/0/2138/coverbig.jpg?v=317c083a301f2420deb34af0c442ae88)
Tidak hadirnya mempelai lelaki di hari pernikahan membuat Candy memutuskan untuk menikahi Robert yang berstatus sebagai ayah dari sang kekasih. Terkejut? Tidak mungkin tidak! Semua tamu undangan melongo menyaksikan dua orang itu berdiri tanpa dosa di atas altar, tanpa henti mempertanyakan apa yang sebetulnya telah terjadi. Namun, para tamu undangan bukanlah satu-satunya yang terkejut. Di hari yang sama, Candy menerima kejutan luar biasa dari sang suami yang seharusnya menjadi ayah mertuanya.
Candy Rebbeca Stain, nama perempuan cantik berusia dua puluh dua tahun yang akan menikah pagi ini. Muda memang, tapi kalian akan menarik kembali kata-kata itu jika tahu pada usia berapa calon ayah mertuanya memiliki anak. Umur tidak menjadi perkara, setidaknya itu adalah apa yang ada di dalam benak mereka yang sudah tidak sabar ingin menikah.
Gaun putih indah nan mewah dengan atasan bermodel sabrina melekat pada tubuh dia yang terduduk di depan meja rias. Rambut Candy digulung indah dan diberi hiasan bunga-bunga berbentuk mahkota. Namun ..., sepertinya sang mempelai tidak dalam suasana hati yang bagus untuk bisa menampilkan senyuman yang akan memperindah semua riasan di wajah.
Gadis itu cemas memikirkan sang kekasih yang masih tak kunjung menampakkan diri padahal acara akan segera dimulai, kurang dari lima belas menit lagi. Sepi ruangan Candy menunggu membuatnya terdengar sangat hening, tidak ada apa pun yang terdengar kecuali suara AC. Sejuk benda itu menyapu area pundak Candy yang terekspost, sangat dingin sampai membuatnya sedikit menggigil.
Namun, itu bukanlah gemetaran ulah kedinginan. Candy tidak bisa berhenti takut mempertanyakan tentang keberadaan sang calon suami yang seharusnya tiba sedari setengah jam yang lalu.
Tok, tok, tok ... suara gedoran pintu terdengar membuat Candy reflek mendongak. Gadis itu menantikan seseorang datang memanggil untuk memberi berita, sang calon suami telah tiba, tapi nyatanya ... hal itu tidak terjadi. Ekpresi kesedihan yang tercetak di wajah siapa yang memasuki ruangan menghadirkan firasat buruk dalam hati.
Candy berpikir ..., sesuatu telah menimpa sang calon, tapi ternyata apa yang terjadi melebihi hal itu.
"Candy," panggil pria berusia 39tahunan, sangat maskulin dengan gaya rambut yang disisir rapi dan setelan formal berwarna hitam. Ada bunga menyelip di saku jasnya.
"Ayah," panggil Candy tanpa bisa tersenyum. Lelaki tampan dengan kulit putih dan rahang tegas itu bernama Robert Wijaya, seseorang yang akan menjadi ayah mertuanya setelah pernikahan ini dinyatakan resmi. Sayangnya ... Candy tidak berpikir hal itu akan terjadi karena sang mempelai hilang entah ke mana.
Ragu Candy bertanya, "Putra belum ditemukan, Ayah?" Candy bukan hanya mencemaskan pernikahan yang entahlah akan berlangsung atau batal, dia mencemaskan keadaan sang pria terkasih yang sudah bersamanya selama lima tahun.
Candy tahu betapa Putra Wijaya mencintai diri ini, itu adalah alasan mengapa pernikahan diadakan dini. Tapi ... haruskah Candy akui bahwa sang kekasih berubah akhir-akhir ini? Satu minggu lalu, terhitung empat bulan semenjak melamar diri ini untuk dijadikan istri.
Candy tidak tahu apa yang telah terjadi karena Putra terlalu pendiam untuk mau bercerita. Sorot matanya kosong dan Candy benar-benar tidak bisa bertanya. Candy berpikir, semua itu hanya imajinasi saja sampai kemudian sang kekasih tidak hadir di hari pernikahan yang telah ditetapkan.
Tidakkah hari ini adalah hari yang sangat Putra nantikan? Candy yakin itu, Putra selalu mengatakannya. Tapi mengapa diri ini tidak dapat menghubunginya? Tidak bahkan sekali. Panggilan tidak diangkat, pesan tidak berbalas, tidak ada satu orang pun bisa menebak di mana keberadaannya termaksud sahabat karib yang juga telah menanti.
"Candy." Suara Robert sukses menyadarkan Candy yang malah sibuk melamun, membuat gadis itu kembali mendongak dan mempertemukan kontak mata.
"Ada apa, Ayah?" tanya gadis itu, tampak penasaran dibuat raut wajah serius sang calon mertua.
