang sudah terbuka di sana-sini itu, seraya melentangkan dirinya di depan mobilnya yang terlihat sangat hangat dan menantang.
Gerakan erotis tubuh sang wanita yang disapa Bu Kiren itu benar-benar menggoda dan memancing Fatria untuk segera melepas seluruh pakaian yang dikenakannya. Detik berikutnya kedua tubuh insan berlainan jenis kelamin itu pun sudah dalam keadaan telanjang bulat. Hal yang sangat tabu dan haram dilakukan Fatria sebelumnya.
Fatria tertegun memandangi tubuh yang begitu ramping dan padat. Kedua bukit kembarnya yang besar menggantung indah layaknya seorang perawan. Area kemaluannya yang berbulu tipis pun sedikit terbuka menanti keberingasan sang jantan dalam birahinya yang membara.
"Aa...aaah Fatria, Sayaaang," lenguh Bu Karen ketika mahasiswanya sudah menembuskan panah kenikmatannya pada inti tubuhnya.
Pelukan erat penuh desah birahi, mengunci nafsu Fatria untuk memuaskan sang dosen yang tampak sangat binal dan molek. Dia memang sudah cukup lama mengincar Fatria, yang biasanya selalu dengan halus menolaknya. Sodokan demi sodokan stik Fatria semakin gencar yang benar-benar mengkoyak milik sang wanita yang kian membara. Jepitan dinding intinya begitu kuat mencengkram batang sang jantan.
"Uuuuh...." Lenguhan erotis terembus dari bibir merah sang dosen. Cakaran penuh birahinya pun tergaris jelas di punggung Fatria. Tongkah sang jejaka yang besar dan panjang kian dalam menancap sempurna dalam inti kenikmatan sang jalang. Terasa begitu seret dan mencengkram, hingga segenap otot di tubuh sang lelaki terasa dimanjakan olehh kenikmatannya.
"Ssssstttt Fatriaaaaaaaa ooooooh." Sang dosen melenguh panjang. Wajahnya meringis, matanya terpejam ketika tongkat berkepala besar itu semakin kuat menerobos dinding surga dunianya hingga terasa tembus sampai jantungnya.
Mahasiswa dengan segudang prestasi akademik itu pun kian memperkuat tekanan tubuhnya. Wajahnya tengadah ke langit-langit menikmati sensasi bagian dirinya yang terjepit dinding surgawi dosen yang sempat beberapa kali dia nasihati agar jangan terus menggodanya itu. "Aaaaaah pelan-pelan Fatria, aduuuh sakiiiiiit, aaah oooh..." Bu Karen meringis dalam irntihannya yang semakin manja.
"Uuuuh..." Fatria melenguh panjang sambil memeluk dan menarik tubuh dosennya dalam dekapan eratnya. Lalu dia kembali mendorong dan menarik tubuhnya sendiri dengan tak beraturan. Kedua tangan Bu Karen bertumpu pada kap mobilnya dengan kepala bersandar pada bahu sang mahasiswa idolanya.
Mereka mensejajarkan wajah lalu saling berpagutan. Fatria terus memompakan dirinya sambil bergoyang mengikuti iramanya. Bu Karen pun refleks maju mundur hingga batang mahasiswanya lebih leluasa keluar masuk dirinya dengan jangkauan yang lebih dalam dan sempurna.
Suara tamparan selangkangan dan pantat mereka terdengar sangat bersisik dan jelas. "Aaaaah ssssst oooh sssst aaaaah sssttt." Hanya suara itu yang bergantian keluar dari mulut mereka.
"Aaaaah pegel sayang, aaaaah aasssh." Sang wanita sedikit protes dalam suara lenguhannya. Lalu segera sang lelaki itu pun melepaskan pelukannya, kemudian menarik selangkangannya hingga rudal besar dan panjangnya terlepas dari lobang vagina sang wanita, namun segera dia memasukannya lagi.
"Aaaaaah...." Sebuah lenguhan panjang meluncur dari mulut sang lekaki ketika kenikmatan yang maha dahNist membuat tubuhnya bergetar hebat.
