bekerja sekeras
men, dan kebutuhan pribadinya berjalan sempurna. Cedric Vellani bukan pria yang sa
an bukanlah pekerjaannya-m
g membingungkan. Kadang, pria itu bersikap seolah Lana tidak lebih dari seorang pekerja r
ric mulai mendekatinya den
engatur dokumen-dokumen di kantorn
rgi," katanya
a, bingung. "P
antungan. "Makan malam bisn
Tapi bukankah Anda bias
lalu menatapnya lama. "Hari ini a
ric tidak pernah melaku
kan. Ia
pilihan selain men
inggi sebuah hotel bintang lima, d
g di ruangan itu adalah pengusaha besar, mengenakan pakaian m
Cedr
siluet tubuhnya dengan sempurna, dan caranya berbic
ercakapan bisnisnya, Cedric ta
gerakkan tangan, pria
an pandangan, mata Cedri
tu sedang mengawas
ya menegang. Ia tidak tahu apa yang sedang ter
masuk ke dalam mobil,
ng, hanya diisi suara sa
am sepanjang perjalanan, tet
g kau in
bingung. "Ap
lurus ke depan, tet
a, Lana. Tapi kau memilih unt
na berdeba
k pernah berh
ng salah bisa meng
katanya, berusaha terd
utuh pekerjaan. Tapi tidak semua orang
a terpojok. "Saya hanya... ing
la napas, lal
ngan sesuatu yang ti
dingin, penu
ksud Cedric, tapi pria itu sudah kembali menatap
ahu, ini be
tinya, ia bisa m
semakin
emakin t
Lana tidak
menatap langit-langit sambil
empermai
ang menunggu saat yang t
erbunyi, me
melihat nama V
uara Valerie terdenga
lahkan. Aku tidak tahu ber
"Kau tahu, kau bisa mundu
mejamka
nd
da
elangkah t
dari dirinya yang tidak ingin
i rumah Cedric untuk menganta
irip istana-megah
akan pintu, membawanya
itu sedang berdiri di depan jendela
inta," kata Lana, me
atapnya lama sebelu
uka orang yang menyemb
men
aksud
lan perlahan
esuatu dalam sorot matanya ya
rang wanita yang but
enahan
an," lanjutnya, suaranya lebih pelan. "D
Lana b
bu
dah terla
kir lebih jauh, pria itu tib
a mencium aroma parfumnya-ar
yang tajam, seolah ingin
satu hal, La
ludah, tidak
terseny
ini baru sa