img DIGILIR PREMAN (Istriku Dibawa Kabur)  /  Bab 7 Didatangi Ayahnya Rizky | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 Didatangi Ayahnya Rizky

Jumlah Kata:1598    |    Dirilis Pada: 08/05/2025

ku udah coba berbagai cara. Tapi nggak ada yang ber

alu, "Boleh nanya yan

la melir

nggak... ya, ti

dur di rumah sih, ya kadang di sofa. Tapi hubungan suami-

ihat kekecewaa

, kalau me

ukur bisa curhat. Udah la

gunany

m hangat. Mobil berhenti di

n, Tante Mila menahanny

apa,

ini kamu se

ning. "Sepertinya si

arga. Udah lama nggak jalan-jalan. Bisa teman

api kalau perjalanannya jauh atau sampai menginap, ia harus mempe

n?" rayu Tante Mila d

u jadwal. Takutnya ada urusan ngedadak. Maklumlah bis

abarin aku ya, kapan

ahakan secep

ditemani jalan aja kok. Kalau Niwan bisa bawa mobil sih,

, Ta

ahu rumahnya yang sebenarnya bisa dikatakan paling mewah dan besar di kompleks itu. Ferdy memang senantiasa

rang belanjaannya ke rumah dengan menyusur

melakukan pekerjaan kasar, walau semua tahu, siapa Ferdy y

eskipun dia sangat mampu melakukannya. Sebagai pebisnis sukses yang pernah tumbuh da

n mereka bukan untuk membinasakan, melainkan untuk membina. Di tangannya, banyak ana

ng tak pernah benar-benar bisa dijelaskan dengan logika. Ia terpikat oleh sisi liar lelak

buatnya merasa hidup, bebas dari segala kemapanan dan kendali. Atau mungkin, karena di balik jubah keanggunannya, Tania menyimpan dahaga

han yang masih asyik mengempeng botol susu. Bukannya membantu, keduanya malah sibuk "ikut terlibat" dalam uru

ang tersisa. Untunglah Tania datang seperti pahlawan super-lengkap dengan daster da

ar Mama yang beresin!" katanya sambil m

ng rindang, ia duduk berselonjor sambil mengawasi Rayhan yang mengejar ku

n senyum tenang. Harmonis, hangat, dan jauh dari drama. Tidak heran jika beberapa tetangga yang kebe

a puluhan, mengenakan sarung dan kaus oblong-Pak Hamdi, ayahnya Rizky. Lelaki tua itu diken

ntar?" sapanya sambil melirik ke arah Rayh

kursi plastik. "Lho, Pak Hamdi, m

Rizky, anak bungsunya yang sering nongkrong di halaman belakang i

itu, badungnya kebangetan. Hobinya kebut-kebutan tengah malam, nongkrong sam

gan bisa kalem. Kena omongan njenengan itu, lho...

ya pedas, kelakuannya ngeselin, tapi hatinya empuk. Anak itu memang but

u apalah yang njenengan bisa. Bukan buat cari uang, tapi biar dia ngerasa punya arah. Kalau denger

anak itu. Ibarat petasan, nyalanya kenceng, tapi masih bisa

tu-tempat yang sederhana, tapi bagi anak-anak muda kampung ini, seperti markas impia

ang taruna... saya tahu dia masih punya

ya, Pak. Hatinya besar. Cum

i atasnya tersusun rapi sepiring besar ayam goreng, sambal terasi

tan," ujarnya sambil meletakkan makanan di meja kayu kecil di tengah halaman. Suara

saya selalu betah main ke sini. Rumah ini adem... ena

i, udah lama lho Rizky gak nongol. Kemana aja sih anak itu? Biasanya

dia... makin ke sini makin sulit ditebak. Kadang katanya tidur di rumah temennya, kadang malah katan

ahal anak itu pinter, idenya selalu nyeleneh tap

erdy. Minta tolong, kalau bisa diajak pelan-pelan. Saya percaya

cuma nyasar arah. Biar saya tarik pelan-pelan. Lagian, saya juga butuh tim buat proy

erdy. Saya gak bisa balas apa-apa, tapi kalau

gan tenang. Tak ada suara TV, tak ada gadget, hanya obrolan ringan, sendok yang

ak manja. Justru bandelnya itu yang jadi daya tarik. Kalau bicara, ceplas-ceplos. Kalau tertawa, bisa menular. Tapi yang bikin

muda, ya..." ucap Tania pelan sambil tetap si

ngadepin bocah keras kepala, cuma d

ng Dedi Mulyadi, Bapak Aing, Gubernur ki

arakan. Tapi dia memilih diam. Ia bukan tipe suami posesif, dan Tania bukan perempuan sembarangan. Mer

dan Rayhan kini duduk berdua sambil makan kerupuk. Senyum merek

dua malam bersama Rizky, benar-benar tak akan pernah dia lupakan. Rizky ba

waktu dan kesem

*

da adegan dewasa yang lebih eksplisit

ma k

*

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY