gucap salam. 2 orang santri yang berada di dalam kamar asra
Ning." Kata mereka mempersil
ru buat kasur yang kosong. Kenalin ini Zora temen baru kalian."
Salam kenal y
a Ma
ra merasa cukup senang karena teman sekamarnya t
dan mengelus pundaknya. "Ka
e arah Zora aneh. Menyadari sebuah kesalahan da
ng." ulangnya
lik dulu ya. As
aikum
lai mengajak Zora berbincang-bincang. Mereka menany
gapi pertanyaan-pertanyaan mereka dengan baik, t
a. Zora tak menyangka jika akan mendap
ora tak suka dengan tempat i
sama Ustadzah Almi tau istrinya Ustadz Ares pengajar
Bisa gawat kalo sampe mereka tau. Karena memang wajah Zora benar-benar mirip denga
itu
uakba
uakba
Zora mengucap hamdalah setengahnya karena
siap-siap sholat Ashar
lalu ketiganya pun bergant
e ponpes ini lumayan mahal bayarnya. Jadi kualitas toiletnya pun berbeda karena di sini s
orang pada 1 kamar. Sebenarnya jika di pikir-pikir lagi pondok Al-anam itu enak
k betah dan jika ada pilihan lebih memilih
id dan bersiap-siap untuk memulai sholat
k Zora terdiam mendengar suara sang Imam. Ras
t sholatnya tak khusyuk. Ia pun kembali fokus dan mendengarka
man setelah selesai sholat. Zora pun
eluar masjid untuk kembali melakukan aktivitas sor
Ifah sambil memperhatikan seorang laki-laki berk
Maudy. Ifah pun langsung
h laki-laki yang sedang Ifah perhatika
aja yang sedang memperhatikan sepupunya itu, tapi semua santriw
a baru ngeliat cowok ganteng aja. Padahal menurutnya s
pura-pura tak tau agar a
ata-rata suka sama dia. Selain dia ganteng dia juga berp
r, eh dianya malah dingin banget. Sekalinya ngomong paling.....
pa?." Tan
sampe cenat cenut nih ati. Tapi.... Ternyata Gus Emir Cuma
Tawa Zora
kenapa si pada suka s
menemukan seorang santriwati yang tidak menyukai Emir. Apalagi Zora
Ra?" Tanya Ifah sambil menang
memutar bola matanya malas seraya me
karena baru satu biji ini ada seorang s
ata Maudy dan keduanya berhormat ba
ng." Ifah membuat sound dengan mu
Zora menyudahkan ke frea
yata sama saja seperti Ifah
Zora dengan kesal seraya me
*
di ponpes Al-anam. Dan pagi ini juga pe
Aliyah tempatnya nanti menuntut ilmu. Beberapa santri yang
terlihat kemana-mana, tidak memakai ciput pula. Berbeda dengan para santriwati yang lain, hijab mer
u? Gak pernah liat orang cantik ya?'
nampak Ifah dan Maudy sedang b
gnya gitu amat." Ifah menepuk jidatnya dan g
reka berdua pun menghentikan jalan dan memperhat
-tiba saja langkahnya terhenti saat seorang l
pi laki-laki itu ikut bergeser ke kanan menghalangi
dongak ke arah laki-la
menyadari bahwa yang menghalangi
abnya." Ucap Emir dingin
alas gadis itu sambil m
r bola matanya malas. Ia hampir akan pergi melewati Emi
amnya dengan pandangan masih
p wajah datar Emir
benerin." Zora pun berlalu pergi ke
dan geleng-geleng kepala. Ia pun
tian para santri terutama santriwati. Mereka semua
dang dengan mata melotot. Mereka panik karena Zo
nah menegur langsung melainkan mengadukan sang santriwati kepada
Sesampainya di toilet, merekapun akhirnya dapat menemukan Zora
ake kerudung. Sampe di tegur git
Balas Zora
ang rempong-rempong panjang kaya kalian." Ifah dan
ak pasangin."
n hijab. Mula-mula Ia melepas hijab yang Zora kenak
keluar karena Zora tak mengenakan ciput. Setelah itu barulah Maudy me
." Puji Maudy dan d
iput biar rambut kamu gak
ke kelas."
as apa btw?
