n wajah mereka yang hampir identik, meskipun mereka bukan kembar. Rambut hitam legam yang tergerai lurus, mata biru tajam yang seperti mencerminkan langi
pujian karena kecantikannya, kepintarannya, dan cara ia memperlakukan orang lain. Semua orang melihatnya sebagai sosok yang se
lakang kakaknya, selalu menerima pelukisan orang lain tentang dirinya sebagai "kakaknya yang lebih muda" atau "Mariana yang l
itu, segala s
a ia jelaskan. Sejak pagi hari, keluarga mereka, terutama ibu dan bibi, tampak tegang. Wajah mereka yang biasanya ceria kini terlihat kh
erbeda. Tiba-tiba, tanpa peringatan, ibunya dan bibinya menghadapnya dengan ekspresi yan
erat menggetarkan hatinya, "ka
a lebar saat mendengar kata-kata
nada lembut namun penuh tekanan. "Mariana... dia dalam keadaan yang... tidak seperti yang
. "Tidak mungkin. Kak Mariana? Apa yang terjadi padanya?"
ahnya tampak terluka. "Mariana... dia... d
menyambar kepala Eveline. "Hami
ngan suara rendah. "Itu... anak dari
ang ia yakini tentang kakaknya, kini terbalik. Mariana, sang kakak yang selal
ulit, tapi kamu satu-satunya yang bisa melakukannya. Demi na
rasa kering. "Apa maksudmu m
r... dia tidak tahu apa yang terjadi. Kamu harus menggantikan Mariana dan menikah
sederhana, Eveline tahu bahwa hidupnya
, penuh dengan kebingungan dan penolakan. "Kenapa harus ak
a yang bisa melakukan ini, Eveline. Kakakmu, Mariana, sangat takut. Jika kamu tidak
sayang kepada kakaknya dan kebencian terhadap tindakan yang harus ia lakukan. Tapi dalam hatinya, ia tahu. Ia tidak pun
ipun hatinya terluka. "Baiklah. Tapi hanya u
rusnya dikenakan Mariana. Wajahnya terasa tegang, dan jantungnya berdegup kencang, tidak hanya karena upacara
ng membuat Eveline tak nyaman. Tatapan Viktor yang tajam, seolah ia tahu bahwa ada yang tidak beres. Mungkin ia t
itahu Eveline untuk menyampurkan obat tidur dalam minumannya, agar Viktor tertidur dan Eveline tidak perlu menyerahkan k
saan bahwa ia telah membuat pilihan yang salah. Dan dalam hati kecilnya, ia tahu bahwa malam ini akan men