Menengah Pertama. Meisya berdiri di depan papan pengumuman, matanya terpaku pada deretan nama yang tercetak dengan jela
, Bernard dan Max, yang berdiri di sebelahnya langsung berteriak, "Selamat, Mei!" Mereka langsung berpelukan. Meisya merasa lega dan senang,
i perhatian karena sifat mereka yang sangat berbeda. Eka, dengan sikap dinginnya, selalu terlihat serius dan cenderung menghindari keramaian. Sementara Frans, meskipun mirip, memiliki sifat yang jauh lebih ramah dan ceria. Meis
u ikut ujian remedial, ya?" Meisya tahu betul kalau Eka tidak suka bercanda, jadi ini adalah ke
gan tatapan datar. "Lulus," jawabnya singkat, tanpa ekspresi. Satu
pon yang lebih panjang. Namun, berbeda dengan Eka, Frans, yang bera
seperti kulkas 2 pintu yang dingin sekali. Tapi ya, tetap aja, d
mewakili Eka ya? Jangan – jangan kamu penerjemah kembaranmu ya,
aan. Kalau Eka sih, yang penting lulus aja. Yang penting
selalu singkat dan jelas, kayak nggak ada ekspresi di wajahnya. T
merasa kayak ada dua orang di rumah. Satu orang yang serius
obrol sama orang, ya?" tanya Mei
lebih nyaman dengan dirinya sendiri. Tapi... kada
Kamu nggak mau ikut liburan bareng kami, nggak?" tanyanya, meski ta
Jawaban yang sudah bisa ditebak oleh Mei
an acara yang bener – bener penting, ingatkan kamu. Tapi
eng, tidak mau deh! Eka mah, susah diajak bersenang – senang." Meisya m
enar.", ujar Frans me
cewek selalu benar kan.", B
ah merencanakan semuanya jauh – jauh hari. Berbeda dengan Eka dan teman – temannya, yang lebih memilih untuk segera mendaf
a tampak gembira dengan rencana liburan, sementara yang lain fokus dengan rencana masa depan
skipun hanya untuk beberapa hari. Dia merasa bahwa liburan ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk merefl
pannya. Baginya, waktu liburan adalah waktu yang kurang penting. Namun, dia tidak bisa mengh
ng masa depan mereka yang cerah. Meisya merasa sangat dekat dengan teman – temannya. Lia, Bernard dan Max selalu ada di sampingnya, m
dan ikut bersenang – senang seperti kita? Dari dulu dia susah sekali diajak liburan, walau dengan ke
eria dan santai seperti Frans. Tapi, dia tetap teman yang berharga. Meski dingin, Eka punya ca
ra dirinya dan Eka, serta antara Frans dan Eka, adalah hal yang membuat mereka begitu unik. Setiap orang memiliki
teman – temannya, termasuk Eka dan Frans. Mungkin jalan mereka berbeda, namu