/0/16114/coverbig.jpg?v=b1bd17784bbc62c474e3967255563178)
Dunia Sartika terasa runtuh saat Riya, sepupu dari suaminya mengaku kalau terjadi perselingkuhan antara dia dan Roni, suaminya. Kepercayaan dan pengorbanan yang telah ia berikan selama ini hancur berkeping-keping seiring terkuaknya rahasia bahwa dulunya Roni dan Riya ternyata pernah dijodohkan. Yang lebih menyakitkan lagi, dari mulut Riya sendiri Sartika mengetahui kalau Roni selalu menjelek-jelekkan dirinya di belakang. Penampilan Sartika yang kumal dan terlihat kampungan, berbanding terbalik dengan Riya yang hidup enak bak sosialita. Namun Sartika berhasil membalikkan keadaan. Ia mengubah dirinya menjadi sosok yang berbeda dalam sekejap. Dalam diam dan penuh strategi ia berhasil membalas sakit hatinya pada Riya. Di saat suaminya berusaha untuk mengambil kembali hati Sartika, tiba-tiba muncul sosok mantan pacar Sartika saat SMA, yang bahkan belum menikah sampai sekarang karena masih mencintai Sartika. Siapakah yang akhirnya akan ia pilih?
"Say, Ada Erin nggak di situ?" Suara Riya yang menanyakan keberadaan anak sulungku terdengar, begitu aku mengangkat panggilan telepon darinya. Riya memang memanggilku dengan sebutan 'Say'. Dan aku pun memanggilnya dengan panggilan yang sama.
"Ada tuh lagi main sama adiknya. Kenapa? Mau disuruh jemput Hilda sama Ola? Biar diajak main ke sini?" Tanyaku sambil terus mengetik tuts keyboard laptop. Aku memang sedang mengerjakan pekerjaanku sebagai penulis novel online. Dan naskahku baru saja diterima beberapa hari yang lalu. Jadi sekarang, aku memang sedang lagi semangat-semangatnya menulis.
Sementara Hilda dan Ola adalah dua anak perempuan Riya yang hampir setiap hari main ke rumah. Boleh dibilang, aku seperti pengasuh tak resmi yang selalu diminta untuk menjaga anak-anak itu selagi ibu mereka sedang sibuk... Bermain ponsel.
"Nggak. Suruh ke sini ya si Erin. Aku ada ikan Sembilang. Tolong masakin asam pedas ya, Say."
Aku menghela napas. Dan kulirik jam dinding. Sudah hampir setengah sebelas siang. Sebenarnya aku malas kalau harus masak lagi. Di rumah semua tugasku sudah beres. Aku bahkan selesai masak dan mencuci sejak pagi tadi. Semua aku lakukan secepat kilat agar aku bisa segera menyelesaikan pekerjaanku menulis lanjutan bab dari naskahku kemarin.
Tapi kini, Riya memintaku untuk memasak ikan. Itu artinya, aku harus menyiangi ikan, mengupas bawang dan membuat bumbu untuk asam pedas seperti permintaannya.
Bukan sekali ini saja dia menyuruhku memasak untuknya. Entah karena dia menyukai masakanku atau karena dia memang malas masak. Yang aku tahu, dia hampir tak pernah memasak sayur dan lauk sendiri di rumah. Dia lebih memilih untuk membeli masakan jadi. Dan itu setiap hari.
Belakangan ini, hampir setiap hari ia menyuruhku memasak untuknya. Aku sebenarnya tak keberatan, karena setelah masak, lauk disuruh bagi dua. Lumayan pikirku, karena di rumah memang jarang membeli lauk ayam atau ikan yang enak-enak. Beda dengannya yang selalu membeli bahan makanan mahal dalam jumlah banyak. Sementara aku di rumah harus bersyukur meski hanya bisa membeli ikan murah yang harus dijatah karena uang belanja yang sangat kurang dari suamiku.
"Ya udah. Aku suruh Erin ke sana ya." Kataku. Dan ku suruh anak sulungku yang baru duduk di kelas 4 SD itu pergi ke rumah Riya yang berada tepat di sebelah rumah kami, yang hanya terhalang oleh sebuah pohon Langsat yang sampai kini tak pernah berbuah.
Aku baru saja hendak menutup telepon, namun kudengar ia kembali bicara.
"Langsung dimasak ya Say. Soalnya udah hampir tengah hari. Ayah Hilda abis shalat Dzuhur mau langsung makan."
"Iya." Sahutku pendek.
