berlumuran darah segar yang mengering di setiap inci kulitnya. Para Zombie m
t pendek berwarna silver berponi yang tertiup angin, dan seorang wanita cantik, i
perisai dalam pertempuran hidup dan mati. Tangan mereka mant
Dor
kuk jeritan dan geraman. Satu per satu Zombie tumbang dengan
gga
aah
gigit bibir menahan rasa sakit yang luar biasa. Tangan kirinya berlumu
h. Ia berbalik seketika, senjatanya terus menyalak membantai Zombie yan
dalam pelukannya. Satu tangan memeluk erat, melindungi tubuh rapuh wanitahi wajahnya. Dengan suara yang bergetar penuh penyesalan, ia berbisik
a terdengar serak, hampir pecah oleh emosi. "Aku akan tet
han, dan cinta yang tak tergoyahkan. Ia mengangkat tubuh wanita it
ah, ia berseru, "Ki
meski terluka, tak mampu menahan air matanya. Di dalam pelukan pria it
terus mengiringi langkah mereka. Namun satu hal jelas di tengah kege
ntuh layar ponsel. Mata gadis itu berbinar penuh antusias, terpaku pada adegan dalam game yang sedang i
Tolong bel
eras hingga bisa jadi satu RW mendengarnya. Teriakan itu menghancurkan gelembung indah yang meling
memelototi layar ponselnya dengan tatapan pilu, seakan memohon agar game itu tidak men
kspresi wajahnya menggambarkan seseorang yang baru saja kehilangan hart
adalah genre otome action, sebuah inovasi langka dari developer Another World Universe (A.W.U.), yang biasanya hanya memproduksi game untuk pasar pr
ju pintu kamarnya. Saat pintu terbuka, ia disambut oleh dua anak kecil-kedua adik kandungnya, usianya mungki
seru mereka seremp
rahkan ponselnya, mengorbankan aksesnya ke dunia L.Z. untuk dua anak kecil itu. Gerakannya begitu l
ya bisa menggerutu, "Kenap
al. Langkahnya malas menyusuri jalanan kecil, sendirian, hanya ditemani desiran angin yang menerpa wajahny
kalau dunia ini diserang virus Zombie," katanya pelan, senyumnya kecil tapi penu
ang ke dunia idealnya, sebelum menggeleng keci
damai itu tak
raw
seperti manusia. Seketika tubuh Ara menegang, rasa ngeri menjalar ke seluruh tubuhnya
nalah ia
buan, berlumuran darah kering dan segar, dengan mata kosong yang menatap
mbi
seolah ingin melompat keluar dari dadanya. Tubuhnya gemetar, tapi naluri bert