Semprotan deras seketika itu juga membanjiri inti sang wanita yang berada di bawah tubuhnya. Tubuhnya seketika menegang menahan nikmat, lalu melemas setelahnya. Rudalnya yang tegang pun perlahan mengecil, lalu terlepas dari tubuh sang wanita.
Lelaki itu akhirnya terkulai dan terkapar dalam kenikmatan yang luar biasa. Baru kali ini dia merasakan nikmat yang teramat hebat dalam bersetubuhnya. Lebih nikmat dari yang pernah dia rasakan sebelumnya. Bahkan saat bersetubuh dengan istrinya.
Namun sayang dia merasakan semuanya terlalu begitu cepat berlalu dalam kedahNist nikmatan yang juga terlalu.
"OH GOD!" seru Fatria seraya membuka matanya seketika. Menatap bitu langit-langit kamarnya. Pandangannya yang belum jelas menambah kebingungan karena memang kesadarannya belum sepenuhnya pulih.
'Kenapa gua ngimpi gituan sama Bu Karen? Ah, sial celana gua basah gini. Gila, malu amat kalau sampai ketahuan sama lain!' maki Fatria dalam hati ketika tangannya meraba celana dalamnya yang basah dan lengket.
Tanpa banyak pikir, dia langsung bangun dari tempat tidur dan beringsut pergi ke kamar mandi yang berada di belang, menyatu dengan dapur. Tentu saja semua dia lakukan dengan serba tergesa-gesa namun juga sangat berhati-hati sebelum ada yang melihat dan mencurigainya. Fatria bahkan langsung merendam celana dalamnya yang penuh lendir, agar tiada jejak yang bisa menimbulkan tanda tanya besar bagi siapapun.
"Ah gila, ini benar-benar gila!" makinya pelan. Bu Karen memang bukan orang asing baginya, bahkan bisa dikatakan manusia paling nekad dan cukup merepotkan Fatria dengan birahi gilanya. Tetapi Fatria tidak pernah lagi memikirkan itu setelah berhasil menghardir dan mengusir dia dari kostanya dua bulan yang lalu.
"Hmmm, ternyata mimpi bisa tidak seabsurd itu, hehehe," ujarnya sambil mengingat-ingat kembali semua peristiwa yang pernah terjadi antara dirinya dengan Bu Karen. Sebelum dosen itu benar-benar hengkang dari kampusnya karena suatu insiden yang sangat memalukan. Semua tak ada yang istimewa, selain kesal dan jengkel yang tinggal sedikit lagi meninggalkan sisa.
Dalam kamar mandi itu, cukup lama Fatria tertegun seraya menatap celana dalamnya yang sudah direndam dalam ember biru. Benaknya terus bertanya-tanya, mengapa dengan Bu Karen. Mimpi basah bukan yang pertama dialami Fatria. Namun sebelum-sebelumnya selalu dengan wanita yang tak jelas juntrungannya. Dan setelahnya tidak pernah dia pikirkan selain harus mencuci sendiri celana dalamnya.
'Bu Karen, ada apa denganmu?' tanyak Fatria pada dirinya sendiri sambil kembali mengingat-ingat perkataan dan tindakan mana yang dirasa akan sangat melukai hati wanita itu.
'Benarkah gua telah bersikap terlalu keras dan berlebihan sama beliau. Tapi, memang layak untuk sebuah ketidak-tahuan diriannnya itu.' Fatria kembali membela diri dalam hatinya.
"Dosen juga manusia, Bro. Gua rasa tak sepatutnya lu terlalu keras begitu. Salah sendiri lu ganteng hingga ngebuat dia klepek-klepek, hehehe." Ucapan salah seorang teman pun kembali terngiang di telinga Fatria.
"Masalahnya dia itu sudah punya suami, Bro! Gua tahu yang dia mau dari gua. Dan itu tidak mungkin gua lakuin. Dia ingin gua ngehamilinya, gila apa?" Fatria sangat lantang menyangkalanya.
"Hah, memangnya suami dia, mandul?" tanya Nurdin penasaran.
