alam formal dengan orang tua, dan percakapan-percakapan kosong dengan teman-temannya seolah telah menjadi rutinitas yang menghimpit dirinya
a, setiap pertemuan yang dipaksakan, menambah rasa terperangkap yang semakin dalam. Mereka tidak pernah benar-benar berbicara tentang apa yang terjadi
as, membasahi jalanan yang sibuk. Ketika Tasya tiba, Kyler sudah duduk di meja dekat jendela, menatap hujan dengan
pi ketidaksukaannya. "Jadi, apa rencanamu hari ini, Kyler?" Suara Tasya te
belum akhirnya menyandarkan punggungnya ke kursi dan menatap
jian? Kyler, aku rasa kita sudah cukup jelas tentang itu. Kita
i tahukah kamu, Tasya, kadang-kadang kita tidak bisa lari dari apa yang telah kit
makin mencekam. "Apa maksudmu dengan itu?"
bisa menjelaskan semuanya sekarang, tapi... aku merasa ada sesuatu yang lebih dar
enganggap perjanjian ini sebagai lebih dari sekadar balas dendam kepada Vanessa? Tapi ia menahan
sedikit lebih lembut dari sebelumnya. "Kyler, kita hanya..
an itu tidak menghilangkan ketegang
nghindari tatapan Kyler yang terus tertuju padanya. Ia ingin merasakan kenyamanan dalam kebersamaan ini, tapi tidak bisa. Setiap kata yang keluar dari mul
ngkap dalam dunia mereka sendiri, saling menghindari kenyataan bahwa ikatan yang mereka miliki semakin rumit. Mereka bukan pasangan yang s
bil. Hujan yang terus turun membuat udara terasa dingin, tapi Kyler tidak menunjukkan tanda-tanda ketida
mencoba untuk mengalihkan perhatian dari kenyataan yang semakin menghimpitn
egitu juga aku. Tapi aku ingin kamu tahu satu hal." Kyler mengalihkan pandangannya
ng dengan kata-kata
hubungan ini berakhir dengan kita berdua hanya menjalani rutinitas tanpa makna. Aku tidak
idak ada sindiran atau ejekan seperti biasanya. Ia bisa merasakan ketul
, bukan? Kita hanya perlu menjalani ini sampai tu
. "Kau benar. Tapi terkadang, perasaan
bih jauh, tetapi kata-kata itu terhenti begitu saja. Apa yang seharusnya ia katakan pada Kyler? Apa
akin deras, membawa mereka lebih jauh dari
n diri dari semua ini, dari perasaan yang semakin rumit, dan dari kenyataan bahwa ia semakin terikat
gan senyum lebar ibunya. "Bagaimana pertemuan kalian? Sudah ma
egitu, di dalam hatinya, ada keraguan yang semakin menguasai dirinya. Kyler telah mengun
uduk di tepi tempat tidur, merasakan beratnya kenyataan yang semakin mengendap di dal
ndam akan muncul begitu saja, mengubah segalanya tanpa bisa dicegah? Tasya menatap lan
bahwa hidupnya tidak akan perna