PA-3." Zora mena
a gak sek
k kelas be
IP
a saling memandang
ahat nanti
ke
pergi keluar toilet menuju kelasnya yang berlawana
a. Ia pun masuk dan mengucap salam. Ternyata belum ada g
mperhatikannya dengan sinis. Hal itu sonta
is menghampirinya sam
a?" Tanyanya denga
ak suka dengan dua orang gadis di depannya yang n
t si!" Ledekn
nggaran sampe-sampe di tegur sama Gus Emir." Zor
a santriwati baru gak usah ke geeran hanya gara-gara Gus Emir mempe
tiba-tiba matanya tak sengaja menatap ke arah jendela
tkan oleh gadis pembully untuk memfitnah orang yang terbully. Tapi, karena ini
gadis itu ia membuat keduanya bingung.
ati baru. Saya gak tau apa-apa tapi, kalian tega-tega nya ngefitnah saya kaya gini."
is segala! Dasar cewek caper!" Zora menun
andang dan melotot terkejut mende
a Dar." B
g Ustadz pun mendekat ke arah Leha d
alah surprise... Papahnya nya sendiri yang kebetulan hari i
kita lagi kenalan
engata-ngatai seperti tadi?" Dara dan Le
Respati keluar
an awas kamu! Sedangkan Zora yang di tatap hanya tersenyu
ati, Zora mengedarkan pandangannya ke
Zora menjadi takut. Takut mereka akan membencinya karena telah
k heboh sambil bertepuk tangan dan diikut
merasa aneh dan bingung. Ia pikir mereka memihak pada ke 2 gadis tadi,
iba-tiba ada yang
a semua disini emang sejujurnya udah enek sama tingkah sok queen mer
"Orang kaya gitu emang mesti di kasi pelaja
nama aku Via.
e Z
Zora." Zora tersen
ara dingin itu dan mendapati seorang laki-lak
atanya lentik, bahkan hidungnya pun mancung. Ternyata bukan Zora saja yang mengagumi ketampanan
ru bangun dari bangku itu dan pergi kembali ke bangkunya.
Zora tanpa berkata apapun dan langsung membuka buku untuk di
nya selain bangku ini. Tapi, tak ada. Tak ada bangku yang
ini gue tempatin dulu bangkunya soalnya gak ada yang
alasnya tanpa menatap Zora
?" laki-laki itu berd
" seorang guru ma
wab para murid seren
a seperti itu. Emir di perintahkan untuk menggantikan Respati me
. "Zora, Raden. Kalian kenapa duduknya berdua seperti it
ang kosong lagi." ja
para muridnya dan memperhatikan sa
menatap Emir seolah menyataka
n Zora duduk dengan laki-laki bernama Raden
rdo'a dulu sebelum
*
benar bosan karena tak ada handphone yang bisa Ia mainkan. Juga tak ada teman yang menem
angan dengan mata terpejam. Dan tak lama
antin yang di tempati Zora dan mereka
ak
kup keras hingga membuat Zora ya
Zora merasa marah
duk di sini?" Zora melebarkan ma
mua' batin Zora merasa tak nyaman de
" Perintah ga
p sinis ketiga gadis itu. "Kalo Gue gak
Nia menuding Zora sambi
Gina sambil memperhatikan
i masalah?" Zora terkeke
a tersenyum smirk
ora. Tapi, Zora dengan sigap menarik t
pun. Seketika semua mata pengunjung kantin me
antang Zora menata
tubuh Nia dan melep
a hanya terdiam denga
suara yang memanggilnya dan cukup te
" Perintah
merasa menang karena hanya Zora
h Nia dan kedua ant
sampai bersih!" Setelah men
r tak melihat perbuatan mereka tadi dan hany
hnya ke arah 3 gadis itu sebagai ledekan kepuasanny
muka kamu." Gu
k di kursi depan meja berhadapan dengan Emir. Kedu
n sebuah kertas foto copy an yang di dalamnya b
a ya?!" Marah Zora melihat kertas itu di
r menatap Zora d
Ketus Zora ber
biru 3x4 dua lembar." Perintah
bingung dengan permi
at
gnya biasanya buat apa?" Zora bersusah payah menela
lotot mengingat fungs
atan berkas nikah gak
ngambil kertas itu dan pergi dar
melihat kepergian Zora. Sepertinya gadis it
disini. Yaitu karena Respati memberikan 2 pilihan kepada Zora, antara masuk pondok dan
privasi identitasnya. Ia tak mau or