"Mana gua tahu. Yang jelas itu yang dia inginkan dari gua, Bro!"
"Hadeuh. Andai gua diposisi lu, SIKAT!" Nurdin membjawab antusias.
"Lu minat?" tanya Fatria.
"Hahahaha, cuma elu yang kagak nafsu sama Bu Karen, jangan-jangan emang lu gak normal, Bro! Hehehe," canda Nurdin.
"Sialan lu! Sono sikat kalau emang lu minat, lumayan kan bisa buntingan dosen, hehehe!" sergah Fatria kesal, namun dilengkapi dengan kekehan geli.
"Ah siap, atas rekomendasi lu, tentu saja!" Semangat Nurdin makin dipenuhi tendesi.
"Yoi, entar gua kasih ketebelecenya, deh. Hahahaha."
Obrolan terakhirnya tentang Bu Karen pun ikut terngiang-ngiang melengkapi kecamuknya rasa dalam benak Fatria. Padahal setelah itu dia benar-benar menutup segala akses infomasi tentang dosennya itu. Bahkan dia tidak mau mendengar saat Nurdin ingin menyampaikan progres dirinya yang sedang pedekate dengan Bu Karen.
Fatria juga tidak pernah menanggapi ketika beredar rumor yang mengatakan jika dirinyalah yang seharusnya paling bertanggung jawab atas hengkangnya sang dosen dari kampus tercintanya.
Fatria masih cukup waras dan logis untuk tidak terjebak dalam debat kusir menanggapi rumor yang dinilainya teramat konyol dan memalukan itu. Dan dia memang sangat tahu siapa aktor intelektual di belakang hoax murahan itu.
^*^
PEMUAS TANPA BATAS (21+) Tak pernah ada kata mundur untuk tigas mulia yang sangat menikmatkan ini.
‘Ikuti terus jatuh bangun perjalanan Sang Gigolo Kampung yang bertekad insyaf, keluar dari cengkraman dosa dan nista hitam pekat. Simak juga lika liku keseruan saat Sang Gigolo Kampung menemukan dan memperjuangkan cinta sucinya yang sangat berbahaya, bahkan mengancam banyak nyawa. Dijamin super baper dengan segala drama-drama cintanya yang nyeleneh, alur tak biasa serta dalam penuturan dan penulisan yang apik. Panas penuh gairah namun juga mengandung banyak pesan moral yang mendalam.
BACAAN KHUSUS DEWASA Siapapun tidak akan pernah tahu, apa sesungguhnya yang dipikirkan oleh seseorang tentang sensasi nikmatnya bercinta. Sama seperti Andre dan Nadia istrinya. Banyak yang tidak tahu dan tidak menyadari. Atau memang sengaja tidak pernah mau tahu dan tidak pernah mencari tahu tentang sensasi bercinta dirinya sendiri. Seseorang bukan tidak punya fantasi dan sensasi bercinta. Bahkan yang paling liar sekalipun. Namun norma, aturan dan tata susila yang berlaku di sekitranya dan sudah tertanam sejak lama, telah mengkungkungnya. Padahal sesungguhnya imajinasi bisa tanpa batas. Siapapun bisa menjadi orang lain dan menyembunyikan segala imajinasi dan sensasinya di balik aturan itu. Namun ketika kesempatan untuk mengeksplornya tiba, maka di sana akan terlihat apa sesungguhnya sensasi yang didambanya. Kisah ini akan menceritakan betapa banyak orang-orang yang telah berhasil membebaskan dirinya dari kungkungan dogma yang mengikat dan membatasi ruang imajinasi itu dengan tetap berpegang pada batasan-batasan susila
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.
