, menyandarkan tubuhnya pada dinding bata yang dingin. Ia mengawasi setiap gerakan di sekitar dengan penuh waspada. Informasi yang
rang jika diperlukan. Namun, ia mengenali sosok yang muncul dari bayang-bayang. Rambut hitam Vincent Purcell berk
rendah. Ia berhenti beberapa meter di depa
ha tampak percaya diri. "Aku tidak
ereka. "Di sini adalah wilayahku, Claudia. Dan kau tahu apa
Aku ingin tahu apa yang kau sembunyikan. Apa yang
api tetap penuh misteri. "Kau
k Claudia. "Jika kau ingin mencegah pe
kal. Claudia menahan napas, tetapi ia tidak mundur. Pria it
eperti desahan angin. "Ikuti aku. Tapi ja
*
lupakan. Pintu kayu besar di depan mereka berderit saat Vincent membukanya, memperlihatkan interior yang gelap dan
enyisir ruangan yang penuh dengan lilin berkilauan
ncent. "Ini adalah tempat kami menjaga ke
it. "Keseimbanga
enuju sebuah ruangan kecil di ujung aula. Claudia mengi
men. Di salah satu sisi, terdapat sebuah lemari kaca yang berisi b
a, merasa jijik se
t pelan. "Tidak semua vampir ingin berperang. D
nis. "Jadi ini caramu meyakinkan dirimu
dingin. "Kau tidak tah
kat menghentikannya. Ia menoleh ke arah pintu, melihat s
adanya tajam. "Ada ma
lu menatap Claudia. "Tinggalla
mendengarkanmu?" balas Claudia,
meraih senjatanya, tetapi Vincent sudah lebih dulu bergerak. Dengan kecepata
uti Vincent, meskipun instingnya memperingatkan bahwa ini adalah keputusan
membuat bulu kuduk Claudia meremang. Ia melihat Vincent berdiri di tengah ruangan, berhadapan dengan
atu. Gerakannya begitu cepat dan mematikan, seolah ia menari di tengah pertempura
ang siap menancap di lehernya. Namun, sebelum ia sempat menyerang, Vincent muncul dan mencengker
rkanku?" bentak Vincent, s
membiarkan rasa takut menguasainya. "Aku tidak blurkan tangan untuk membantunya be
am. Di sisi lain ruangan, sebuah cermin besar memantulkan bayangan mereka
engan ekspresi bingung. "
di matanya. "Itu hanya salah satu hal yang ha
Kau bilang kau ingin menjaga keseimbang
alinya, Claudia melihat sisi manusiawinya-rasa sa
kembali," kata Vincent akhirnya. "Kemanusiaanku. Tap
in mengakuinya. Di balik semua misteri dan bahaya, ia m
ar, dan mereka berdua berbalik dengan waspada. Dari bayangan, Evang
Claudia?" tanya Evangeline, t
a padamu," balas Claudia, menco
iri di antara mereka. "Kau tidak akan me
Aku hanya ingin memberinya pelajaran tent
terintimidasi. "Kalau kau punya
. "Masalahku adalah kau, Claudia. Kau terlalu berani untuk manusia bias
ju, matanya penuh an
aku akan mengawasi. Dan kau," ia menatap Claudia dengan
i, Claudia menoleh ke V
-kata. Claudia merasakan ketegangan di antara mereka, tetapi ia tidak y
eh pertanyaan yang tak terjawab. Siapa sebenarnya Vincent? Dan apa yang ia sembunyikan
uhi oleh rasa bersalah dan sesuatu yang lebih dalam. Rahasia yang
*
ngar di belakangnya. Ia berbalik, tetapi jalanan kosong. Rasa takut mulai mer
serunya, mencob
i udara. Tetapi sebelum ia sempat bergerak lebih jauh, sebuah
tajam memantulkan cahaya lampu jalan. Kali i