Kupikir ia akan langsung menutup teleponnya. Namun ternyata ia justru terus bicara, bahkan bahasannya sampai ke sana kemari. Aku yang sedang menulis sambil berpikir jadi tak fokus dengan apa yang ia bicarakan. Aku hanya mengiya-iyakan saja semua omongannya. Aku bertanya dalam hati, kapan selesainya ini?
"Anu loh Say, kamu kan tahu kalau selama ini aku dekat sama Roni. Dia tuh suka ngejekin aku, suka godain juga."
"Iya aku tahu. Dia emang gitu orangnya, suka ceng-ceng in orang. Nggak usah tersinggung kalau dia godain kamu," kataku sambil mengetik, sementara ponsel kuletakkan di telinga dan kujepit dengan pundak. Aku sungguh kerepotan. Aku tak ambil pusing dengan kalimatnya, karena yang aku tahu, suamiku Roni memang dekat dengan Riya dan kerap kali bergurau di depan mataku.
"Bukan gitu... Kamu tahu kan hubungan aku sama Roni...?"
"Iya aku tahu. Kamu kan sepupunya. Aku tahu kok kamu dekat dengan dia, wajar aja namanya juga sepupu kandung. Saling ejek itu biasa." Aku masih tak paham ke mana arah omongan Riya.
"Aku tuh mau ngomong ke kamu, Say. Tapi Roni lagi nggak ada kan?"
"Iya nggak ada. Emang ada apa sih?" Aku bertanya tanpa menghentikan gerak tanganku yang sedang mengetik.
"Aku belakangan ini sering chat dan video call sama dia. Dia juga berapa kali datang ke rumah aku. Dan maaf ya Say... Aku nggak bisa menahan nafsu aku... Aku udah ciuman sama dia..."
SERRRR....
Darahku berdesir mendengar kalimat terakhirnya. Refleks tanganku berhenti mengetik. Berusaha mencerna apa yang baru saja ia katakan padaku.
"Apa? Kamu bilang apa?" aku memintanya untuk mengulang. Masih berharap kalau aku Cuma salah dengar.
"Maaf Say, aku dengan Roni selingkuh di belakang kamu." Katanya dengan nada pelan, seolah takut kumarahi.
Aku menghela napas, berusaha membuang rasa sesak yang tiba-tiba saja menghantam brutal ke dadaku.
"Terus untuk apa kamu bilang ini ke aku?" tanyaku dengan nada santai. Aku berusaha untuk terdengar baik-baik saja. Padahal hatiku sudah bergemuruh menahan sedih, kecewa dan marah. Berulang kali aku hanya bisa beristighfar dalam hati. Memang air mata ini belum jatuh, tapi bibirku nyaris berdarah karena kugigit.
"Aku bilang kayak gini, biar kamu tahu kalau aku ada hubungan dengan suamimu. Aku minta kamu mengerti dan membiarkan Roni berhubungan dengan aku, Say. Suami kamu tuh bilang kalau dia cinta sama aku."
Kalimat Riya seolah-olah adalah bongkahan batu besar yang sengaja ia hunjamkan ke dada dan kepalaku. Hati dan pikiranku jadi sakit karenanya. Sungguh tega sekali mereka melakukan ini padaku.
Selama ini, Riya memperlakukan aku seperti babu. Menyuruhku ini itu. Mulai dari memasak hingga mengasuh anak-anaknya. Yang mana aku disuruh memandikan, menyuapi makan hingga membersihkan kotoran mereka setelah buang air. Riya menyuruhku masak, kemudian ia makan. Tak disangka, suamiku pun ia telan.
Sementara suamiku, betapa sampai hati dirinya. Aku di sini hidup sendiri sebatang kara. Keluargaku jauh di kota sebelah. Bertahun-tahun aku tak pernah pulang kampung karena aku tahu Bang Roni tak punya cukup uang untuk mengajakku pulang bersilaturahmi ke keluarga besarku. Aku tahan diri ini meski hidup dalam keadaan serba kekurangan. Nyatanya, kini ia mengkhianatiku dengan sadis.
"Jadi kamu mau aku merestui hubungan kalian?" aku berusaha tertawa. "Ya udah, aku nggak masalah sih. Kalau emang kamu suka sama dia, dan dia suka sama kamu, silakan lanjutkan hubungan kalian. Aku mundur. Kamu yang maju." Kataku.
"Ya nggak usah gitu lah Say. Maksud aku, kamu tetap jadi istrinya. Aku juga tetap dengan suamiku. Aku kan bilang gini, biar kamu tahu hubungan kami. Dan setiap kami bertemu, aku nggak merasa bersalah sama kamu."