SKANDAL RANJANG TERNODA Tak ada yang lebih memilukan dari cinta yang usang namun dipaksakan. Dalam rumah yang megah dan kehidupan yang mapan, sepasang suami-istri bertahan bukan karena cinta, tapi karena status dan kewajiban. Ketika keheningan mulai menggantikan tawa, dan pelukan hanya menjadi rutinitas, celah pun terbuka. Tanpa disadari, masing-masing telah menyimpan luka, rahasia, dan pelampiasan. Seseorang berselingkuh dengan yang muda dan energik-orang kepercayaan yang selama ini dianggap tak mungkin. Sementara yang lain, memilih pelarian pada sosok tua yang tak disangka memberi kebahagiaan paling sejati. Di antara cinta, nafsu, balas dendam, dan keinginan untuk dimengerti, mereka saling melukai tanpa sadar telah menodai tempat yang seharusnya suci: ranjang. Bukan hanya sekadar perselingkuhan-ini adalah skandal dalam bentuk paling getirnya.
Neneng tiba-tiba duduk di kursi sofa dan menyingkapkan roknya, dia lalu membuka lebar ke dua pahanya. Terlihat celana dalamnya yang putih. “Lihat Om sini, yang deket.” Suradi mendekat dan membungkuk. “Gemes ga Om?” Suradi mengangguk. “Sekarang kalo udah gemes, pengen apa?” “Pengen… pengen… ngejilatin. Boleh ga?” “Engga boleh. Harus di kamar.” Kata Neneng terkikik. Neneng pergi ke kamar diikuti Suradi. Dia melepaskan rok dan celana dalamnya sekaligus. Dia lalu berbaring di ranjang dan membentangkan ke dua pahanya.
Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?
21+ "Pantas belum jalan, ada maunya ternyata" Ujar Fany "hehehehe... Yuk..." Ujar Alvin sambil mencium tengkuk istrinya. Fany segera membuka handuknya. Buah dadanya menggantung indah, perutnya yang rata dan mulus, serta area kemaluannya yang ditutupi rambut hitam langsung muncul. Alvin segera memeluk Fany dan melumat buah dadanya dengan rakus. "Pintu sudah dikunci? " Tanya Fany "Sudah...." Jawab Alvin disela mulatnya sedang mengenyot puting pink milik Fany "nyalain Ac dulu" suruh Fany lagi Sambil melepas sedotannya, Alvin mencomot remote AC lalu memencet tombol ON. Kembali dia melumat buah dada Fany bergantian kiri dan kanan, buah dada yang putih dan terlihat urat-urat merah dan biru di buah dada putihnya, membuat Alvin makin rakus melumatnya. Sambil menrunkan celana pendek dan celana dalamnya, dia membuka kaosnya, lalu merenggangkan paha Fany, ujung kontolnya yang belum tegak sempurna diberi ludah lewat jari tengahnya di bagian kepala, lalu menggosok gosok pelan di bibir vagina Fany. Fany mendesah dan merasakan mulai ada rangsangan di bibir kemaluannya, lalu tiba-tiba masuk batang berurat milik Alvin di vagina Fany yg belum begitu siap dan basah, pelan2 lelehan cairan membasahi dinding vaginanya, Alvin mulai menggoyang dan naik turun, Fanny memeluk bagian pinggul suaminya, pahanya dibuka lebar. Tidak lama kemudian.....
"Paman enghh sakit hmppp," rintih Shila saat Sam mulai menghujam dirinya. "Sssttt pelankan suaramu sayang, ayah dan ibumu akan dengar!" bisik Sam lirih.
Dengan sangat rapinya, ia menyembunyikan segalanya di hadapan semua orang sehingga seorang pria menghampirinya dan berbisik lembut... "Sesakit inikah, sayangku ?"
PALING BARU, PALING BEDA, PALING PANAS! Mereka bukan lagi muda, tapi justru itulah rahasia terpanas mereka. Setengah baya, berpengalaman, dan tahu persis bagaimana membangkitkan gairah dan birahi yang tak terduga. Anisa membuktikannya, sentuhan, tatapan, dan godaan dari para pria matang ini membuka dunia baru-penuh nafsu, misteri, dan sensasi yang hanya bisa diberikan oleh mereka yang telah berpengalaman dan memiliki stamina dan maskulintitas palin liar. Dia benar-benar rela menjadi PEMUAS BIRAHI SETENGAH BAYA
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY