ah santai menyusuri jalanan kompleks. Langkah kakinya mantap, r
yang cukup membuat kepalanya penat, jogging seperti in
dari ekspektasi. Sambil menyeka keringat di pelipis dengan handuk
-seolah dunia sedikit lebi
sung pulang. Ia belok ke jalan menuju pasar, lebih tepatnya Toko
esekali ia diberi bonus sabun atau mi instan cuma-cuma, apalagi kalau sedang bawa cerita lucu atau kabar
untuk belanja bulanan. Istrinya lebih suka ke supermarket besar yang ber-AC dan estetik, tapi jarang h
, suasana pasa
tepat di dekat lapak bawang dan tomat-t
s! Uang say
osnya kusam, otot-otot lengannya terlihat dan ada beberapa tato buram di leher
uang! Gua balik semua d
Beberapa pedagang lain berbisik, "Itu si Gimbal, anak ba
ak ada sorakan heroik, hanya bunyi
" ser
leh. "Apaan
n lu dari keru
lalu terkekeh. "Wah, sok jagoan
untuk membuat si Gimbal sedikit ragu. Tapi seperti kebanyakan pr
sebelum gua cabut
udung ibu pedagang itu, dipelintir ke belakang dengan gerakan bersih. Gimbal terhuyung, mulutnya mengumpat, t
kan tubuh dan menangkap lengannya, lalu mengaitkan kaki di belakang lut
. Beberapa ada yang bersorak, bebera
. liat
Fer
jambret itu, kan? Yang ngejatu
annya ke punggung dengan teknik penguncian. "Lu kuat,
memanggil petuga
masih menangis, kali ini karena lega. Ferdy memu
, Mak," uja
pas dalam, dan berjalan lagi. Langkahnya santai, seolah ke
gudang mini dengan tumpukan karung beras, rak minyak goreng
un itu langsung meletakkan pulpennya dan berjalan cepat mendekati pintu. Senyumnya merekah
uga aku kangen," ujarnya hangat s
tanpa berlebihan. "Kangen bel
Tapi lebih kangen ketenangan yang selalu
gegas keluar. Salah satunya mencium tangan Ferdy begitu saja. Ferdy aga
" ujar Ferdy, separuh malu, separuh s
yang ngajarin begit
ulu bikin toko ini bisa tetap buka sampai sekarang. Kalau bukan karena
has panjang. "Itu sudah lama, Tan. L
awang sebentar. "Iya, iya... memang. Tapi tetap
seorang kakak atau ibu. "Ayo, ayo. Butuh apa aja hari
ling pandang. Bukan karena kesal, justru karena mereka tahu: ketika Ferd
ikumpulkan dan ditumpuk rapi di dalam ka
an kayak biasa," ujarnya sambil
erpura-pura tak paham. "Kenap
at. "Tan, aku pelanggan tetap, bukan cu
dy... Kamu tuh kalau gak ganteng dan galak, p
unya orang tua, Tan
rga sesuai etalase, Tante Mila lal
Saya bawa sendiri, pe
n aku juga mau ke rumah saudara yang kebetula
kecut. "Itu mah
mak
anda kalah. "Ya udah deh.
di hanya memperhatikan ikut berseru, "Wuih,
n lain cuma dikasih plastik, i
para anak muda itu mengacungkan jempol ke arahnya s
berbisik ke Ferdy, "Kadang aku berharap... kamu tuh jangan
i Tan, aku enggak pernah
yang bikin su
t lebih asi
ncur dengan Pajero milik Tante Mila. Niwan han
na sih tepatnya?" tanya
, di atas bukit. Bisa lew
a? Katanya banyak per
di bagian belakang. Say
bisa cuci mat
ya dilihat dong. Kan tiap hari
u nggak kelihatan udah puny
arga, mantan tetangga. D
dohin
hin sam
un makin santai, bahkan m
kelab? Sama cewek-cewek malam i
a berkerut. "M
tidur sama salah
pernah, Tan. Duit aja pas-pa
grati
. Yang di rumah
mu. Tapi mungkin istrim
Saya nyaman sama i
n cuma ramah, tapi punya sisi lain y
ila berubah. "Mas Ferdy pu
a-lama jatuh cinta juga. Udah puny
ya sulit dibaca. Ferdy mulai mer
i banyak nanya. Sekarang gan
sudn
s, tapi nggak perna
bah. "Dia jarang ke sini
ke
ng pulang. Dia buka kios baru
k pelan. "Tante
a. Tapi lama-la
apa
ap. Mungkin karena udah tua.
rius. "Tante masih cantik.
*