kan kantong es ke pipi kanannya. Aira benar-benar tidak habis pikir, matan
ng.
meja, ada sebuah pesan masu
buka pes
t foto in
e
a berdegu
nya terdapat gambar Aira yang sedang libura
ia yang tubuhnya lebih pendek darinya. Nadia dan Air
jahnya langsung berubah datar seketika d
arah yang menutupi sebelah wajah Nadia. H
." gumamn
ngkan skenario-skenario buruk yang mu
las Aira cepat
ni
eman kecilnya. Pikirannya berkecamuk, merasa gelisah. Masih terba
misterius itu pun kembali
k perlu t
n orang itu mengenalnya. Atau bahkan yang lebih buruk lagi, orang
Aku akan melaporkanmu p
ngan cepat
ku. Akan kupastikan temanmu menghilang dar
itu malah mengancamnya balik. Tenggor
k bisa di
cet tombol di teleponnya dan nekat menelpon
tik. Du
ya sebuah sua
Orang misterius itu meremas handphonenya
seru Aira dari balik telepon. Suaranya berget
takutan yang Aira rasakan, yang membu
itu, lalu siapa sosok yang meneror
berani men
terdi
" tanya Air
dan jangan pernah hadi
maka nyawa temanmu..." Pria miste
segalanya tentang dirimu. Dan urus
tikan sambungan teleponnya. Menyisakan Air
dengan Tiara? Dan dia yang menyuruh o
epan tempat tidurnya, m
Raka, kemungkinan besar memang ada san
ia tidak boleh bertindak terlalu jelas yang menunjukkan bahwa dia me
eras, mencoba menemukan jawaban yang masuk akal. Sebuah cara yang
tidak bisa berfikir jernih lagi. Ia pun masu
unakannya untuk berendam memenuhi indra penci
yang terasa hangat dan beraroma terapi i
kembali muncul memenuhi pikirannya tanpa izin. Hal ini membua
ihkannya, namun bay
lkan," ujar Aira ban
tuk mandi. Siapa tahu dengan cara ini, kenangan-ken
n duduk di balkon apartmennya. Menikmati keindahan ala
ang menjadi pemberi supply udara terbaik untuk lingkungannya. Aira
tengah gelas. Aira terkekeh kecil lalu kembali
tak di dekatnya. Saat jarinya sedang berselancar di sosial media, dirinya me
tentang jasa yang ditawarkan. Dan benar saja, ia menemukan apa yang ia cari! Ak
na, dan segera memesannya untuk melindungi Nadia selam
ng berisi wajah Nadia, dan satu foto lagi berisi tentang wa
eratan. Toh kalau dihitung-hitung, gajinya juga mencapai 200 juta sebulan, bahkan le
knya sendiri. Tetapi, mengingat Nadia dirinya menjadi sedih. Nadia me
beberapa kali sahabatnya itu menjalani kemoterapi di beberapa negara, t
a dengan cara berdoa, semo