Robert tidak langsung menjawab. Dia menarik kursi plastik berwarna merah dan mengambil duduk di depan Candy. Dia kemudian mengeluarkan ponsel dan mengotak-atiknya sejenak. Robert ... tidak tahu di mana anaknya berada kini, tapi ia punya sesuatu yang sangat penting yang harus Candy saksikan dengan mata kepala sendiri.
Rekaman video yang mengambarkan setiap pergerakkan Putra bercumbu bersama seorang perempuan di dalam mobil. Mata Candy melebar, dua telapak tangan berbalut sarung putih berenda reflek membekap mulut yang hendak menjerit.
Ludah yang ditelan setajam silet, menyangkut di bagian dada, sukses menusuk jantung membuatnya kesulitan untuk bernafas. Candy bisa melihat wajah sang calon suami dengan sangat jelas, sangat jelas sampai tidak ada keberanian mengklaim bahwa video hitam putih itu palsu.
"Putra berselingkuh dengan pacarku," ungkap Robert.
Candy tidak tahu bahwa sang mertua memiliki seorang pacar, tapi selingkuh ...? Candy tidak tahu kapan rekaman itu diambil, mata yang mendadak buram tidak mampu melihat tanggal dan waktu yang tercetak dengan jelas. Gadis itu ... meneteskan air mata, tidak mampu berkata.
Ini adalah hari pernikahan mereka, haruskah ia bersyukur atau marah karena semua kebenaran yang terungkap? Haruskah Candy senang karena ia gagal menikahi seorang pria yang ternyata bajingan? Hati Candy sakit, sama sekali tidak mampu memutuskan.
"Apa ... yang harus aku lakukan?" Gadis itu terbata, kepala sudah seperti akan meledak mengingat hari pernikahan sudah di depan mata, hanya tinggal menghitung menit!
Candy tidak berpikir memulangkan para tamu akan menjadi sebuah solusi bijak, ia dan keluarga mustahil bisa menahan rasa malu itu dan Robert pasti merasakan hal yang sama, Candy berpikir.
"Bagaimana bisa Putra tega ..." Candy terisak, tidak mampu menahan rasa sakit yang semakin menjadi di bagian dada. Candy tidak menyangkal Putra bersikap lain akhir-akhir ini, tapi selingkuh ...? Hal itu sama sekali tidak terpikirkan. Putra selalu bersikap seolah-olah hanya ada Candy di dalam hidupnya, mata tidak mungkin berbohong. Tapi ... bukti sudah menggila di dalam kepala, bagaimana bisa Candy tidak percaya?
Raut wajah Robert sendu. Dia mengangkat tangan guna membantu menghapus air mata yang membasahi pipi. "Jangan menangis," harap lelaki itu. Suaranya terkesan lembut tanpa menghilangkan kesan gagah, segagah tubuh kekar yang mengatakan sang empu sering berolahraga. "Kau akan menghancurkan riasanmu dengan air mata," tambahnya.
"Riasan ini sudah tidak berguna!" seru gadis itu putus asa. "Hari pernikahanku hancur, aku tidak mungkin menikah dengan putramu!" Tidak setelah apa yang telah terjadi! Padahal Candy mencemaskan Putra setengah mati dan lelaki itu bahkan tidak berkabar, sungguhkah dia menghindari pernikahan ini demi sang selingkuhan?
Candy hanya sekedar menebak, tapi di satu sisi merasa sangat yakin. Putra tidak lagi mencintai diri ini. Tentu saja, karena jika dia masih menaruh hati, dia tidak akan pernah bermain dengan perempuan lain! Perempuan yang adalah kekasih ayahnya? Putra pasti sudah gila!
"Aku minta maaf karena harus memberitahumu berita menyakitkan ini," kata Robert pelan.
Candy menggigit bibir bawah sembari menggeleng kecil. "Tidak," jawabnya sembari menggelap air mata. "Aku senang karena aku tahu seperti apa Putra di belakangku."
"Aku membencinya," ungkap Robert tiba-tiba, sukses membuat Candy reflek mendongak dan kontak mata pun bertemu.
Tidak usah bertanya soal apa maksud dari ungkapan itu. Robert menjelaskan, "Setelah dia membuat aku kehilangan seorang istri, dia dengan berani mencuri kekasih yang aku cintai. Fakta bahwa dia adalah anakku jauh lebih menyakiti hatiku."
Candy tidak dapat berkomentar pada mirisnya kalimat yang ayah Putra keluarkan. Robert mungkin sudah memiliki dua anak, tapi itu tidak mengartikan dia tidak pantas bertemu perempuan lain dan berbahagia. Terlepas dari penampilannya yang memang masih terlihat muda dan segar seperti berusia 25an, dia memiliki materi dan sikap yang baik. Setidaknya itu adalah apa yang Candy tahu.
"Candy, menikah denganku." Satu kalimat pendek yang mendadak meluncur keluar dari mulut Robert sukses memukul jantung Candy bagaikan palu raksasa.
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?