asanya. Tubuhnya terasa tegang, pikirannya ma
erjalan lagi, kead
lanya, mengusik ketenangan
ruang latihan tempat Rafael menjalani fisioterapi setia
dengan bantuan alat penyangg
gaun tidurnya erat,
takan bebera
dak mau menung
ahnya dan tersenyum. "
hanya menatapnya dengan ek
lu, dan Rafael
asih dengan bantuan tongkat. Setiap langkah yang Rafael ambil terasa seperti
seperti dulu, maka s
ya akan
a membiarkan
m kamar pria itu. Ia berdiri di samping ranjangnya, men
tidak hanya mer
erasakan
uatan Rafael yang
dendam yang mungkin
tu-ia takut pada
ulai menyadari sesuatu yang l
ak hanya mem
tidak ingin k
ati sesuatu yang membua
melihat seorang tamu yang tidak
ng wa
jelas memiliki hub
ita itu tersenyum manis, duduk de
n jantungnya be
ini, tapi satu hal yang p
arahnya dengan tatapan penu
n telah