/0/20286/coverbig.jpg?v=00546948fb001d5f606ed93420dce112)
Seorang pemuda yang suka menyendiri sering menghabiskan waktu di taman sekolah. Suatu hari, ia bertemu dengan seorang gadis ceria yang selalu tersenyum. Tanpa disadari, kehadirannya membawa warna baru dalam hidupnya
Seorang pemuda yang suka menyendiri sering menghabiskan waktu di taman sekolah. Suatu hari, ia bertemu dengan seorang gadis ceria yang selalu tersenyum. Tanpa disadari, kehadirannya membawa warna baru dalam hidupnya
Arya selalu menemukan kenyamanan dalam kesendirian. Bukan karena dia tidak menyukai orang lain, tetapi karena kesunyian memberikan ruang baginya untuk berpikir, jauh dari keramaian sekolah yang selalu riuh. Setiap istirahat, dia akan pergi ke tempat favoritnya-taman sekolah yang berada di sudut, tersembunyi dari lalu-lalang siswa lain.
Taman itu sederhana, hanya ada beberapa pohon rindang dan bangku kayu tua, tapi bagi Arya, tempat itu seperti surga. Suara angin yang berdesir di antara dedaunan dan kicauan burung yang bersembunyi di dahan, membuatnya merasa damai. Di sinilah ia bisa melarikan diri dari dunia luar yang menurutnya terlalu ramai dan membosankan.
Namun, hari ini terasa sedikit berbeda. Begitu ia sampai di taman, Arya melihat sesuatu yang tak biasa-seorang gadis duduk di bawah salah satu pohon besar. Gadis itu sedang asyik membaca buku, sesekali tersenyum sendiri. Arya tidak mengenal gadis itu, dan anehnya, ia merasa sedikit terganggu dengan kehadirannya di tempat yang biasanya menjadi "milik" Arya seorang.
Arya memperhatikan dari kejauhan. Gadis itu tampak begitu nyaman di sana, seakan-akan taman itu juga miliknya. Rambutnya yang panjang tergerai di bahunya, dan setiap kali angin bertiup, helai-helai rambutnya berayun lembut. Arya tidak bisa mengalihkan pandangan. Ada sesuatu tentang senyum gadis itu yang membuatnya penasaran.
"Siapa dia?" Arya bergumam dalam hati. Dia merasa aneh, karena biasanya, dia tak pernah peduli pada orang lain. Apalagi pada seseorang yang tiba-tiba "menduduki" tempat favoritnya.
Tak ingin mengusik gadis itu, Arya duduk di bangku kayu yang sedikit jauh. Dari tempatnya duduk, ia masih bisa melihat gadis itu, tapi cukup jauh untuk tidak menarik perhatian. Ia membuka bukunya sendiri, tapi pikirannya terus melayang ke arah gadis yang tersenyum itu.
Sebenarnya, Arya tidak tahu apa yang membuatnya begitu penasaran. Mungkin karena senyumnya. Senyum itu bukan sekadar senyum biasa, melainkan senyum yang seolah-olah menceritakan kisah di baliknya. Sebuah senyum yang penuh makna, namun juga misterius.
Waktu berlalu dengan cepat. Gadis itu terus membaca dengan tenang, sementara Arya sesekali mencuri pandang. Saat bel tanda istirahat berakhir berbunyi, gadis itu menutup bukunya, berdiri, dan berjalan pergi. Arya memperhatikan dari kejauhan, melihat langkah ringan gadis itu yang perlahan menghilang di balik pintu gedung sekolah.
Arya menghela napas panjang. Ada perasaan aneh yang ia rasakan. Sesuatu yang membuat hatinya sedikit bergetar. Ia tidak tahu siapa gadis itu, tapi kehadirannya meninggalkan kesan mendalam di hati Arya.
"Besok, mungkin aku akan melihatnya lagi," Arya berkata pelan pada dirinya sendiri. Sesuatu di dalam dirinya ingin mengenal gadis yang selalu tersenyum itu. Tapi di sisi lain, Arya juga ragu. Bagaimana jika besok gadis itu tak lagi datang ke taman? Apa dia hanya sesekali ke sana? Atau apakah taman ini memang juga tempat favoritnya?
Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepala Arya sepanjang sisa hari itu. Taman yang biasanya menjadi tempatnya melarikan diri kini justru menimbulkan rasa penasaran baru. Siapa gadis itu? Dan mengapa senyumnya begitu memikat?
Arya pulang dengan perasaan yang tak biasa. Entah kenapa, ia berharap esok hari segera datang. Mungkin, besok ia akan melihat senyum itu lagi.
Malam itu, Arya tidak bisa berhenti memikirkan gadis yang ditemuinya di taman. Ia mencoba menepisnya dengan mengerjakan PR, menonton televisi, bahkan bermain gim di ponselnya, namun bayangan senyum gadis itu selalu kembali menghantuinya.
"Apa yang salah denganku?" Arya bertanya pada dirinya sendiri. Ia merasa aneh, karena biasanya ia tidak terlalu memikirkan orang lain, apalagi seseorang yang baru dilihatnya sekali. Tetapi senyum gadis itu begitu hangat, seakan-akan ada kebahagiaan yang ia bagikan tanpa harus mengucapkan sepatah kata pun. Arya mencoba tidur lebih awal, berharap pikirannya akan jernih di pagi hari.
Keesokan harinya, saat bel istirahat berbunyi, Arya segera bergegas menuju taman. Ada perasaan berdebar di dadanya - sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Selama ini, taman adalah tempat di mana ia merasa tenang dan nyaman, tapi sekarang ia malah merasa gelisah. Setiap langkah yang ia ambil menuju taman membuat jantungnya berdetak lebih cepat.
Begitu sampai di taman, Arya berhenti sejenak, matanya langsung mencari ke arah pohon besar di mana gadis itu kemarin duduk. Dan di sana, tepat di tempat yang sama, gadis itu ada lagi. Kali ini, ia tidak sedang membaca buku, melainkan menatap langit dengan senyum yang sama-senyum yang kemarin membuat Arya terpaku.
Arya berdiri diam beberapa saat, mencoba memutuskan apakah ia harus mendekat atau tetap di tempatnya seperti kemarin. Tapi hari ini, ada dorongan aneh di dalam dirinya. Arya merasa, jika ia hanya terus memperhatikan dari kejauhan, ia tidak akan pernah tahu siapa gadis itu. Akhirnya, dengan langkah perlahan namun pasti, Arya mendekati pohon besar tersebut.
Saat ia semakin dekat, gadis itu menoleh dan tersenyum padanya-senyum yang seolah-olah mengatakan bahwa dia telah menunggu Arya. Arya merasakan jantungnya berdegup lebih cepat, tapi ia berusaha tetap tenang.
"Hai," sapa gadis itu tiba-tiba, membuat Arya sedikit terkejut. Suaranya lembut, cocok dengan kepribadian ceria yang terpancar dari wajahnya. "Kamu sering ke sini ya?" tanyanya sambil tetap tersenyum.
Arya merasa canggung, tapi ia mengangguk. "Iya... aku suka tempat ini. Kamu?"
Gadis itu mengangguk pelan. "Aku baru beberapa kali ke sini. Biasanya aku duduk di perpustakaan, tapi rasanya sesekali menikmati udara luar juga menyenangkan, ya?"
Arya hanya bisa tersenyum kecil sebagai jawaban. Gadis ini membuatnya sedikit kikuk, sesuatu yang jarang sekali ia rasakan. Setelah beberapa detik hening, Arya akhirnya memberanikan diri bertanya, "Apa yang kamu baca kemarin?"
"Oh, itu?" Gadis itu tertawa kecil, suaranya terdengar ringan. "Itu novel roman, mungkin bukan genre favoritmu ya?"
Arya terdiam sejenak. Benar, ia bukan penggemar novel roman, tapi karena ini adalah satu-satunya topik percakapan yang terbuka, ia mencoba menanggapinya. "Aku lebih suka buku-buku sejarah atau sains... tapi aku pernah baca beberapa novel roman juga."
Gadis itu tampak terkejut. "Benarkah? Wah, jarang-jarang ada cowok yang ngaku suka baca novel roman."
Arya tersenyum kecil, meski sebenarnya ia tidak begitu tertarik pada novel roman, hanya pernah membaca beberapa untuk tugas sekolah. "Apa yang membuatmu suka dengan novel roman?"
Senyum gadis itu semakin lebar, matanya berkilau saat berbicara tentang sesuatu yang disukainya. "Aku suka bagaimana cerita cinta dalam novel bisa sangat sederhana, tapi juga rumit. Setiap karakter punya perjuangan masing-masing, tapi pada akhirnya mereka selalu menemukan jalan untuk bersama. Seperti... ada keindahan dalam ketidaksempurnaan mereka."
Arya memperhatikan cara gadis itu berbicara. Ada semangat dan kebahagiaan yang ia pancarkan saat menjelaskan sesuatu yang ia cintai. Ini membuat Arya teringat pada dirinya sendiri saat berbicara tentang sejarah atau astronomi-ada gairah dalam menemukan sesuatu yang menarik, dan itu juga yang ia lihat pada gadis ini.
"Aku Arya," katanya akhirnya, memperkenalkan diri.
Gadis itu tersenyum lagi. "Aku Naira. Senang bisa ngobrol denganmu, Arya."
Percakapan mereka terus berlanjut, meskipun singkat dan sesekali diiringi oleh keheningan yang canggung. Tapi bagi Arya, pertemuan ini meninggalkan kesan yang lebih dalam. Naira, dengan senyum cerah dan sikap terbukanya, telah membuat hari Arya sedikit lebih berwarna.
