img DIGILIR PREMAN (Istriku Dibawa Kabur)  /  Bab 1 Terbuka Tabir | 14.29%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
DIGILIR PREMAN (Istriku Dibawa Kabur)

DIGILIR PREMAN (Istriku Dibawa Kabur)

Penulis: Fajar Merona
img img img

Bab 1 Terbuka Tabir

Jumlah Kata:1555    |    Dirilis Pada: 08/05/2025

mengganjal di dadanya, seperti firasat buruk yang tak bisa dijelaskan. Bahkan sejak dalam perjalanan

mendapati pintu kamar sedikit terbuka. Langkahnya terhenti sejenak. Ia mendengarkan. Detak jantung

neh. Ferdy menahan napas, merasakan sebe

R

dobrak pintu dengan kasar, men

ggema, parau, penuh kemarahan dan ketidakpercaya

rtangkap basah melakukan sesuatu yang tak seharusnya. Tangannya gemetar, meremas u

n dulu?" Suaranya nyaris tak terdengar. Wajahnya tak

icko-terduduk kaku. Matanya melebar, tangannya mengepal di atas sel

hnya pias. Kekhawatiran jelas terpancar di matanya, tapi

a. Rahangnya mengeras, tatapannya menajam, mengun

a di kamar kita, Tania?! JAWAB!" suara Ferdy mel

endak menenangkannya. "Mas Ferdy, dengar dulu... Ini n

ku kira? Jadi, apa yang sebenarnya terjadi, Tania?" suaranya

minya dengan sorot memohon. Namun air

t bicara. Aku merasa... kesepian," ujarnya dengan sua

a di kamar kita? Di atas tempat tidur? DALAM KEADAAN SAMA-SAMA BUGIL

pernah ada buat istrimu! Aku butuh seseorang yang bisa dengerin aku tanpa me

amar kita?" Ferdy mengarahkan pandangan menusu

icko dengan suara rendah, menunduk dalam ketaku

ahan diri lagi. Ta

L

at tubuh pria itu terdorong ke belakang. Tangannya ref

a penuh gemuruh kemarahan. "LU PIKIR

dy dengan kedua tangannya yang mungil. "MAS FER

dicintainya. "Aku keterlaluan? Tania, kamu yang bawa pria lain ke kamar

angkah, dadan

rdiri perlahan, mengenakan pakain dengan t

af, Mas Ferdy,"

sini, BANGSAAAAT!" teriaknya, memuntahkan seluruh amarah

uru pergi. Ferdy menatap Tania penuh a

n langkah berat, Ferdy keluar, menutup pintu dengan hentak

pasti Nazwa dan Rayhan belum pulang dari rumah

sejak lama menjadi tempat pelariannya. Angin sore menyapu wajahnya. Langit berubah warna-sembur

il itu. Cerewet soal gorden, ribut sendiri memilih warna cat yang katanya har

-cadel, gemetar, tapi menggetarkan seluruh jiwaku. Tania men

an Tania, di sebelahku-lelah, tapi penuh bahagia. Lima tahun... ya Tuhan, lima

kerjaan, pakaian, bahkan tempat tinggal. Aku ajari dia mengenal Tuhan, aku ken

irih. Ferdy memejamkan mata, membiarkan angin membelai wajahnya

n jawaban. Mungkin ketenangan. Atau mungkin ha

embawanya pergi, seperti waktu yang tak bisa ia genggam. Udara malam mulai turun. Da

ng semakin tak karuan. Setiap detik terasa begitu berat, dan kesepian semakin

dalamnya telah pergi, meninggalkan kesepian yang menggerogoti setiap sudutnya. Langkahn

n menjadi. Begitu pintu kamar terbuka, hatinya langsung mencelos, terhemp

i Tania juga raib, bersama semua surat-suratnya. Semuanya menghilang, seolah tak pernah ada. Ruangan ini kini

rapan yang sempat ada, hancur seketika. Ia berharap menemukan sesuatu-apa p

tergeletak begitu saja, seperti sebuah pesan yang sengaja ditinggalkan

rasa begitu berat, seolah beban dunia ada di dalamnya. Ferdy mem

RAYHAN BUKAN ANAKMU, KAMU L

gannya bergetar hebat, tubuhnya terasa hampa, seolah tak lagi terhubung dengan dunia ini. Napa

ang harus dilakukannya. Pikirannya menolak untuk percaya. Tidak. Ini tidak mungkin. Ia tidak bisa menerima kenyataan ini. Tapi hatin

siknya pelan, suaranya hampir teng

g mengguncang tubuhnya. Namun tak ada yang bisa ia lakukan. Tubuhnya terg

ka yang entah kemana. Ia juga tidak terlalu merespon kedua orang tuanya, yang dulu memaksanya menikahi Tania.

g tidak akan lagi ikut campur urusan

ana perjodohan mereka untuk kedua adiknya. Ferdy merasa dirinya telah menjadi tumbal atau perisai untuk masa

iknya bahagia dengan pili

lanjutkan hidup. Setiap langkah terasa menyiksa, seola

ang menganga di dalam hati dan tak kunjung sembuh. Hari demi hari te

lain terus melangkah... walau tertatih, w

*

ni. Seru menegangkan, bikin panas dingin dan tak ten

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY