rti dihantam sebuah truk. Ia mendengus pelan, mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Namun, semuanya kabur, terbalut dalam kabut yang tebal. Yang ia ingat hanyalah perasaan kesepian yang mengh
rn, ruangan ini terasa asing. Suasana kamar yang cukup gelap ini dipenuhi dengan aroma parfum dan bau alkohol yang samar, mencium hidungnya. Saat ia mengangkat
i malam itu? Mengapa ia tidak ingat apapun? Mengapa ia terbangun di ruangan ini? Dalam kebingungannya, ia berusaha mengingat jejak langkahnya semalam, namun semuanya semakin kabur.berdetak. Di sana, di sampingnya, terbaring seorang pria yang tampak begitu tampan. Wajahnya yang tampak jantan, dengan garis rahang yang tegas dan rambut hitam legam yang sedikit acak-acakan, tampak sangat ten
atinya berbisik. Ia mencoba mengingat semuanya, n
a? Dan mengapa tubuhnya terasa begitu rentan, terungkap tanpa perlindungan? Dengan tangan yang gemetar, ia mencoba menggoyangkan tubuh pria itu, namun ia terkejut ket
dung misteri. "Kau bangun lebih cepat daripada yang aku kira." Suaranya terdenga
olah terperangkap dalam tenggorokannya. Siapa pria ini? Mengapa ia terbangun di sini, di tempat yang b
n. Ia tersenyum dengan cara yang sedikit lebih mengesankan, tetapi ada sesuatu yang sangat misterius dalam senyumnya, sesuatu ya
a ingin tahu yang besar terhadap pria ini. Ia tidak tahu apakah ini sebuah kebetulan atau jik
r lebih patah daripada yang ia harapkan. Tubuhnya yang lemah terasa
bayangkan. "Kau tak perlu khawatir," jawabnya dengan nada yang lebih lembut, meskipun masih ada tanda tanya di matanya. "Se
n jelas. Namun, ada satu hal yang pasti-ada sebuah ketegangan yang tersisa di antara mereka, sesuatu yang lebih dari sekadar pertemuan kebetulan. Liv bisa
yang ia rasakan setelah melihat pengkhianatan itu masih menghantui dirinya, dan kini, di tengah kebingungannya ini, Liv merasa semakin tersesat
mencoba meraih pakaian yang tersebar di lantai. Pria itu hanya mengamati, tidak berkata apa pun. Ada keheningan yang a
narnya terjadi. Keinginan untuk melarikan diri dan menghadapi kenyataan yang lebih besar. Menghadapi siapa di
ngan itu, dengan satu pertanyaan yang terus menghantuinya