rannya melayang, penuh dengan kekhawatiran tentang pertemuan dengan Maria beberapa har
desak? Bagaimana jika kehadiran
la napas, meletakkan cangkir kopinya, dan melangkah ke pintu. Ketika pin
rempuan paruh baya yang
andung Bi
ri kunjungan kali ini. Sari adalah sosok yang penuh perhatian, tapi ada sesu
melangkah masuk. "Ibu nggak mengganggu
saja tidak, Bu. Silakan masuk. Mas Bima baru b
lihat sekeliling dengan tatapan lembut namun pe
lagi bermain dengan mainannya,"
iran menantunya. "Amara, ada sesuatu yang ingin Ibu bicarakan. Ibu meras
epekaan Sari terhadap perasaan orang lain. Tapi kali ini, dia tidak siap untuk membu
Amara sambil tersenyum tipis. "
ingin tahu. "Amara, Ibu tahu ada yang tidak beres. Bima juga terlihat sedikit berbeda akh
aat ini dia merasa terlalu rapuh untuk membicarakan semuanya. Namun, di dalam hatinya,
ya bergetar. Tapi sebelum dia bisa melanjutkan, sua
arnya dan langsung melompat k
m kepala Raka. "Ibu akan buatk
enak sebelum menjawab, "
. "Baiklah, tunggu
tapannya yang tak bisa disembunyikan. Amara tahu bahwa percakapan mereka bel
unya dengan lembut namun tegas. "Amara, kamu tahu kamu bisa bercerita apa saja pada Ibu. Ibu mung
pikirannya. Suara lembut Sari membua
irnya, pelan namun sarat emosi. "Aku ba
duduk di samping Amara. "Apa yang kamu m
"Raka bukan hanya anak Panti Asuhan yang kami asuh, Bu,
tap tenang. Dia menunggu Amara me
ernama Maria sebelum kami menikah. Raka ... dia adalah anak dari hubungan mereka. Tapi Mas Bima
eberapa detik yang terasa sangat lama, dia bertanya pelan, "
u sendiri. Tapi kenyataan ini membuat segalanya menjadi begitu rumit. Aku merasa dikhia
sangat berat. Tapi kamu sudah menjadi ibu yang luar biasa bagi Raka. Meskipun
rsesat, Bu. Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak tahu apakah aku bisa mema
i menyakitkan, kamu harus ingat bahwa segala keputusan yang kamu ambil harus selalu mempertimbangkan yang terbaik untu
t, Bu, takut kalau Raka akan merasa bingung, atau bahka
yang mencintainya. Kamu adalah ibunya, bukan hanya karena darah, ta
kasih. Ada kelegaan kecil yang mulai merayapi hatinya
-
memberikan nasihat yang bijak dan menenangkan. Namun, meskipun nasihat ibu mertua membantu, masalah sebenarnya tetap
dirinya untuk melanjutkan percakapan yang sempat tertunda beberapa hari lal
ara tanpa berusaha menutupi rasa
mereka bicarakan bukanlah sesuatu yang mud
am sebelum memulai. "Aku suda
sar. "Kamu ceri
u cerita semuanya. Ibu sudah
kenyataan bahwa ibunya sekarang tahu
a mulai stabil. "Dia bilang bahwa apapu
sudah salah, Amara. Dan aku tidak berharap ini akan mudah. Tapi aku
r aduk. "Ini bukan soal kesempatan, Mas. Ini soal bagaimana kita akan melan
ambu