g perlahan. Pak Radit berdiri di pinggir kolam, peluit menggantung di lehernya yang berkeringat. Latihan ekst
ak denga
h permukaan. Rambut hitamnya yang panjang mengambang di sekitar bahunya, dan bikini merah yang dipakai
anggil Pak Radit, mencoba menjaga
aik, air mengalir di lekuk tubuhnya, membasahi kulit putihnya yang berkil
tnya pada dirinya sendiri
ya tidak me
it kem
lam ketika suara pintu kamar mandi siswa terdengar berderit. Dia
at, berencana hanya
i sini?" panggilnya s
ada ja
yang ternyata tidak terkunci. Ruang ganti
ni
rahnya, handuk kecil terjatuh di lantai basah di kakinya. Dia seola
Tidak m
dit me
tupi diri. Dia malah berpaling perlahan,
anya seperti madu yang dituan
ak berusaha
purna, tertekan oleh bikini yang nyaris tidak cukup menutupi putingnya. Perut rata dengan otot halus bekas
bibir Kania, seolah tahu persis apa yang s
kan bagaimana celananya tiba-tiba menjadi ketat, bagaimana
i
s pergi.
dia berbalik. "Apa Bapak tidak m
un dengan sengaja,
uk, mengambil handuk, dan melemparkann
" katanya, suaranya lebih ka
menunggu
oba menenangkan nafas. Dia menyalakan AC dengan maksimal
nya be
dari nomor
mbuat Bapak t
a berdegu
edua datang-
api cukup untuk m
inya menarik tali bikini merah itu ke samping, hanya cukup
n ke
ak ingin lihat
Radit mendapati tangannya sud
*
el Pak Radit ketika dia masuk ke r
Pak. Untuk lomba antar s
m polos, kontras sekali dengan
napas, jarinya
am 4 sore. Pakai
ap Kania akan mematuhi aturan kali ini. Tapi s
*
tiba di lapangan sekolah. Tempat itu sepi-hanya beber
i, tapi yang membuat nafas Radit ter
ih kecil. Kain putih tipis itu melekat di setiap lekuk tubuhnya, dan celana
" sapa Kania dengan senyum manis, seola
rd. "Kita fokus pada squat
tihan d
Radit, berusaha menjaga nada profesi
guk, lalu melakuk
saat benc
na pendeknya yang sudah mini itu naik, sedi
da
ampir t
is itu tidak memakai celana dalam sama sekali. Kulit halusnya berkil
masih dalam posisi squat, seolah tidak
ngannya. "Cukup!" batuknya. "Kamu... kamu melaku
senyum kecil, dia berbaring
esialannya, harus berdiri
ketat melorot ke depan, memperlihatkan belahan payudara yang me
20..." napas
lam posisi push-up, kepalanya tepa
ata gelap menatap ke atas.
an, celana trainingnya membentuk tendan
cepat-cepat masuk ke ruang gan
knik start yang benar," katany
rbahaya. Tapi tubuhnya meno
i," jawab
iba-tiba menekan pintu, menjebak
mengenai leher Radit, "Bapak bi
gan sengaja menggesek sesuatu ya
*