peduli lagi padamu." Raka meliri
Tidak ada gunanya bicara dengan o
uara melengking yang memanggil m
Mas R
an sorot mata tajam, raut wajahnya sep
n tidak tahu malu. Kau pasti sedang men
L
menamparnya dengan sangat keras s
rasa panas menjalar di kulitnya, mening
memang ben
gangkat wajahnya, dia menatap Tia
jikkannya tu
t meresponnya, tamparan k
L
keras, dan lebi
n ada kilatan bara api yang
dak membuang waktu lagi dan langs
L
? Apa kau masih belum puas su
ng dan mundur beberapa langkah. Dia terdiam
lang. Beraninya
inya terasa panas. Rahangnya mengatup
-apaan ini," Raka
luan Aira! Tiara in
lan. "Apa kau bi
langnya, seol
a tajam sebelum kem
ara memang s
ar, kemudian suarany
epupu b
ra berubah m
lagi dengan tatapa
Ia menghela
? Bisa-bisanya kau meme
ata itu berhasil meng
kan Raka memasang ekspresi
sekarang menjadi bera
erkata seperti ini?" Aira melangkah leb
Aira tertawa kecil, namun tiba-tiba
i bahwa aku bodoh, karena aku mau menj
nya dalam lalu mengh
ah kembali ke dunia nyata." katan
aku, bukan lagi gadis bodoh yang menung
ka dan Tiara yang masih di
enar-benar me
, mau sampai ka
angsung memegang setir kemudi bersiap untuk tancap gas
Ia menatap Raka dengan bayang-bayang kecembur
n Aira tadi? Bukankah dulu Mas Raka t
Raka menatapnya
mengulurkan tangannya, mencob
panggiln
as. Dan justru, Raka malah mengangkat tangannya, menepis genggaman
fokus!" Bentak Raka, yan
ama dia Mas?" tanya Tia
a, tangannya semakin menc
Kau terus saja berbicara sejak t
erah, berusaha
buru, Mas! Kau menatap
ubah setelah bertemu Aira tadi, bahkan
iara kali ini. Hanya deru mesin mobil yang terd
k terasa mereka sudah sampai di
il dengan kasar, lalu berjalan masuk menaiki
ngsung menghadap ke luar. Dadanya naik tur
ra... Lihat saja kau, aku tidak
nnya erat, sorot matany