Unduh Aplikasi panas
Beranda / Miliarder / Bias: Dari Uncle, Jadi Daddy
Bias: Dari Uncle, Jadi Daddy

Bias: Dari Uncle, Jadi Daddy

5.0
10 Bab
898 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

⚠️Mature content! Sudah bosan dengan cerita nikah paksa yang tipikal? Coba deh baca kisah satu ini. Masukkan ke rak buku aja dulu sebelum ketinggalan kisah khilaf-khilaf bikin baper sekaligus pemicu halu ini lebih jauh. Alexandria Serenata Atmadya tidak pernah menyangka bahwa keputusannya untuk pindah dari kota metropolitan ke kota megapolitan untuk menerima tawaran pekerjaan sekaligus melarikan diri malah membawanya pada banyak tantangan dan kejadian yang mengubah jalan hidupnya. Padahal niat awalnya hanya untuk membantu karena dia memiliki satu kelemahan, terlalu mudah berempati sampai sulit berkata tidak. Ujung-ujungnya malah semakin terjebak hingga tak kuasa menolak. “Tadi aku ngikut aja biar kamu tetap punya muka di depan mereka. Ngomong-ngomong, emang kapan kita ngadep penghulunya? Kok main ngaku udah sah aja?!” —Alexandria Serenata Atmadya “Anggap aja tadi tahap persiapan mental sebelum ijab kabul satu jam lagi. Kalau udah gini kamu gak bakalan bisa nolak lagi, ‘kan?” —Jodohnya Alexandria Serenata Apa jadinya kalau si Pintar harus selalu berurusan dengan si Cerdik? Bagaimana jadinya kalau si Tricky ketemu si Manipulative? Mungkinkah ada sebuah perjanjian rahasia di balik paksaan untuk mengubah status di kesempatan kedua? Terutama ketika kini sudah ada malaikat mungil berwajah mirip dengan keduanya yang baru diketahui keberadaannya oleh dunia setelah ia berusia empat tahun. KARENA WANITA SELALU INGIN DIPERJUANGKAN DENGAN CARA YANG MANIS, walaupun dia sudah terbiasa menghadapi pahitnya hidup.

Bab 1 Prolog

Awas! Jebakan konten-konten dewasa.

Keringat dingin seketika membanjiri tubuh Alexa saat membaca hasil tes laboratorium yang kini nyaris terlepas dari genggamannya. Di antara semua kebetulan dalam hidupnya, bagaimana bisa seorang pria dari masa lalunya dengan mudahnya datang lalu mencoba kembali masuk untuk menjadi bagian hidup sekaligus masa depannya? Padahal selama ini ia sudah mati-matian menghindar dari pria ini sekuat tenaga, mencoba menata kembali kehidupannya setelah air matanya kering tak bersisa. Jika sudah begini maka tak ada lagi jalan lain untuk mengelak, apalagi menolak keberadaan pria di depannya. Tatapan netra hitam selegam jelaga itu masih tetap sama, terus saja tertuju hanya padanya. Lexa bahkan nyaris tak bisa bebas bergerak sebab ditatap dengan cara yang tak pernah ia dapatkan dari pria mana pun selain darinya, dia yang dulu sempat menjadi mimpi indah serta harapan dari seorang gadis polos bernama Alexandria Serenata Atmadya.

“Udah jelas ini bukan cuma kebetulan dan dugaanku aja, ‘kan? Kalau gitu, sekarang kita jalan,” ajak pria itu sambil menggenggam tangan Lexa dengan sedikit remasan lalu masuk ke mobil coupe warna abu-abu metalik keluaran terbaru dari brand elite ternama.

“Eh, eh. Mau ke mana? Nyulik orang sembarangan!” Alexa panik. Logikanya yang sempat tumpul, kini harus mau diajak bekerja cepat. Bagaimana mungkin pria di sampingnya bisa memikirkan cara selicik ini sampai ia tak dapat menghindar lagi?

“Tadi emang rencananya aku mau ngelamar kamu. Maksudku kita bisa tunangan dulu sambil aku cari cara buat dapetin hati dan kepercayaanmu lagi, tapi mendingan aku nikahin kamu sekarang juga biar gak pakai lama,”—ia tertawa lebar saat melihat ekspresi terkejut Lexa—“kagetnya biasa aja dong, Sayang. Berhubung semua bukti udah cukup meyakinkan kalau kalian adalah milikku, berarti gak ada salahnya kalau aku bikin dunia tahu siapa sebenarnya wanitaku satu-satunya.”

“Tunggu, tunggu. Gak gini juga konsepnya! Lagian mana bisa seenak jidat aja ngajak nikah anak orang tanpa persiapan? Apa lagi maunya sekarang juga?! Kamu makin gak waras kayaknya!”

“Kamu lupa siapa aku? Bentar lagi aku ingetin semua hal yang sepertinya udah sengaja kamu buang dari ingatanmu setelah kita sah jadi suami istri. Aku jadi penasaran, apa ingatanmu soal senja waktu itu juga ikutan ngilang? Kalau iya, aku gak sabar buat ngulang sekali lagi atau sekalian aja kita ulangin berkali-kali setiap hari, gimana?”

Saat ini rasanya Alexa sangat ingin berteriak dan berkata tidak. Namun, tunggu dulu! Jika ia menyia-nyiakan kesempatan ini, lalu bagaimana nasib bocah cantik yang sedang menunggunya untuk daftar sekolah bulan depan? Astagaaaa! Takdir macam apa lagi ini, Tuhan?

✧✧✧

Suara pintu kamar mandi yang baru terbuka membuat Lexa refleks memalingkan wajah ketika sedang asyik menyisir rambutnya, tapi pemandangan di depan matanya malah membuat Lexa menjadi gerah dan mulai salah tingkah. Ia harus segera pergi sebelum berakhir menjadi bergairah.

Dia mendadak bangkit dari duduknya. Baru satu langkah, tapi sebuah suara bariton masuk dengan sopan ke indra pendengarannya, “Mau ke mana, Sayang?” cegah seorang pria sambil berjalan keluar dari kamar mandi. Dia hanya menggunakan selembar handuk yang melilit pinggangnya, tangan kanannya tampak sibuk mengeringkan rambut hitam ikalnya menggunakan handuk kecil.

‘Haduh, kalau tebar pesona biasa aja dong, Bang. Aku ‘kan bisa mimisan kalau disuguhi pemandangan surgawi macam ini. Mana udah lama gak lihat yang seger-seger bikin halu secara live. Harusnya tadi langsung tidur aja, gak usah pakai acara segala skincare-an ditambah sisiran,’ teriak batin Lexa. Jiwanya sudah kebat-kebit sampai rasanya serba salah mau mengarahkan pandangan ke arah mana. Apalagi sekarang pemilik wajah teradonis menurut Lexa itu malah sengaja berdiri di belakangnya. Kan semuanya jadi kelihatan makin jelas dari pantulan kaca di depan Lexa.

“Kok gak jawab? Kamu gak enak badan, Sayang? Tenggorokanmu gak nyaman? Coba sini, aku cek.”

‘Apa katanya? Mau cek? Kalau cuma cek yang atas, nanti bagian lainnya bisa protes minta ikutan dicek dong. Waduh! Sungguh kalimat yang berbahaya.’

“Mm-m, ehem, mau tidur di kamar anakku, mau ke mana lagi emangnya?” Lexa segera beranjak untuk melarikan diri sebelum tangannya hilang kontrol dan berujung mendarat di tempat yang tepat.

Baru juga hendak menjauh, tapi sebuah kain tampak melewati kepalanya, lalu menahan badannya agar berhenti bergerak. Lexa kaget sampai menjatuhkan sisir yang sejak tadi ia remas hingga mengenai kakinya. Tentu saja dia refleks memegangi punggung kakinya, sialnya pantatnya malah menyenggol badan pria di belakangnya. Lexa kembali menegakkan badan saat mendengar suara erangan tertahan. Keduanya terdiam, hanya ada suara napas berat yang bersahutan.

“Istriku ternyata masih seagresif dulu, ya?” Napas hangat itu menyapu tengkuk Lexa.

Lexa seketika membalikkan badan karena merasa tak terima. Kalimat dari bibir pria yang baru saja memaksanya menikah beberapa jam lalu ini sangat tidak bisa ditolerir, “Sejak kapan aku bersikap agresif? Emangnya dulu aku tukang sosor dan suka cari kesempatan kayak kamu?!”

Suaminya tertawa lebar, tapi mendadak melotot saat melihat gaun tidur Lexa basah di bagian yang tepat. Lexa ikut mengarahkan pandangannya ke bawah. Wajahnya menjadi merah seketika antara malu bercampur marah, “Iih, kamu emang mesumnya gak ilang-ilang dari dulu!”

Tanpa banyak bicara, pria berbadan tegap di depannya menarik pergelangan tangan Lexa ke arah ranjang.

“Eh, aduh, mau ngapain narik anak orang segala?!”

“Mau nunjukkin ke anak orang yang udah SAH jadi ISTRIKU, seberapa mesum SUAMINYA ini!”

Gawat! Pria yang menggenggam erat tangannya sudah menggunakan kalimat penuh penekanan. Ini artinya sama aja dengan meminta haknya sekarang juga, ‘kan?

Duh! Apa Lexa sudah siap untuk di-unboxing sekali lagi malam ini?

Ketika dua orang yang sama-sama ingin memperbaiki kesalahan masa lalu akhirnya harus bertemu di persimpangan takdir bernama,

Bias: Dari Uncle, Jadi Daddy

—Love and Longing—

RagNata

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY