e depan, tangannya gemetar di genggaman Bima. Di kursi belakang, Raka duduk
mbawa Raka bertemu dengan ibu kandungnya, Maria. Tapi meski ia sudah mencoba mempersiapkan diri, perasaannya tetap
uara kecil Raka memecah
hatinya gelisah. "Iya, Nak. Kita hampir sam
ngan senyum cerah.
reka katakan pada Raka setiap kali menyebut Maria. Bukan "ibu," bukan "keluarga," h
n mesin mobil dan menatap rumah itu dalam diam. Amara menarik nap
k. Kita
ampak tenang namun membawa beban berat di setiap langkah. Bima menggenggam tangan Ama
rdengar dari dalam. Pintu terbuka perlahan, menampakkan sosok seorang
ri
inar begitu melihat Raka. "Halo," sapanya
rti apa-apa, tersenyum
da cinta, rasa bersalah, dan kerinduan yang mendalam di matanya. Ia berjon
n?" Suaranya sjawabnya ceria. "
u teman Papa dan Mama kamu," jawab Maria akhirny
ebagai seorang teman, sementara di dalam hati ia i
ncoba mengambil alih situasi. "Raka, ayo kita masuk ke ru
mara. Maria berdiri sebentar di depan pintu, menarik napas dalam untuk men
erkedip, seolah-olah tidak bisa mempercayai bahwa anak yang duduk di hadapannya adalah dar
lu. "Raka, kamu tahu, Tante Maria
engan penasaran.
senyum pahit. "Aku serin
akan sesuatu sebelum percakapan ini semakin emosional. "Raka, s
tahu hari ini akan tiba, kenyataan bahwa mereka harus mengungkapkan segal
, ekspresinya bingung. "A
okannya kering. "Raka, kamu tahu b
agu. "Tentu, Papa! Aku saya
tang cinta dan perhatian," lanjut Bima, mencoba menemukan kata-kata y
ak. Maria yang duduk di seberang mereka tamppelan, "Raka, Tante Maria ... dia
kebingungan di matanya.
irinya untuk mengucapkan kata-kata yang paling sul
, dan akhirnya ke Maria, yang kini meneteskan air mata. Anak itu tampak k
kata itu perlahan, seolah mencoba m
berbicara. "Iya, Raka. Aku adalah ibu k
inya hancur. "Tapi aku harus pergi, jadi Papa dan Mama yang merawatmu
ah lainnya, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi. Amara tidak t
un yang terjadi. Tidak ada yang berubah," kata Amar
Raka mulai bergetar, air mat
ak. Tapi kami ingin kamu tahu kebenaran. Kami ingin kamu tahu bahwa kami
. "Aku tahu ini sulit, Sayang. Tapi aku ingin
wajah anak itu, tapi ia tahu ini adalah langkah yang harus mereka ambil. Meskipun berat, mereka telah me
ka masih panjang. Masa depan Raka kini terhubung dengan Maria,
ambu