Saat bel tanda istirahat selesai berbunyi, Naira bangkit dan bersiap-siap untuk kembali ke kelas. "Sampai ketemu lagi di taman?" tanyanya sambil tersenyum lembut.
Arya hanya bisa mengangguk, sedikit terkejut karena Naira yang justru mengundang pertemuan berikutnya. "Iya... sampai ketemu lagi."
Naira melambaikan tangan sebelum berbalik dan berjalan menjauh, meninggalkan Arya yang masih terpaku di tempat. Ia merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Seperti ada perasaan baru yang mulai tumbuh, perasaan yang selama ini tak pernah ia sadari.
Ketika Naira menghilang di balik pintu gedung sekolah, Arya tersenyum sendiri. Taman ini, yang dulu hanya tempat pelariannya dari dunia, kini menjadi tempat di mana hatinya mulai menemukan warna baru.
Bersambung...
Seorang pria yang merasa tertekan oleh kehidupan rumah tangganya terlibat perselingkuhan dengan seseorang dari masa lalunya. Ketika kebohongan ini terungkap, ia harus memilih antara keluarga yang ia bangun atau cinta yang tak pernah benar-benar hilang.
Seorang pria yang sudah menikah kembali bertemu dengan cinta pertamanya yang belum pernah ia lupakan. Hubungan ini membuatnya meragukan pernikahannya dan mempertanyakan apa itu cinta sejati.
Seorang wanita yang merasa hampa dalam pernikahannya memulai hubungan dengan mantan kekasihnya. Namun, ia tak menyadari bahwa kebahagiaan sesaat itu dapat membawa bencana bagi hidupnya yang sudah stabil.
Seorang pria yang merasa terabaikan oleh istrinya karena kesibukan pekerjaan, mulai mencari kenyamanan dari wanita lain. Perselingkuhan ini membuatnya harus memilih antara keluarga yang ia cintai atau perasaan egoisnya sendiri.
Seorang wanita menemukan bahwa suaminya berselingkuh dengan rekan kerjanya. Sambil mencoba mencari tahu alasan di balik perselingkuhan tersebut, ia dihadapkan pada rahasia gelap suaminya yang jauh lebih besar.
Seorang istri yang selalu setia menemukan suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Saat kebenaran terungkap, ia harus memutuskan apakah akan memperjuangkan pernikahannya atau melepaskan semuanya.
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."
Brenna tinggal bersama orang tua angkatnya selama dua puluh tahun, menanggung eksploitasi mereka. Ketika putri kandung mereka muncul, mereka mengirim Brenna kembali ke orang tua kandungnya, mengira mereka miskin. Pada kenyataannya, orang tua kandungnya termasuk dalam kalangan atas yang tidak pernah bisa dijangkau oleh keluarga angkatnya. Berharap Brenna akan gagal, mereka terkesiap melihat statusnya: seorang ahli keuangan global, seorang insinyur berbakat, pembalap tercepat .... Apakah ada akhir bagi identitas yang dia sembunyikan? Setelah tunangannya mengakhiri pertunangan mereka, Brenna bertemu dengan saudara kembarnya. Tanpa diduga, mantan tunangannya muncul, menyatakan cintanya ....
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
Warning Beberapa bab memuat adegan 21+ Saat Alana mengetahui rencana sang ibu tiri untuk menyingkirkannya, Alana memutuskan untuk membalas dendam dengan cara yang tak terduga. Dia menjebak seorang pria dengan image Casanova dan status sosial yang tinggi. Alesio Theodore Kingston, putra tunggal Zedante Kingston dan Arshia Kingston, pasangan billionaire yag memiliki ratusan cabang perusahaan yang tersebar di belahan dunia, termasuk maskapai penerbangan Internasional Kingston Airlines. Alesio memiliki keinginan tidak biasa dengan gadis imut pemberani yang menjebaknya. Kontrak pernikahan selama satu tahunpun disepakati dan Alana sadar bahwa Alesio bukan hanya sekadar Casanova biasa. Ada sisi gelap dan misterius pada Alesio yang meruntuhkan tembok pertahanan Alana. Terlebih ketika gairah Alesio untuk memiliki Alana semakin berkobar. Dibalik Senyumannya yang menawan dan pesona yang tak terbantahkan, Alesio menyimpan obsesi yang gelap dan berbahaya pada Alana.
"Usir wanita ini keluar!" "Lempar wanita ini ke laut!" Saat dia tidak mengetahui identitas Dewi Nayaka yang sebenarnya, Kusuma Hadi mengabaikan wanita tersebut. Sekretaris Kusuma mengingatkan"Tuan Hadi, wanita itu adalah istri Anda,". Mendengar hal itu, Kusuma memberinya tatapan dingin dan mengeluh, "Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya?" Sejak saat itu, Kusuma sangat memanjakannya. Semua orang tidak menyangka bahwa mereka akan bercerai.
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
© 2018-now Bakisah
TOP