mengikuti bayang-bayang pohon yang berlalu cepat di jalan. Hatinya terasa berat, dipenuhi oleh perasaan bersalah
aria pelan, hampir tak terdengar oleh sopir d
sembilan bulan, anak yang pernah ia janjikan pada dirinya sendiri untuk dicintai dan dilindungi, kini telah tumbuh dengan cint
a Mama." gumam Maria, peri
spion, merasa ragu. "Bu, apa Anda baik
baik-baik saja." Tapi dalam hatinya, ia tahu bahwa ia jauh dari kata baik-baik
aku harus menyerahkan dia ke orang lain?"
n Raka dan Amara terus menghantui pikirannya. Bagaimana mungkin anak kandungnya bisa begitu dekat deng
deras. Suara Raka yang memanggil Amara "Mama" terus terngi
Bu, apakah Anda mau bicara dengan seseorang? Mungkin l
n perasaannya. "Tidak perlu. Teruskan saja. Tolong ..
s pada jalan, meninggalkan Maria t
yerahkan Raka lima tahun lalu. Saat itu, ia merasa tidak punya pilihan. Bima, yang dulu begitu mendukung
ih bayi terngiang-ngiang di dalam pikiran. Saat itu, ia berpikir bahwa menyerahkan Raka kepada Bima dan Amara adalah keputusan
segalanya. "Aku ibu kandung Raka, seharusnya ... aku yang dia peluk, aku yang di
erus terisak tanpa henti. "Bu, saya rasa kita perlu berhenti sebe
jang. "Terima kasih, Pak. Tapi tidak perlu. Say
ti, tapi mengangguk pelan seb
alanan kosong di depannya. Rasa sakit di hati sema
bantuan. "Terima kasih, Pak. Tolong jangan tunggu saya," kata Maria cepat sebelum berjalan masuk ke g
ayang, ada a
h menutupinya dengan kegelapan. Tidak ada satu pun hal yang bisa membuatnya merasa lebih baik. Semua terasa begitu s
-
. Dilihatnya nama Bima muncul di layar. Hatinya bergetar-ia ragu untuk
r, Maria mengangkatgar rendah dan penuh penyesal
ita lebih menyayangi wanita lain daripada ibu kandun
t. "Aku tahu ini sulit, tapi Amara sudah merawat Raka se
cian. "Apa wajar jika anakku sendiri tidak mengenaliku? A
ini sakit. Tapi kita membuat keputusan ini ber
arang, aku yang menanggung semua akibatnya. Aku
a menjadi bagian dari hidupnya. Tapi kamu harus
"Kamu tidak mengerti, Bima. Setiap hari aku teringat bah
Tapi saat ini, yang paling penting adalah Ra
lik itu semua, ada jarak yang semakin besar di antara mereka. "
ndari selama ini. Meski ia masih mencintai Raka, dan meski ia masih ingin menjadi bagian
dulu kamu benar-benar mencintaiku?
begitu terucap, Maria merasa jantungnya ber
alu akan begitu," jawab Bima akhirnya, meski terd
kira. Di balik semua ini, meski ia tahu Bima pernah mencin
ebih hancur. Duduk kembali di sofa, ia menatap kosong ke
lai, dan meskipun ia mungkin tak akan pernah mendapatkan kemb
ambu