pria itu yang masih terduduk di kursi rodanya. Cahaya bu
elina mengulang pertanyaan Rafael, nadanya datar
nyataannya, kesepian adalah teman lamanya. Ia telah mengenal perasaan itu sejak lama-sejak ibunya meninggal, seja
k menunjukkan kelemaha
ela. "Kau seharusnya sudah terbiasa dengan kesendirian, Raf
sulit diterka. Lalu, dengan suara rendah, ia berkata,
ina tera
njebak seseorang untuk menikah dengannya, ia tidak menghanc
ata-kata Rafael m
e arah taman yang gelap di luar jendela. "Jan
ejekan seperti biasanya. Ada sesuatu yang berb
tetap seperti ini
a men
maksu
hanya terus menatapnya, se
k membuat Selina m
ta Rafael mengganggu pikirannya lebih lama. Namun, saat i
ikmati kemenanganmu
dadanya tiba-tiba terasa b
tu, sesuatu m
ali penuh atas situasi, kini mulai menyadar
pis datang, membantunya bergerak sedikit demi sedikit. Selina tidak peduli pada awalnya-baginya, R
ndapatkan kemba
totnya yang sempat melemah mulai kembali terbentuk
hatinya diliputi kecemasan
ndengar sesuatu yang
aku bisa berjalan lagi," kata Rafael dengan
doknya erat. "Bagus un
, mempelajari ekspresinya. "
ada ketegangan dalam suarany
ab. "Karena kau tahu begitu aku bisa
lina berde
Rafael
sa bahwa kemenangan yang selama in