ebih di bagian bawah tubuhnya. Gadis itu tersenyum, sebelumnya dia sempat menganggap jika Kenandra adalah p
si membelakanginya itu. Cinta memejamkan matanya, dia tahu dia sama sekali tidak punya hak untuk marah menging
tu tadi malam membuat Cinta benar b
t d
ponsel Cinta, membuat gadis itu harus
ntuk pertama kalinya dalam tahun ini ak
a Raden dengan penuh semangat, membuat Cint
Dia hanya peduli pada tuan Muda
ur, pa."Balas C
aik padanya."Ujar Raden, dia bahkan sama s
point, dia tahu ayahnya tidak akan menelponnya ji
a." Ujar Raden pada akhirnya,dia bahkan terlihat sama sekali tidak sega
k datang ke rumah mereka, membayangkan jika dia akan berkomunikasi den
dra jadi merasa di atas awan. Memangnya kamu kalo nggak ada papa masih hidup nggak sampe sekarang? Mikir!" Ujar
m hatinya, kilas balik tentang bagaimana buruknya masa laluny
pa." Balas Cin
agi Icha pulang." Ujar Raden, bahkan tanpa memperdulikan balasan d
g tak pernah ada yang berjalan mulus untuknya. La
rjalan dengan susah payah ke kamar mandi untuk menghilangk
dengan seluruh tubuh yang terasa sakit di iringi dengan kepalanya yang berdenyut n
ngung, semakin bingung lagi saat dia terbangun ta
ba tiba saja kilasan balik tentang apa yang terjadi padanya dan Cinta kembali terkenang. Pria itu memejamka
nggeleng gelengkan kepalanya pelan, tidak seharusnya dia merasa bersalah di saat dia memang menika
dirinya sendiri, matanya menelusuri seluruh bagian kam
uk menikah denganku." Ujar Kenandra, dia terlihat sama sekali tidak merasa bersalah karna baginya Cinta tak jauh berbeda dari gadis gadis di luar sana. Apalag
rlihat sudah rapi dengan pakaian serta dengan rambut panjangnya yang basah dan tergerai. Gadis itu melirik sesaat ke arah Kenandra,
?" Tanya nya de
tai seperti biasa, seolah apa yang terja
penasaran, dia berpikir jika apa yang tadi malam dia
k maka pihak itu akan membayar lima kali lipat?" Ancam Kenandra dengan nada santainya, dia tahu meskipun
ta tanpa menoleh sedikit pun ke arah Kenandra. Membayangkan pria itu menyetubuhin
, merasa aneh karna dia sudah menudu
yak dan sudah mengering terlihat ada di beberapa bagian kasur itu saat dia menarik selimut untuk membungkus tubuhnya. Kenandra melirik sekil
odoh yang tidak tahu apa arti dari darah itu dan ju
ik bertanya, dia masih enggan berb
ar Kenandra, tiba tiba saja dia di selimuti oleh rasa bersalah. Bukan hanya sekedar karna d
pula kontrak ini selesai." Ujar Cinta, dia membohongi dirinya sendiri dan mengatakan seolah olah
ur sebentar."Ujar Cinta, dia kemudian melangkahkan kakiny
n kakinya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersih
rsih dia pun langsung melangkahkan kakinya menuju ke arah Cinta yang masih tertidur lelap. Rasa bersalah masih menyerga
." Ujar Kenandra, dia bingung har
." Ujar Kenandra sekali lagi, dia memutuskan untuk tidak memikirkan semua
lelap pun segera bangun. Gadis itu mengerutkan keningnya, terlebih saat dia
yang sudah aku lakukan tadi malam." Ujar Kenandra, membuat Cinta hanya bisa tersenyum tipis. Padahal dia bisa saja mengatakan permintaan maafnya dan ma
rniat untuk menolak tapi tidak juga untuk menggunakannya, d
gan Kenandra. Dia hanya melihat wanita murahan dan matre yang bahkan tak mendebat saat dirinya di