ecara kata dia kan, punya banyak uang. Meski yang aku tahu gaji kepala sekolah itu hanya sekitaran tiga juta perbulan meski belum masuk tunjangannya. Tapi, aku rasa uang gaji ayahnya menjadi ke
di kelas tiga smp belum bayar spp. Jadi terpaksa deh uangnya ak
k ada lagi sih, Ta? Uangmu
" ujarnya seraya melirikku dan di ikuti tatapan yang lain. Apaan sih maksudnya? Kayak aku pernah mencur
i bantu kasihan juga. Di kelas ini kan cuma Thalita yang biasanya punya banyak uang. Apa kit
sudah habis ta
udah aku b
h aku tabung
ir begitu saja dari m
Maryam saja yan
ra hingga membuat sem
halita. Ia tertawa terpingkal-pingkal
lum saatnya membuat mereka semua mati berdiri. Biarlah nanti mereka menyadari tanpa harus di beritahu. Orang yang kaya, tidak akan per
ana ada uang? Untuk makan sehari-hari saja mungkin sus
k gitu, dong. Siapa
ar
ahan menampung rahasia. Wajah putihnya sudah memerah layaknya udang rebus, namun
lagi ngehaluin dia jadi anak orang kaya. Duit lima ratus ribu itu aja mungkin belum pernah
itu,
angan nge
agaimana
il menghentikan semua cemoohan mereka. Kini, semuanya h
ng sekolah nanti. Aku fikir ayah tidak akan keberatan jika uang ini aku pakai dalam rangka membantu orang lain. Toh, selama ini ayah selalu mengingatkan agar kami anak-anaknya harus
-anak itu padahal Thalita dan komplotannya ada di ruan
n gih. Gak k
Akupun tidak tega sebenarnya. Tapi, entah ba
ana,
aku pada ke tiga anak smp itu. Jika tidak di antarkan saat ini juga, p
nanya kami akan mengantarnya langsung ke rumah
asnya. Entar ada yang hilang, lagi." Thalita mengibas-ngibaskan jil
a kek begitu? Emangnya kamu ada
ia kumpul dari kelas satu sd
h ngegadaian uang tabungan. Lebih baik itu kamu beliin sama beras sekarung dan ayam satu ekor. Biar bis
seadanya. Biarkan ia jungkrak
rtawa lepas. Dia gak sadar saja, andai otaknya yang di jual di pa
angannya." Tari angkat suara seakan tengah memberi pengumu
enar ka
nak smp itu t
kolah di dekat kantin." ujarku akhirnya
n? Ahh...Hati-hat
agi peduli. Biarlah ia pusing tujuh keliling memi
ambu
ah guys....Biar ot