"Jadi aku pura-pura nggak tahu dan membiarkan dia setiap kali mau ketemu kamu, gitu?" tanyaku.
"Iya. Kamu kan tahu kalau orang yang dia suka itu aku. Jadi biarkan aja dia melakukan apa yang dia mau."
SETAN!!! Kemauan bodoh macam apa itu? Dia minta aku mengetahui hubungan haramnya dengan suamiku, merestui mereka, namun aku disuruh untuk tetap bertahan. Memangnya aku ini tunggul bodoh?
Belum sempat aku menjawab lagi, terdengar ucapan salam dari pintu depan. Dan ternyata Riya di seberang telepon juga mendengarnya.
"Itu Roni kah yang pulang? Say, jangan bilang apa-apa ke dia ya. Jangan bilang kalau aku ngomong soal ini ke kamu. Nanti dia marah sama aku."
"Kok bisa?" tanyaku penasaran.
"Iya, aku kemarin bilang ke dia kalau mau ngomong soal ini ke kamu. Tapi dia nggak izinkan. Dia bilang, kalau aku ngomong ke kamu, sama aja aku bunuh dia. Jangan bilang dia ya Say. Nanti dia marah sama aku."
Kudengar nada ketakutan dari suara Riya. Aku tersenyum menyeringai. Haruskah kupanggil Bang Roni dan mengatakan semuanya?
Sheana, 35 tahun. Cantik, elegan, istri sah dari seorang pengusaha kaya raya. Tapi hidupnya sunyi. Pernikahannya dingin. Suaminya nyaris tak pernah peduli. Sampai suatu malam, ia diajak ke klub malam oleh sahabatnya. Di sanalah ia bertemu Ellandra, 23 tahun-pria tampan, penggoda, dan jauh lebih muda. Bukan gigolo, tapi juga bukan pria biasa. Ellandra tahu caranya menyentuh hati wanita... termasuk hati Sheana. Awalnya hanya permainan. Tapi lama-lama, Sheana mulai mempertaruhkan segalanya. Termasuk pernikahannya. "Jangan ajari aku untuk berhenti mencintaimu, Shea. Karena sekali aku jatuh... aku nggak tahu cara mundur." "Terlambat, Ellan. Aku sudah terlalu dalam." Tapi cinta mereka bukan tanpa batas. Ada suami yang menyimpan rahasia besar. Ada pacar yang tak ingin ditinggalkan. Dan ada masa lalu yang bisa menghancurkan semuanya. Ini bukan tentang siapa yang lebih muda atau lebih tua. Tapi siapa yang paling mampu membuatmu merasa hidup.
Nazharina pikir, perceraiannya dengan Arian adalah akhir dari semua penderitaan. Sepuluh tahun menikah tanpa cinta, tanpa sentuhan, tanpa kehangatan-itu sudah cukup membuatnya ingin menyerah. Jadi, saat gugatan cerai akhirnya dikabulkan, Nazharina merasa bebas. Tapi siapa sangka... Arian tidak pernah benar-benar melepaskannya. Saat Nazharina melanjutkan hidup, diam-diam Arian selalu berada di sana. Memastikan mantan istrinya baik-baik saja, memberikan pekerjaan tanpa sepengetahuan Nazharina, bahkan menempatkan bodyguard untuk menjaganya. Lalu suatu hari, saat Arian merasa sudah siap, ia muncul kembali. Sebagai bos besar tempat Nazharina bekerja. "Apa yang kau lakukan di sini?" Nazharina terpaku melihat pria yang dulu pernah menjadi suaminya berdiri di hadapannya dengan jas mahal dan aura mendominasi. "Aku pemilik hotel ini," jawab Arian santai, namun tatapan matanya menusuk tajam. Sejak saat itu, semuanya berubah. Arian, yang dulu dingin dan acuh tak acuh, kini menjadi pria yang posesif, protektif, dan tak segan menunjukkan ketertarikannya. Dia mengontrol siapa yang boleh mendekati Nazharina, mengawasinya dengan tatapan penuh makna, bahkan terang-terangan menunjukkan kecemburuannya. "Jaga sikapmu, Nazharina. Aku tidak suka melihatmu terlalu dekat dengan pria lain." Nazharina terkejut. "Arian, kau tidak berhak mengatur hidupku lagi!" Arian mendekat, senyumnya tipis tapi matanya gelap. "Benarkah? Tapi kenapa kau masih membiarkan aku menyentuhmu seperti ini?" Nazharina terdiam. Dia tahu, Arian berubah. Tapi yang tidak ia tahu adalah... Apakah perubahan itu benar-benar berarti Arian mencintainya? Atau hanya bentuk lain dari kepemilikan dan obsesi? Dalam kebingungannya, Nazharina harus menghadapi kenyataan bahwa mungkin, perpisahan mereka hanyalah awal dari kisah yang lebih rumit. Karena jika Arian sudah menginginkan sesuatu... Dia tidak akan membiarkan itu pergi begitu saja.
Laras mendapati dirinya disekap dan dikurung bersama ketiga anaknya, oleh sopir travel yang membawa mereka saat ia berusaha kabur dari rumah. Mengalami berbagai bentuk penyiksaan, hingga harus kehilangan salah satu anaknya, membuat Laras bertekad untuk membalas dendam. Laras berusaha mencari tahu siapa dalang dari semua kejadian yang telah menimpanya, serta apa alasan dan tujuan ia disekap. Dapatkah Laras dan anak-anaknya bertahan dan selamat dari penyekapan kejam itu?
Membayar pacar sahabat sendiri untuk menikahi dan bertanggung jawab atas kehamilan yang tak diinginkan. Meski bukan sesuatu yang wajar dan dibenarkan, namun Silia mau tak mau melakukannya. Apalagi sosok Roby seakan tak punya kekurangan. Selain ganteng dan ulet dalam bekerja, Roby juga baik dan perhatian. Hidup bersama meski awalnya karena memiliki tujuan masing-masing dan tak saling cinta, justru membawa perubahan besar pada kehidupan Roby dan Silia. Hanya saja, status Yesika sebagai pacar Roby dan Vatra sebagai cinta pertama Silia, menjadi pemicu beragam konflik dalam kisah cinta dan rumah tangga mereka.
Almann dipenjara dengan tuduhan telah melakukan penculikan 11 tahun yang lalu. Padahal sesungguhnya, ia hanya menepati janji pada seorang wanita terkasih yang tak akan pernah bisa ia miliki selamanya.
"Aku akan membalas perbuatan mereka yang telah membuat aku dan ibuku menderita. Mulai sekarang aku tak akan tinggal diam. Aku sudah cukup bersabar selama ini, tapi sekarang tak ada lagi yang aku takutkan, karena mereka sudah merenggut nyawa orang-orang yang aku sayangi," kata Azzalyn dengan mata penuh kilatan dendam. ************* Azzalyn tidak pernah menyangka kalau sang ibu memiliki masa lalu kelam, yang membawanya pada kenyataan kalau sosok ayah yang selama ini ia yakini telah meninggal ternyata masih hidup. Takdir yang membawanya kembali bertemu dengan sang ayah. Namun hidupnya mendapatkan banyak masalah yang mengharuskan Azzalyn untuk tetap bertahan dan membalas segala perbuatan jahat yang ia terima.
Lenny adalah orang terkaya di ibu kota. Ia memiliki seorang istri, tetapi pernikahan mereka tanpa cinta. Suatu malam, ia secara tidak sengaja melakukan cinta satu malam dengan seorang wanita asing, jadi ia memutuskan untuk menceraikan istrinya dan mencari wanita yang ditidurinya. Dia bersumpah untuk menikahinya. Berbulan-bulan setelah perceraian, dia menemukan bahwa mantan istrinya sedang hamil tujuh bulan. Apakah mantan istrinya pernah berselingkuh sebelumnya?
Awalnya, Krystal hanya meminta pertolongan pada Kaivan untuk meminjam uang demi mengobati adiknya yang sakit. Namun, semua niat Krystal tidak bisa gratis begitu saja. Ada harga yang harus dibayar. Menjadi istri kedua dari seorang Kaivan Bastian Mahendra adalah syarat utama yang harus Krystal lakukan. Hubungan rumit layaknya sesuatu hal yang tak mungkin, mampukah Krystal bertahan?
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Pernikahan tiga tahun tidak meninggalkan apa pun selain keputusasaan. Dia dipaksa untuk menandatangani perjanjian perceraian saat dia hamil. Penyesalan memenuhi hatinya saat dia menyaksikan betapa kejamnya pria itu. Tidak sampai dia pergi, barulah pria itu menyadari bahwa sang wanita adalah orang yang benar-benar dia cintai. Tidak ada cara mudah untuk menyembuhkan patah hati, jadi dia memutuskan untuk menghujaninya dengan cinta tanpa batas.
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.