li ponsel baru. Aku menatapnya dengan tatapan ko
alon? Pasti banyak ua
ntuk melunasi hutang,"
apa?" tanya Zi
jawab apa. Aku tidak mungkin menc
u akan berusaha mencari uang lagi,
angkan. Usaha salonku tidak menghasilkan ban
rkan tawaran Pak Nung. Aku tahu ini sa
, aku menelepon Pak N" jawab Pak Nung, suaran
arakan tawaran Bapak lagi,
h menduga Neng I'in akan menghubu
memasuki kamar hotel, jantungku berdebar kencan
mulai mencumbuiku dengan lembut, seolah ingin m
t dan berpengalaman perlahan membangkitkan hasratku. Desahan kami mengis
n sensasi yang membuatku terbuai dalam kenikmatan. Aku melupakan
elah di ranjang. Aku merasa kotor dan jijik,
pakah Neng puas?" tanya
lan, tidak tahu h
h hutang lagi, Pak,
ntu saja, Neng I'in.
Pak?" tanya
a kali lagi," jawab Pak Nung, mat
ang salah, namun aku tidak punya pilihan lain. A
iriku. Namun, aku tidak tahu bagaimana cara keluar dari sana. Aku hanya bisa b