E
i perawatan di rumah sakit. Cindy juga sudah dioperasi hingga patah tulang kaki yang ia alam
sa beraktivitas seperti biasa. Bahkan, beliau baru saja pulang dari Jepang den
ahku yang mengemudi dalam keadaan mabuk, sudah me
ya padaku atau masih menyimpannya. Aku sendiri hanya bisa diam. Sudah terlalu ban
. Keuntungan proyek yang aku dapatkan, habis hanya untuk membayar biaya kesehatan, ganti rugi
u tetap merasa sedih. Kerja kerasku tidak bisa kunikmati lagi.
ukan bisnisku. Aku disuruh bekerja sebagai asisten ketiga Papi di sela-sela waktu kuliahku. Gajiku digunakan u
ya. Menyuruhku melakukan pekerjaan remeh tapi melelahkan seperti membeli kopi di kafe yang terletak di lantai b
ia'. Yang ada hanya Kenzo, pekerja kel
Mami di bandara. M*rced*s S-Cl*ss S 450 Lux
elah usai melakukan perjalanan jauh yang tidak hanya menguras tenaga d
ak sibuk dengan ponselnya. Tumbe
ya," kata Mami sekonyong-konyong,
Asma? S
an lalu," sahut Papi yang ternyata sudah membuka matanya. "Besok Pa
wa mereka ke rumah sakit dan menunggu di sana hingga Mami datang. Aku dan Cindy sendiri harus ditolong oleh petu
adalah penjual kue itu. Papi pun demikian. Kudengar Mam
i brownies buatan Husna. Melalui orang lain, Mami memesan brownies
g peralatan dan bahan-bahan yang Husna perlukan, Mami langsung bergerak cepat dengan mengirim iklan khusus ke akun sosial media gadis itu. Menawarkan sebuah ru
pengorbanan gadis itu, sudah sepadan dengan apa yang dia lakukan untuk menyelamatkan Papi d
ang budi pada Husna. Untuk menuntaskan balas budi mereka, Mami dan Papi
buat hidupku kelak jungkir balik. Bukan karena dia menggangguk