ratusan di auditorium. Dihadapan mereka telah hadir Pak Bagaskara ya
g-orang yang kurang beruntung di luar sana. Dengan banyaknya pebisnis unggul yang mampu membangun perusahaan-perusahaan besar, maka jumlah penganggur
n mengeluarkan Handphonennya lalu membuka album fotonya disana. Axel mencoba menyamakan garis wajahnya dengan Pak Ba
Hanya Kebetulan
rsitas itu. Para Bodyguard pun Mengelilingi Pak Bagaskara beserta istrinya melarang para mahasiswa dan mahasiswi u
da calon mahasiswa dan mahasiswi untuk berkumpul sesuai dengan pilihan jurusan mas
pan sebuah gedung bertingkat. Saat Dia berbaris bersama teman-teman se- faku
a kakak senior itu semb
a kakak senior itu. Sekarang Axel tahu kakak seni
adanya hingga membuat mereka menjadi perhati
usan kampus ?" tanya Axel curiga yang
da attidude dan ngelawan panitia biar lo di DO dan status beasiswa lo dicabut?" ancamnya
kemana? yang jelas dia dibawa berkeliling jauh melewati lorong-lorong kampus. Saat tiba
suk
apa
uru! Ma
o!" Senyum Axel terlihat sang
au masuk atau gue lap
arena gue ngga sa
ar hingga Axel tidak memiliki kesempatan membalasnya sama sekali. Axel yang tersungkur akibat dor
alo berani nggak gini cara
nya kemaren sore bersama Siska itu sedang meraih pemantik api yang terjatuh dilantai. Mahasiswa itu laki-laki yang sama yang te
" tanyanya sambil mengeluarkan sebatang rokok lalu
itu udah ngehina gue mentang-mentang gu
da yang jadi premaannn
elukai fisiknya, Axel ingat pesan Pak haji Syahid guru silatnya,kalau hanya urusan kata-
ki itu lagi. "Kalo ada mahasiswa yang sok
harus berurus
tau sia
gg
ra?!!!. Kalo lo macem-macem dikampus ini ! Gue ngga bakal segan buat ngeluarin Lo dari sini! Apalagi cuma anak b
elah memisahkan dirinya dengan orang tua kandungnya karena ingin merebut harta kekakyaan pemilik kampus itu. Namun Axel belum mau memikirkan itu karena
takut!!, Karena Gue Ngg
n sudut bibirnya sedikit berdarah. Thomas yang masih berjaga di depan pintu p
a mengetahui yang mendobrak pintu adalah Axel yang nampak sembari mengipas ngipas kemejanya yang tertempel debu. Axel pun melangkah penuh kemen
s!!
nuju gilang untuk
polisi!" Ucap Thomas semba
sambil mengelap darah di bi
ah bikin Bos
pus atau polisi hingga semua mahasiswa dan mahasiswi tahu, Lo nggak bakal bisa kuliah disini lagi!"" Ancam Gilang. D
ap
mbawa dendam dan ke
*
terhenti saat melihat Siska tampak berdiri depan pintu kontrakannya. Dia heran kenapa Siska menun
unya lalu melayangkan tangannya hendak menampar Axel, beruntung Axel sigap mena
a mau nampar Gue?
ut gue ? Kalo lo kesel ngga gini caranya, Xel! Ngapain Lo bikin dia babak
a!" Axel pun berlalu meninggalkan Siska disana lalu membuka
mbil memanggil namanya. Axel tidak peduli. Tak lama kemudian Handphone-nya berdering. Axel bergegas meraihnya dan kaget saat tahu Pak Yog
o Pa